Para pengamat ekonomi pro barat selalu menakut-nakuti tentang kiamat aibat Hutang China. Gou Feng Xiang, seorang pengajar di Universitas Beijing meluruskan dengan menjawab gosip para pengamat barat dalam tulisannya. Diharapkan membuka mata pembaca Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh: Gou Feng Xiang
PARA peramal kiamat (doomsayers) akibat hutang China memang merupakan profesi tersendiri. Dan sebagaimana setiap profesi, ada trend gossip yang beredar di kalangan profesi tersebut. Gosip terakhir sebelum trade war memanas adalah hutang China akan bikin kiamat ! Apakah Realitanya benar demikian ?
Namanya Pengamat mereka bebas membuat gosip-gosip lain selain hutang China ada banyak. Ada urusan kota hantu yang kalau tidak salah sudah kami bahas pada tulisan sebelumnya. Lalu soal money supply di China yang katanya terlalu besar, dan akan bikin kiamat Ekonomi China. Kemarin kami bahas sedikit soal tersebut..!! Dengan judul ‘Mengapa Kemajuan China Gagal Dimengerti Pengamat Barat?’

Baiklah mari kita coba melihat secara sekilas soal hutang! Ada dua jenis kiamat katanya dari soal hutang ini. Pertama, urusan hutang Dalam Negeri. Tapi yang ini kurang menggigit, karena Pemerintah China punya banyak alat dan kewenangan pengelolaan. Pemerintah bisa membekukan, menjual asset, dan sebagainya.
Selain memiliki Kewanangan yang sangat kuat, Pemerintah China kaya sekali, dan kekayaannya tidak tercatat dalam angka. Selalu ingat, seluruh lahan di China itu milik Pemerintah sewaktu mereka memulai modernisasi. Pemerintah dengan jitu membuat langkah ‘Monetasi’,–yaitu menjadikan lahan dalam bentuk nilai mata uang.
Jadi ini mirip dengan sektor informal yang tidak tercatat dalam perhitungan GDP, lalu dikelola menjadi sektor formal sehingga tercatat. Karena Pemerintah China punya banyak sekali keleluasaan dan lahan, maka lihat saja,– pola pembangunan jalan-jalan Kereta Cepat. Tidak ada urusan pembebasan lahan. Seperti di negara Lain bahkan jika dibandingkan dengan Indonesia yang hambatan lahannya luar biasa sulitnya. Ini yang selalu akan menghambat berkembangnya nilai tambah ekonomi…!

Bisa dibayangkan mungkin kurun 20 tahun mendatang ketika struktur ekonomi sudah mulai advanced dan formal, keleluasaan gerak Pemerintah di China akan semakin kecil. Tetapi saat ini mereka masih leluasa sekali untuk mengelola perekonomian dalam negeri mereka karena semua terencana dalam satu Sistem.
Hal ini membuat doomsayers mencari gosip resiko yang lebih sukar di atasi oleh pemerintah China, yaitu,– yang kedua, utang luar negeri.
Hutang luar negeri umumnya berdenominasi devisa asing (mayoritas USD), jadi harus dibayar ke luar negeri. Jadi kalau itu beresiko, katanya: Mati deh kau..!!
Untuk itu mari kita teliti alasan-alasan yang dikemukakan,– dan apakah benar itu serius beresiko gawat? Kalo resiko saja sih, semua hal beresiko, semua negara ada resiko. Masalahnya cuma seberapa besar resikonya toh? Mari kita Teliti angka-angkanya…!!
Kita mulai dari daftar hutang negara-negara di dunia dari ranking paling atas. China ada di ranking 11 dengan jumlah hutang asing $1,8 triliun (berikut capture kami lampirkan terpisah dari tulisan ini semoga dilihat dengan teliti) Siapa yang punya hutang luar negeri paling besar..?? Ternyata Amerika dengan jumlah $19,8 triliun, lebih dari 10 kali dari hutang China..!!

