JAKARTA – Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono memastikan bantuan bagi korban banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera aman. Namun, ia meminta warga bersabar karena pendistribusian masih terkendala sejumlah faktor.
“Untuk urusan logistik ini aman, cuman proses distribusinya memang harus bersabar ya,” ujar Agus Jabo dilaporkan Bergelora.com di Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Selama sepekan meninjau sejumlah wilayah, Agus merasakan sejumlah kendala yang menghambat proses distribusi.
“Memang kondisinya masih cukup parah, belum ada listrik, kemudian stok air bersih juga berkurang, BBM juga apa namanya terbatas,” ujar dia.
“Karena apa? Karena pom bensinnya, seperti di Aceh Tamiang itu rusak, hanya satu pom bensin yang bisa digunakan. Jadi ada kendala-kendala teknis seperti itu,” tambah dia.
Bahkan, Agus dan rombongan sempat kehabisan BBM saat meninjau lokasi bencana di Aceh. Agus menceritakan, saat itu dia tengah dalam perjalanan dari Kota Medan, Sumatera Utara, ke Kutacane, Aceh Tenggara, untuk menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto.
“Di Kutacane sampai ke Medan itu antrian BBM luar biasa. Pada waktu itu memang stoknya mungkin terbatas dan saya sendiri juga bersama rombongan kehabisan bensin,” ujar Agus.
Oleh karena itu, Agus beserta rombongan tidak ada pilihan lain untuk menepikan kendaraan.
Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) itu pun turut antre bersama warga yang lain.“
Tetapi kemudian sekitar 4 jam (atau) 5 jam akhirnya kita mendapatkan BBM,” jelasnya.
Setelah mendapatkan BBM ini, Agus dan rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke daerah di Provinsi Aceh lain yang turut terdampak akibat bencana ini.
“Tapi sepertinya sekarang ini ya untuk kendala BBM mungkin sudah mulai terantisipasi karena akses ya, akses untuk distribusi BBM ke daerah-daerah yang terkena dampak bencana untuk jalur daratnya sudah mulai kondusif,” tegas dia.
Dalam kunkernya itu, Agus juga memastikan bahwa bantuan oleh pemerintah sudah sangat masif ke sejumlah daerah.
“Memang karena aksesnya terbatas, kemudian bantuan-bantuan itu disalurkan lewat jalur udara, baik menggunakan helikopter maupun menggunakan pesawat-pesawat Hercules,” kata dia.
“Tetapi terhitung sejak tanggal 2 Desember atau 3 Desember setelah jalur darat bisa terakses, ya, oleh kendaraan logistik, itu bantuan-bantuan sudah hampir merata masuk ke daerah-daerah yang terdampak bencana,” tambahnya.
Menurut dia, ini merupakan sinergisitas kementerian dan lembaga terkait untuk menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. “Untuk urusan logistik ini aman, cuman proses distribusinya memang harus bersabar, ya,” ucapnya.
Dalam hal ini, Agus menekankan bahwa kebutuhan tanggap darurat untuk korban bencana Sumatera terbilang aman.
Sebab, Kementerian Sosial telah memberikan bantuan dan membuka dapur umum, salah satunya adalah Aceh Tamiang, daerah yang sebelumnya dinyatakan terisolasi.
Pada Minggu (7/12/2025) pukul 11.00 WIB, Kementerian Sosial menjadwalkan pengiriman bantuan ke Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kedua wilayah itu masih sulit dijangkau karena akses darat terputus saat Agus melakukan kunjungan kerja.
Sejauh ini, Kementerian Sosial telah mengeluarkan uang senilai Rp 66 miliar untuk korban bencana di Sumatera. “Jadi untuk saat ini yang sudah dikeluarkan oleh Kemensos untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana banjir itu kurang lebih Rp 66 miliar,” kata dia.
“Kita akan masuk ke seluruh kota, ke seluruh daerah yang benar-benar terdampak bencana itu, ya, dan pada hari ini yang kemarin-kemarin kita belum masuk di Aceh Tengah dan Bener Meriah, Insya Allah kita hari ini sudah bisa masuk,” tambahnya.
961 Orang Meninggal dan 293 Hilang
Kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (9/12) dilaporkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data terbaru pencarian korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Dari data resmi BNPB, di Jakarta, Selasa (9/12) pukul 06.00 pagi diumumkan, sebanyak 961 orang meninggal dan 293 hilang dan 5.000 orang terluka.
52 kabupaten dan kota di 3 Propinsi di Sumatera terdampak dengan rincian kematian tersebar di beberapa kabupaten kota di ketiga propinsi itu dari yang terbanyak di:
- Agam 179 jiwa
- Aceh Utara 138 jiwa
- Tapanuli Tengah 110 jiwa
- Tapanuli Selatan 85 jiwa
- Aceh Tamiang 57 jiwa
- Kota Sibolga 53 jiwa
- Aceh Timur 48 jiwa
- Bener Meriah 37 jiwa
- Tapanuli Utara 36 jiwa
- Pidie Jaya 28 jiwa
- Bireun 26 jiwa
- Aceh Tengah 23 jiwa
- Padang Pariaman 21 jiwa
- Kota Padang Panjang 19 jiwa
- Deli Serdang 17 jiwa
- Aceh Tenggara 14 jiwa
- Kota Medan 12 jiwa
- Kota Padang 11 jiwa
- Langkat 11 jiwa
- Humbang Hasundutan 9 jiwa
- Kota Langsa 5 jiwa
- Gayo Lues 5 jiwa
- Kota Lhokseumawe 4 jiwa
- Pasaman Barat 4 jiwa
Sebaran Pengungsi
Adapun sebaran pengungsi berada di:
- Aceh Utara 299,500 orang
- Aceh Tamiang 262,100 orang
- Aceh Timur 238,500 orang
- Bener Meriah 31,800 orang
- Pidie 25,800 orang
- Pidie Jaya 20,100 orang
- Kota Lhokseumawe 19,600 orang
- Tapanuli Tengah 18,309 orang
- Gayo Lues 14,500 orang
- Aceh Tengah 13,000 orang
- Langkat 11,100 orang
- Nagan Raya 8,109 orang
- Tapanuli Selatan 7,200 orang
- Aceh Tenggara 5,600 orang
- Tanah Datar 4,800 orang
- Pasaman Barat 4,600 orang
- Kota Sibolga 2,300 orang
- Pesisir Selatan 2,700 orang
- Solok 2,600 orang
- Kota Subulussalam 2,400 orang
- Humbang Hasundutan 2,200 orang
Bangunan Rusak
Sementara data bangunan rusak terdiri dari:
- 157,600 rumah rusak
- 1,200 fasilitas umum,
- 199 fasilitas kesehatan,
- 534 fasilitas pendidikan,
- 425 rumah ibadah,
- 234 gedung/kantor,
- 497 jembatan.
(Web Warouw)

