Sabtu, 12 Juli 2025

In Memoriam Agus Lenon: Selamat Jalan Kamerad !

Ucapan belasungkawa pada Agus Lenon. (Ist)

Almarhum Agus Lenon tidak hanya dikenang oleh para aktivis gerakan rakyat, tapi juga oleh para aktivis gerakan perempuan. Karena Lenon adalah salah seorang yang ikut mendorong lahirnya gerakan perempuan Indonesia, yang bukan hanya memperjuangkan haknya tapi ikut serta terlibat dalam gerakan rakyat secara luas. Dr. Yuni Satia Rahayu, SS., M.Hum atau yang dikenal dengan Neni, salah seorang pelopor gerakan perempuan di Yogyakarta, menulis kenangannya tentang Agus Lenon. (Redaksi)

Oleh: Yuni ‘Neni’ Satia Rahayu

AGUS Edi Santoso atau kami biasa menyebutnya sebagai Agus Lenon telah memberi warna bagi gerakan perempuan di Jogja. Diakui atau tidak,– tindakan dan sikap yang dia tunjukan seperti itulah. Laki-laki berkacamata dan sepertinya selalu serius itu sering membawakan buku saat bertemu dengan kawan-kawan perempuan dalam berbagai event.

Sikap agus Lenon terhadapku penuh perhatian tetapi wujud perhatiannya disampaikan dengan kalimat-kalimat yang provokatif,–yang pasti membuat kita terpacu untuk tidak patah semangat melakukan pengorganisasian pada kelompok-kelompok perempuan rentan.

Sikap provokatif Agus sangat membantu melecut kembali semangat untuk bekerja lebih keras. Sayangnya Agus sering pergi lama tidak nampak di sekretariat Rode, tempat kami nongkrong berdiskusi dan mendengarkan perdebatan antar punggawa aktivis mahasiswa tahun 1980-an.

Agus rajin menyapa para aktivis laki-laki maupun perempuan sekedar untuk diskusi menambah wawasan para aktivis. Agus sangat mudah bergaul dengan siapa saja, dan kami yang lebih muda ini dengan ringan menyebut namanya tanpa embel-embel mas, kak atau bang. Bahkan Agus akan sinis menjawabnya kalau kita menyebutnya dengan panggilan-panggilan sebagaimana lazimnya panggilan kakak dalam masyarakat kita. Awalnya cukup kaget dengan sikap sinis yang ditunjukkan oleh Agus, tetapi ternyata langsung menyebut nama itu untuk menghilangkan gap antara yang tua dan yang muda. Agar semua setara dan tetap kritis sebagai kawan.

Banyak kenangan tentang Agus Lenon yang ada dalam ingatan saya. Pemilu 2019 ini menyebabkan banyak aktivis terpecah dukungan pada calon Presiden. Saya dan Agus beda pilihan tapi bukan itu yang kemudian menyebabkan hubungan kami agak menjauh. Tetapi karena sikapnya yang membela satu aliran politik yang kami anggap dapat mengganggu kehidupan berbangsa kita dan mendiskreditkan gerakan perempuan yang dulu turut Agus perjuangkan. Pilpres membuat kami tidak dapat menerima perbedaan ini.

Saya menjadi lebih memaafkannya saat Agus hadir di acara peringatan 100 hari wafatnya suami (almarhum M. Yamin-red). Dia nampak tidak sehat dan kurus. Itulah pertemuan terakhir kami. Bahkan Agus sempat membuat WA grup Demokrasi yang lebih menyatukan kawan-kawan yang terbelah karena pilihan politik yang berbeda.

Selamat jalan Agus Edi Santoso semoga jalanmu lancar menghadap Sang Khalik. Semoga kenangan yang ditinggalkan selalu memberi kekuatan pada keluargamu.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru