JAKARTA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno memastikan Pemprov DKI tidak akan mengambil langkah tambal-sulam dalam menangani kebocoran tanggul di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara.
Ia menegaskan perbaikan harus dilakukan secara kuat dan menyeluruh agar masalah tidak terus berulang, salah satu opsinya membangun tanggul.
“Solusi itu tidak hanya sekadar nempel. Kalau cuma nempel mah gampang. Artinya, kita memang mau membuat tanggul,” ujar Rano di Balai Agung, Balai Kota Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2025).
Masih Evaluasi
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Rano mengatakan Pemprov DKI saat ini masih melakukan evaluasi terhadap kondisi tanggul yang mulai menunjukkan rembesan air laut.
Ia menyebut hasil evaluasi akan menentukan langkah penanganan jangka panjang.
“Sudah dievaluasi, sedang dievaluasi. Pasti akan ada tindakan,” jelasnya.
Ia memastikan penanganan segera dilakukan karena rembesan air laut berpotensi membahayakan warga di kawasan Pantai Mutiara.
Rano menyampaikan Wali Kota Jakarta Utara telah meninjau lokasi dan melaporkan kondisi terbaru.
“Walikotanya sudah ke sana. Pasti solusinya kita lakukan. Kalau nggak, bahaya itu,” kata Rano.
Rano Belum Sempat Meninjau
Sebelumnya, Rano menyebut akan meninjau langsung kondisi tanggul setelah mendapat laporan air laut merembes ke jalan perumahan akibat gelombang pasang.
Namun, ia belum memastikan waktu kunjungan tersebut.
“Itu kita dengar, makanya saya akan berkunjung,” ucap Rano saat ditemui di kawasan Grogol, Jakarta Barat, Selasa (25/11/2025).
Menurut Rano, satu-satunya solusi untuk menghentikan rembesan air adalah dengan memperbaiki tanggul.
Namun, pemerintah perlu terlebih dulu melihat kondisi sebenarnya di lapangan.
“Ya kalau solusi tentu harus diperbaiki. Cuma tingkat kerembesannya seperti apa, itu mesti kita lihat,” lanjut dia.
Warga Mulai Resah
Di lain sisi, sejumlah warga mengaku resah melihat ketinggian air laut yang hampir menyangi tanggul di Pantai Mutiara. Cuaca buruk yang beberapa waktu terjadi membuat air laut seringkali melompat lebih tinggi daripada tanggul di Pantai Mutiara yang ketinggiannya hanya sekitar satu meter.
Akibatnya, air laut kerap tumpah ke daratan dan membuat jalan perumahan elite di kawasan Pantai Mutiara becek serta licin.
Salah satu warga, Endang (41) menyebut, ketinggian air laut akan menyaingi tanggul apabila turun hujan di kawasan elite tersebut.
“Ya, kayaknya baru-baru sekarang setinggi ini. Kalau melebih tembok enggak pernah, tapi kalau sejajar mungkin iya kalau musim mau hujan gitu,” kata Endang di lokasi, Kamis (13/11/2025).
Ketinggian air laut yang menyaingi tanggul seringkali membuat warga dihantui perasaan takut dan khawatir.
Mereka takut, jika sewaktu-waktu tanggul di Pantai Mutiara jebol dan semua air laut tumpah ke daratan.
Sebab, ketebalan tanggul di Pantai Mutiara hanya sekitar 10 hingga 15 sentimeter.
Pernah Jebol di 2016 & 2020
Akhir-akhir ini ramai pembicaraan soal kondisi tanggul Pantai Mutiara yang dikabarkan bocor dan ditemukan banyak celah air masuk. Kondisi ini mengkhawatirkan karena dirasa tanggul tersebut tidak cukup untuk menahan air laut masuk ke area permukiman.
Isu ini menjadi perhatian karena jika melihat ke belakang, daerah Pantai Mutiara pernah terendam banjir rob. Dilihat dari catatan detikcom, tanggul Pantai Mutiara di kawasan Jakarta Utara pernah jebol pada 2016. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) penyebabnya adalah adanya erosi dasar tanggul.
“Kemungkinan disebabkan erosi dasar tanggul sehingga ketika menahan tekanan dari pasang laut menyebabkan konstruksi tanggul jebol,” kata Kepala Pusat Data Infomrasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Sabtu (4/6/2016).
Sutopo menjelaskan banjir di kawasan permukiman elite itu disebabkan oleh rob yang menjebol tanggul itu. Bukan hanya rob, namun hujan deras turut berkontribusi menyebabkan banjir di kawasan tersebut. Ketinggian banjir pada saat itu sekitar 30-100 cm dan memblokade sebagian jalan di Pantai Mutiara.
Sehari setelahnya air perlahan surut bersamaan dengan tanggul darurat dibangun. Tanggul darurat tersebut berupa tanah yang dibungkus dengan terpal dan kain fiber.
