Senin, 13 Januari 2025

Hujan Deras Dan Kawat Berduri Tak Membuat Bidan Desa Surut Menuntut Hak Di Istana

JAKARTA – Aksi ribuan bidan desa yang tergabung dalam Forum Bidan Desa PTT (Forbides), sampai Rabu (21/9) masih berlangsung di depan Istana Negara. Ini merupakan aksi hari kedua berturut-turut yang dilakukan oleh para bidan desa, setelah kemarin juga melakukan aksi yang sama di depan Istana Negara. Pada sore hari, hujan yang lebat di Jakarta, tak membuat para bidan desa berhenti menyuarakan aspirasinya, dengan menggenakan payung dan pelindung lainnya dari hujan, massa aksi bidan desa terus melakukan aksinya.

Dalam aksi tersebut, para bidan desa menuntut agar Presiden Jokowi untuk segera mengumumkan pengangkatan PNS bagi 42.245 ribu orang bidan desa yang tergabung dalam Forbides PTT.

Massa aksi bidan desa memulai aksinya pada sekitar pukul 10.30 WIB di Patung Kuda Indosat, dan bergerak longmarch menuju Istana Negara. Lautan bidan desa merah putih sepanjang Patung Kuda depan Indosat sampai Kantor RRI menutupi jalan.

Di depan Museum Gajah sempat terjadi beberapa kali terjadi bentrokanan antara barisan bidan desa dengan aparat kepolisian yang mencoba menghalangi longmarch yang menutupi sepanjang jalan Merdeka Barat. Dengan berani para bidan desa merangsek barikade aparat polisi dan akhirnya buyar tunggang langgang.

“Belum pernah kami semarah ini. Batas kesabaran kami hampir putus. Berkali-kali kami aksi ke Jakarta dengan sopan, tidak pernah diperlakukan seperti ini. Kami hanya menuntut hak, bukan maling dinegeri ini,” demikian Ketua Forbides Cirebon, Bidan Tari Lestari

Sesampainya di Istana Negara, mereka melakukan orasi secara bergantian dan juga pembacaan pernyataan sikap dari Forbides PTT. Namun sampai malam hari berita ini diturunkan, belum ada tanggapan apapun dari pihak Istana Negara, terhadap tuntutan dari bidan desa.

Massa aksi sempat dihadap-hadapkan dengan water cannon. Saat aparat polisi lengah dan berteduh, massa bidan desa tiba-tiba berlairan merangsek mendekati Istana. Upaya itu dihentikan oleh aparta polisi yang mengejar berhamburan dan menghadang massa aksi bidan desa mendakat Istana. Aparat polisi segera memasang barikade kawat berduri dan menutup jalan Merdeka Utara . Dibawah guyuran hujan deras, masa aksi bidan desa tidak surut semangat. Mereka serempak memanggil manggil Presiden Joko Widodo.

“Pak Jokowi mana janjimu! Pak Jokowi kami bidan desamu! Pak Jokowi Selamatkan bayi dan ibu melahirkan! Selamatkan bidan desa PTT,” teriak 5.000 bidan desa kompak.

Mobil komando milik Konfederasi Kasbi (Konggres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) yang mendukung penuh perjuangan bidan desa sempat diamankan ke Polres Jakarta Pusat, setelah berkali-kali disuruh mengecilkan volume suara speaker. Rupanya Presiden sedang melakukan rapat terbatas dan terganggu dengan teriakan massa aksi bidan desa.

Dalam pernyataannya juga, Eka Pangulimara dari Konfederasi Kasbi mendesak agar Presiden Jokowi segera mengambil respon positif atas tuntutan dari para bidan desa. “Presiden harus segera mengambil sikap positif bagi bidan desa, agar mereka dapat kembali bekerja dengan tenang untuk melayani masyarakat. Jika tak ada keputusan, maka kami akan siapkan mogok kerja bidan desa secara nasional,” ujarnya.

Sebelumnya pada tanggal 26 Agustus 2016, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki telah mendapatkan perintah langsung dari Presiden RI Joko Widodo untuk segera mengangkat bidan desa menjadi pegawai tetap negara (CPNS). Namun pengumuman pengangkatan tersebut tertunda-tunda terus hingga saat ini. (Web Warouw)

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru