Kamis, 24 Juli 2025

JANGAN MUDAH TERTIPU NIH..! Wamen Nezar Patria: Hoaks yang Dihasilkan oleh AI Kini Super Realistik 

JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria mengatakan, di era informasi yang semakin kompleks, kemunculan teknologi artificial intelligence (AI) yang mampu menghasilkan hoaks sangat realistis, harus disikapi dengan bijak.

Salah satu tantangan terbesarnya, menurut Nezar, adalah keberadaan hoaks yang dihasilkan oleh AI generatif, yang visualisasinya sulit dibedakan dengan kenyataan.

“Karena hoaks yang dihasilkan oleh artificial intelligence itu sudah super realistis,” kata Nezar dalam acara bedah buku “Neksus: Riwayat Jejaring Informasi, dari Zaman Batu ke Akal Imitasi” karya Yuval Noah Harari di Kementerian Komdigi, Senin (21/7/2025).

“Kadang-kadang fotonya tidak bisa kita bedakan. Mana foto yang aslinya, mana foto yang dihasilkan oleh AI itu sudah super realistis,” ungkapnya.

Ia menyebut bahwa teknologi kini bisa menciptakan sosok manusia yang tidak pernah ada, namun tampak nyata dan dapat memicu ketegangan sosial. Super realistis. Hampir tidak ada bedanya. Bahkan menciptakan sosok manusia yang tidak pernah eksis di dunia,” ujar dia.

“Manusianya itu tidak pernah ada, dan kemudian dia berperan,” lanjutnya.

Hal yang lebih fatal lagi, bila tokoh fiktif tersebut menirukan seseorang dan membuat propaganda, hingga kerusuhan terjadi.

“Kan kalau dia meniru tokoh-tokoh agama. Lalu kemudian mengucapkan sesuatu yang mungkin bisa memancing kerusuhan, ketegangan, pertikaian. Itu potensial terjadi,” jelas dia.

Dia mengatakan bahwa semua orang yang hidup di zaman ini mengalami semacam kelelahan mental dalam menghadapi informasi yang begitu banyak.

“Yang hitam bisa jadi putih. Putih bisa jadi hitam. Yang penting adalah persepsi. Bukan fakta ataupun data,” ujar Nezar.

Ia menekankan bahwa masyarakat kini hidup di era “post-truth” atau pasca-kebenaran, di mana persepsi kerap mengalahkan fakta.

“Sebetulnya simple saja. Hidupkan kembali pemikiran kritis kita. Kritikal tinggi. Karena di sinilah saya kira kuncinya. Jangan cepat kita percaya dengan informasi yang kelihatannya begitu mudah,” tambahnya.

Nezar juga mengimbau generasi muda agar tidak asal berkomentar di media sosial dan lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi.

“Yang memakai media sosial begitu gencarnya. Hati-hati juga. Jadi tidak asal komen juga. Jangan biasakan diri kita asal jeplak. Mentang-mentang gratis boleh ngomong (semaunya),” ungkap dia.

Ia menyinggung dampak serius media sosial terhadap kesehatan mental, seperti dalam film Cyberbullying yang dapat memicu depresi hingga tindakan agresif.

“Kalau kalian nonton film Cyberbullying yang ada di Netflix, pengaruh media sosial itu terhadap mental membuat (anak muda) mereka menjadi tertekan, atau menjadi sangat agresif,” ungkapnya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Nezar mengingatkan pentingnya membudayakan pemikiran kritis dalam setiap konsumsi maupun produksi informasi digital.

“Jadi, lebih hati-hati dengan informasi di media sosial. Jadi pikir dengan menggunakan critical thinking,” tegas dia. (Web Warouw)

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru