JAKARTA- Dunia saat ini telah memasuki era digitalisasi yang merambah dan mendorong kemajuan peradaban dan teknologi. Ini merupakan berkah bagi Indonesia. Hal ini disampaikam Budiman Sudjatmiko mantan politisi PDIP dan mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) dalam wawancara yang dimuat di akun youtube COKRO TV dan dikutip Bergelora.com di Jakarta, Minggu (25/2).
“Alhamdulillah ternyata ada juga light at the end of The Tunnel. Apa itu? Digitalisasi!”
Kalau sebelumnya saya bicara tentang industrialisasi, ini sekarang tentang digitalisasi. Beyond Manufacturing! Ini berkah untuk kita sebenarnya. Bahan bakarnya adalah data,” ujarnya.
Budiman menjelaskan, Indonesia punya keanekaragaman data dan bandingkan dengan China yang sudah menggunakannya sebagai basis digitalisasi.
“Bukan soal jumlahnya. Kalau soal jumlah data kita kalah oleh China. Tapi China keanekaragamnya lebih sederhana, kita lebih kaya keanekaragaman data budaya keanekaragaman data biologi itu akan menjadi oil bagi industri digital. Nah kita harus, selain bicara hilirisasi, juga harus bicara digitalisasi. Hulunya adalah pada data karena keragaman budaya,” jelasnya.
Budiman mengingatkan, keanekaragaman hayati ini harus disikapi. Artinya proses hilirisasi bukan sekedar membuat pengolahan manufaktur dari nikel menjadi baterai, tapi pada soal pengolahan industri digital pada data itu.
“Ini bisa membuat kita skip tahapan manufakturnya tapi langsung ke digital. Itu ada trayektori sendiri. Nah ini harus dipahami,” jelasnya.
Ia mengingatkan pentingnya Program Prabilowo Subianto dalam debat terakhirnya menyampaikan ingin mengirimkan 10.000 orang belajar sains technology engineering and matematika dan 10.000 doktor tiap tahun.
“Karena memang kita harus mengelola ini semua bukan pada Insinyur mesin mungkin tapi Insinyur komputer berang kali. Atau insinyur elektro. Karena beda kebutuhan-kebutuhannya,” ujarnya.
Tonton Video Lengkapnya:
Waskat Pakai Teknologi
Untuk itu menurut Budiman berbagai penyimpangan, penyelewengan dan korupsi dalam pembangunan sampai hari ini dan akan mengganggu semua ide dan program bagus di masa akan datang harus dihadapi setegas-tegasnya dan secepat-cepatnya.
“Misalnya pembangunan infrastruktur dan kereta cepat sebagai ide besar yang bagus tapi ketika pelaksanaan the devil is in the detail. Bagaimana membersihkan kotoran dan residu dari sebuah kerja? Itu jawabannya penegakan hukum, kedua pengawasan pengawasan melekat atau waskat. Ini gak mungkin dilakukan oleh manusia. Pengawasan melekat hanya bisa dilakukan oleh mesin cerdas. Pengawasan melekat bisa dilakukan oleh komputer. Itu juga menjadi komitmennya Pak Prabowo,” ujarnya.
Ia mengingatkan dulu di zaman Orde Baru ada waskat yang dilakukan tanpa teknologinya. Makas akan lebih efektif mengawasi performa kinerja soal birokrasi dengan menggunakan intervensi teknologi. (Web Warouw)