Ternyata kejadian pada 2016 lalu bukanlah yang pertama. Menurut pengakuan salah satu warga yang tinggal di sana sejak 2000. Banjir rob di 2016 lalu kemungkinan merupakan kejadian ke-10.
Dahulu banjir rob terjadi karena kondisi tanggul yang masih sederhana, yakni hanya memakai tanah dan batu. Namun, setelah tanggul dibuat permanen, ternyata banjir tetap bisa terjadi.
“Yang suka jebol itu tanggul kapling. Soalnya kan sebelum jadi rumah, belakang rumah di sini laut dan hanya di tanggul pakai tanah batu saja. Jadi suka jebol. Tapi ini yang paling parah,” jelas dia.
Banjir rob pada 2016 berlalu tanpa adanya korban jiwa, tetapi banyak benda dan barang berharga warga yang hanyut terbawa air. Warga yang dievakuasi bukan hanya penghuni rumah tapak di pinggiran tanggul saja, melainkan hingga ke penghuni apartemen di dekat sana karena saat kejadian listrik padam akibat instalasi listrik rusak.
Banjir Rob di Pantai Mutiara pada 2020
Banjir rob di Pantai Mutiara tidak berhenti di 2016, empat tahun kemudian tepatnya pada Sabtu (6/6/2020) tanggul di blok A Komplek Pantai Mutiara jebol. Sebanyak 4 RW terendam dan 55 KK dievakuasi.
Ketinggian air di dalam kompleks bervariasi, ada yang 70-80 cm dan 100 cm. Alat berat seperti becho diturunkan untuk mengeruk pasir di sekitar tanggul yang jebol. Banjir rob tersebut baru surut dua hari kemudian, yakni pada Senin (8/6/2020).
Kondisi Terkini Tanggul Pantai Mutiara
Tim detikProperti berkesempatan melihat langsung kondisi tanggul yang dikabarkan bocor di Pantai Mutiara pada Selasa (25/11/2025) siang. Lokasi tanggul ini berada di sepanjang Jalan Pantai Mutiara Regatta, RW 016, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan.
Terlihat bahwa tanggul di sana sudah permanen dengan ketinggian 2 meter, dua kali lebih tinggi dari tanggul yang dibuat pada 2016 lalu.
Perihal kondisinya, ditemukan beberapa retak halus hingga sedang pada beberapa titik. Kondisi retakan tersebut tidak melebar sehingga tidak menjadi celah air laut rembes ke daratan.
Meski begitu, di area lain ditemukan ada tanggul yang sudah mengalami kebocoran dan terlihat air menggenang di tanah. Hanya berjarak beberapa meter dari titik itu, ada lagi tanggul yang mengalami bocor. Kali ini kondisinya jauh lebih parah karena jumlah air yang keluar cukup banyak. Air laut yang rembes ke daratan langsung dialirkan menuju saluran air agar tidak membanjiri jalan.

Selain muncul retakan dan bocor halus, sejumlah tanggul Pantai Mutiara terlihat mulai mengalami keropos pada bagian bawah tanggul di lapisan semennya sehingga tampak jelas batu-batuan penyusun fondasi tanggul.
Kondisi terkini tanggul telah mendapat perhatian dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Mereka memastikan akan memperbaiki tanggul Pantai Mutiara itu. Survei lapangan sudah dilakukan dan dalam proses perencanaan perbaikan.
Dinas SDA juga memantau kondisi tanggul di sepanjang pantai utara Jakarta. Tembok tanggul yang bocor atau rembes akan diperbaiki dan akan membuat tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
“Adapun untuk penanganan jangka panjang, Dinas SDA tengah melakukan pembangunan tanggul pengaman pantai NCICD di sejumlah titik kritis di pesisir utara Jakarta, salah satunya di kawasan Pantai Mutiara,” kata Kepala Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas SDA DKI Jakarta, Ciko Tricanescoro, kepada wartawan, Rabu (26/11/2025).
Ketua Subkelompok Perencanaan Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas SDA DKI Jakarta, Alfan Widyastanto, menyebut saat ini sedang dilakukan proses perencanaan peningkatan struktur tanggul Pantai Mutiara. Salah satu langkah yang disiapkan adalah menaikkan elevasi tanggul agar lebih tinggi dibanding kondisi saat ini.
Dia mengatakan pembangunan NCICD akan dilanjutkan tahun ini dengan target rampung 2027. Tanggul NCICD akan dibangun sepanjang 530 meter, dengan rincian 430 meter di sisi timur kawasan dan sepanjang 100 meter di sisi barat Pantai Mutiara.
Bukan hanya dari pihak Dinas SDA, Pemprov DKI Jakarta juga akan turun tangan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno telah menyampaikan akan mengunjungi lokasi langsung. Rano mengatakan Pemprov DKI akan menyiapkan solusi setelah mengetahui tingkat kerusakan dan rembesan yang terjadi. Ia menegaskan langkah perbaikan pasti dilakukan, namun penanganannya harus berbasis pada kondisi di lokasi. (Web Warouw)


