JAKARTA — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena diminta membangun tata kelola kebijakan pangan berbasis kelautan dengan mendirikan Bulog Ikan di provinsi tersebut.
Tokoh muda NTT, Marianus Wilhelmus Lawe menilai langkah ini penting untuk mendongkrak pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masyarakat, sekaligus mendukung Program Ketahanan Pangan dan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
“Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan. Saya mengusulkan agar Pak Gubernur membangun tata kelola pangan nasional melalui Bulog Ikan di NTT agar dapat menunjang pengembangan potensi ekonomi berbasis kelautan sesuai dengan karakter wilayah,” ujar Marianus di Jakarta, dikutip Bergelora.com, Selasa (3/6/2025).
Marianus juga mengapresiasi kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming ke Kawasan Ekonomi Perikanan Bebeng, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, awal Mei lalu.
Menurutnya, kunjungan tersebut membawa pesan penting bagi gubernur dan jajaran pemerintah daerah.
“Kehadiran Wakil Presiden di NTT, khususnya di Flores, membawa pesan bahwa saatnya pembangunan diarahkan ke laut. Potensi kelautan perlu didorong, didampingi, dan diberdayakan agar para nelayan tradisional dimuliakan secara ekonomi dan kesejahteraan,” kata Marianus, seorang chief engineer senior asal NTT.
Ia menambahkan, dalam membangun ekosistem pangan kelautan, nelayan tidak boleh ditinggalkan. Kelompok usaha nelayan harus didukung agar bisa tumbuh bersama dengan perusahaan perikanan skala besar.
“Bantuan tidak boleh hanya berupa alat tangkap tradisional. Nelayan juga perlu akses permodalan agar usaha mereka naik kelas, dengan teknologi dan peralatan tangkap yang lebih modern,” ujar Marianus yang memiliki pengalaman bekerja di berbagai perusahaan asing di perairan Arab Saudi dan Australia.
Tokoh muda asal Lamawolo, Ile Ape, Lembata ini juga berharap Gubernur Lakalena sebagai pemimpin muda tampil dengan pendekatan transformatif dan berani mengambil langkah radikal demi membangun NTT dari laut.
“Kita ingin ada inisiatif baru. Laut harus dilihat sebagai kebun pangan dan sumber pemenuhan kebutuhan lainnya. Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur NTT punya jam terbang nasional. Saatnya mereka mengajak rakyat ‘berkebun’ di laut,” tambah Marianus, alumni Universitas Trisakti, Jakarta.
Menurutnya, kehadiran Bulog Ikan sangat penting untuk menjaga stabilitas harga jual ikan, terutama saat hasil tangkapan nelayan melimpah. Ini sekaligus bisa menghindari penurunan pendapatan nelayan.
“Bulog Ikan bisa menjadi lembaga penyangga harga agar kepentingan nelayan dan masyarakat sebagai konsumen sama-sama terwadahi,” ungkap Marianus, yang pernah bekerja di PT Aramco Saudi, Uni Emirat Arab.
Ia menilai gagasan “NTT Bisa” sejalan dengan arah pemerintah pusat yang mendorong hilirisasi sektor komoditas.
“Bulog Ikan bisa menjadi pengungkit munculnya usaha-usaha kecil berbasis kelautan. Ini akan memacu kreativitas mengolah ikan tangkapan menjadi produk bernilai jual tinggi. Kita ingin wajah NTT sebagai provinsi kepulauan berubah, dengan pertumbuhan UMKM perikanan sebagai potensi unggulan,” pungkas Marianus. (Web Warouw)