Dengan demikian, berapa devisa asing yang dipegang oleh masing-masing negara diatas. China pegang paling besar dengan $3,1 triliun.
Jadi, reserves China paling besar, tapi hutang ranking 11, ternyata yang kiamat itu China? Tidak heran kalo kami membaca analis-analis seperti ini, senyum-senyum saja…!! Ibarat membaca berita gosip celebritis saja lah!.
Karena sesungguhnya jumlah hutang eksternal China sangat aman kalau dilihat dari data-data di atas, tahun lalu muncul analisis dari perusahaan broker nomor 2 paling besar di Jepang, yaitu Daiwa Security.
Daiwa Security bilang, hutang Luar Negeri China itu $3 triliun, kalau hutang-hutang perusahaan-perusahaan diluar China masuk..!!
Memang benar pada kenyataannya, cabang-cabang perusahaan China membuat hutang di luar China, lewat anak-anak perusahaan di Hong Kong, Singapore, dan sebagainya. Tetapi perusahaan negara-negara lain juga demikian..!! Namun disini mengapa hanya China yang terlihat, hanya China yang harus dibahas agar supaya ada efek kiamat..!!
Lalu bermunculanlah analis-analis kiamat dengan menggunakan laporan Daiwa Security ini. Salah satunya dari SCMP (Hong Kong), yang lain-lain Bloomberg dan sebagainya semua bernada serupa..!!
Angkanya seperti yang tertera dalam media-media tersebut, cadangan devisa China $3.1 triliun, habis tuh kalo harus menanggung total hutang,–berikut hutang-hutang dari perusahaan diluar China sebanyak $3T.
Kalau cara pandang demikian yang dikembangkan, maka semua negara di dunia dihitung seperti itu, maka semua sudah bangkrut entah kemana..!!
Bahkan Para Pengamat tersebut kemudian menambahkan, kalau perusahaan-perusahaan luar China itu harus bayar tambahan hutang lewat dana RMB yang dikonversi dulu ke USD, maka habis tuh RMB depresiasi…!! Kalau orang melihat sekilas, bisa mikir: Eh benar juga iya.. mati tuh China..!!
Yang tidak dipikirkan orang adalah, duit itu tidak menguap begitu saja. Kalau anak perusahaan China meminjam USD di luar China, untuk apa? Pertama untuk proyek-proyek di luar China, seperti Belt & Road itu lho, atau bikin pabrik di luar China. Sudah tentu proyek-proyek itu diharapkan membayar hutang sendiri.
Jadi misalnya, perusahaan China bikin anak perusahaan di Malaysia, untuk mendanai pabriknya pakai pinjaman USD. Ya seharusnya perusahaan malaysia itu akan membayar hutang Investasinya dong. Masa dianggap investasi hilang menguap, lalu China harus bayar hutang..?
Bila kita mau serius menganalisis resiko hutang piutang dan sebagainya, kita tidak bisa pake cara menakut-nakutin pembaca seperti para peramal kiamat tersebut.
Misalnya, hutang Jepang sangat tinggi? Apakah berbahaya? Tidak juga, karena Jepang juga memberikan hutang pada negara-negara lain.
Untuk melihat apakah satu negara itu peminjam (Debtor) atau pemberi pinjaman (Creditor), harus dilihat posisi hutang piutangnya. Apakah dia itu net memberikan hutang, atau menerima hutang?
Ada indikator yang bagus untuk itu, yaitu NIIP – NET INTERNASIONAL INVESTMENT POSITION
NIIP positif berarti negara itu Creditor,– pemberi pinjaman. Kalau negatif berarti penghutang. Negara-negara banyak duit umumnya jadi Creditor,– termasuk China, Hong Kong, Taiwan, Singapore, Jepang, dan sebagainya. Amerika Serikat itu termasuk negara penghutang,–paling besar..!
Yang mau melihat keseluruhan tabel NIIP bisa diakses dilihat dalam tabel terpisahi dari tulisan ini.
Jadi sebenarnya yang bakal kiamat siapa? Posisi Amerika itu,– minus $8.1 triliun,– penghutang terbesar dunia.
Tapi jangan berharap data-data dingin seperti itu akan membuat para peramal kiamat berhenti. Jurnalisme perlu sensasi untuk menggerakkan pembaca dan pasar.
Saya kira, China juga diuntungkan dengan sensasi sepertu seperti itu, karena selalu mengingatkannya untuk berhati-hati. Agar dokter-dokter yang membedahnya banyak.

