Oleh : Hendra Budiman
Wacana Khilafah dan Syariat Islam kembali menyeruak pada sekelompok orang saat ini. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah salah satu organisasi yang mengusung cita-cita yang bertujuan menggantikan fondasi Republik Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945 yang berazaskan Pancasila dan konstitusi UUD’45. Apakah Mungkin? Bergelora.com menurunkan tulisan 3 seri tulisan yang ditulis Hendra Budiman, seorang aktifis yang dikenal anti Orde Baru membedah gerakan Hizbut Tahrir. (Redaksi)
Hizbut Tahrir (HT) didirikan di Palestina. Di Palestina ribut dengan Hamas dan Fatah. Didirikan oleh Taqiuddin Nabhani orang Mesir. Tapi di Mesir HT jadi organisasi terlarang. Masuk ke Indonesia dibawa Al-Baghdadi, orang Libanon. Tapi di Libanon, HT jadi organisasi terlarang. Katanya amirnya dan kantor pusat di Jordania. Anehnya di Jordania, jadi organisasi terlarang.
Mau mendirikan khilafah Islamiyah. Model apa? Model Bani Abbasiyah, lha sekarang Baqdad (Irak) remuk redam begitu. Model Bani Ustmaniyyah di Turki. Liat Turki sekarang. HT aja jadi organisasi terlarang disana. Model Bani Ummayyah. Liat sekarang Damaskus (Syria). Justru HT dikejar-kejar dianggap organisasi terlarang. Membagakan kekhalifahan Umayyah. Gila bener. Cucu Rasul aja ngga mau tunduk sama Yazid bin Mu’awiyah sebagai khalifah. Yang berakhir kepala Husein dipenggal di Padang Karbala. Bayangkan bagaimana perlakuan khaliffah pada keluarga Rasullullah. Dan itu yang dibanggakan sebagai ke-khalifahan.
Jika kemudian Hizbut Tahrir ditolak keras di Indonesia, karena ngga ada akar sejarahnya. Tetapi kita tidak bisa bilang “pergi sono ke Arab”. Bagaimana mau pulang ke tanah kelahirannya, disana aja HT ditolak dan dianggap organisasi terlarang. Satu tempat –yang dianggap sebagai kantor pusat HT adanya di London, Inggris. Aneh kan. Di Malaysia, Suriah, Libya, Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab, Bangladesh, Turki, Pakistan, Tunisia, Yordania, dll… HT ditolak dan dianggap organisasi terlarang. Tapi aman-aman aja di Inggris sono.
Orang Indonesia itu kadang unik. Suka dengan “barang rijek”. Barang bekas yang dari pabrik asalnya sudah afkir. Mungkin karena kurang piknik.
Konflik Dan Infiltrasi
Setelah aku terbitkan status di FB kemarin berjudul “Hizbut Tahrir”, seorang teman bertanya, “ mengapa HT dilarang dan dianggap organisasi terlarang di beberapa negara?”. Aku akan menjawabnya secara ringkas saja disini. Mengingat terbatasnya ruang.
Contohnya di Rusia. Propaganda HT menggunakan isu konflik etnis yang sama-sama muslim, seperti Bashkir, Tatar, dan Kaukasia. HT menginflitrasi militer dari Muslim Tatar dan memprovokasi bangsa Tatar untuk mendirikan negara sendiri terpisah dari Rusia. Larangan atas HT justru datangnya dari Dewan Mufti Rusia.
Di Asia Tengah. Polanya hampir mirip dengan di Rusia. Memanfaatkan konflik etnis di Osh dan Jalalabad, Kirgistan. Akibat provokasi konflik etnis ini, pada tahun 2010, lebih dari 2000 orang tewas yang sebagian besar etnis Uzbek. HT memprovokasi agar etnis Uzbek menuntut otonomi linguistik dan politik yang lebih besar dibanding etnis Kyrgys.
Pola menyusup ke tubuh militer untuk melakukan kudeta dilakukan di Pakistan yang dipimpin oleh Brigadir Jendral Ali Khan. Tapi gagal, dan Ali Khan ditangkap beserta pasukannya. Diantaranya dua kolonel yang membocorkan informasi sensitif mengenai instlasi militer ke HT. Dan perwira angkatan udara yang merencanakan akan melakukan sabotase di pangkalan angkatan udara Baluchistan.
Pun demikian di Bangladesh. Meski di negara ini, HT melancarkan strategi lebih kompleks. Tetap menggunakan isyu konflik etnis, menyusup kedalam sel-sel militer dan organisasi kemahasiswaan. Ujungnya 16 perwira militer Bangladesh diadili dengan tuduhan hendak menggulingkan Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Sebelumnya, HT telah beberapa kali melakukan kudeta atas pemerintahan yang sah. Diantaranya di Yordania berturut-turut tahun 1968, 1969 dan 1971. Di Irak pada tahun 1972. Dan di Mesir pada tahun 1973.
Jawaban ringkas ini sekaligus untuk memberi pandangan hubungan antara tujuan HT dengan metoda perjuangan yang dilakukan. HT bertujuan terciptanya sistem khilafah transnasional. Mereka anti nasionalisme dan anti demokrasi. Hizbut Tahrir artinya Partai Pembebasan. Partai tapi menolak ikut Pemilu dan duduk di Parlemen karena itu adalah sistem demokrasi. Jadi cara yang ditempuh pada akhirnya memang kudeta, penggulingan kekuasaan yang sah. Dan metoda itu telah dipraktekkan di beberapa negara lain.