JAKARTA — PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) tengah bersiap membangun pabrik panel surya berkapasitas 1,6 Gigawatt (GW) per tahun di Cikarang, bekerja sama dengan LONGi, produsen panel surya terbesar di dunia asal China.
CEO Pertamina NRE John Anis menyampaikan keyakinannya bahwa proyek bersama LONGi ini punya prospek kuat, terutama untuk mendukung transisi energi dan kemandirian industri energi terbarukan di Indonesia.
“Pertamina NRE agresif mengembangkan portofolio energi hijau. Untuk itu, kolaborasi dengan mitra strategis sangat penting, baik untuk berbagi risiko maupun transfer pengetahuan,” ujar John melalui keterangannya, dikutip Minggu (6/7/2025).
Penandatanganan term sheet antara Pertamina NRE dan LONGi dilakukan pada Senin (23/6/2025) di lokasi rencana pembangunan pabrik di Cikarang. Proyek ini ditargetkan mendukung pertumbuhan industri hijau sekaligus memperkuat komitmen Indonesia mencapai net zero emission pada 2060.
John mengungkapkan, ada tiga kunci sukses di industri manufaktur panel surya: investasi riset dan pengembangan (R&D), kekuatan kapital, serta rantai pasok global yang solid.
“LONGi terus memperbarui teknologinya, dengan efisiensi panel yang semakin tinggi. Teknologi terbaru mereka, Hi-MO 9, bahkan disebut paling efisien di dunia,” kata dia.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, LONGi saat ini memiliki kapasitas produksi terbesar secara global, yakni 120 GW per tahun, dan telah mengekspor modul panel surya ke lebih dari 30 negara dengan total pengiriman lebih dari 80 GW sepanjang 2024.
Dari sisi Indonesia, kolaborasi ini diharapkan mampu menekan impor panel surya dan membangun rantai pasok dalam negeri. Pertamina NRE juga menargetkan pabrik ini dapat mencapai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 60 persen.
“Dengan kolaborasi ini, kami ingin mendukung realisasi RUPTL, memperkuat kapabilitas industri nasional, dan menjadikan Indonesia sebagai bagian penting dalam rantai pasok global energi terbarukan,” tutup John. (Web Warouw)