Jumat, 12 Desember 2025

JANGAN SAMPAI KASEP..! Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyebut bencana banjir dan longsor di Sumatera dan Aceh sebagai bukti bahwa hutan lindung di Indonesia tidak dijaga hingga dikelola secara ilegal.

Menurutnya, perlu ada militer yang kuat untuk menjaga kekayaan alam.

Ia mengungkapkan, bahwa Indonesia memiliki banyak kekayaan alam, namun dikelola secara ilegal oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

“Sekian banyak tambang kita, sawit kita itu dikelola secara ilegal, mahasiswa harus ingat bahwa hutan lindung di Indonesia itu harus dijaga,” kata Sjafrie saat membawakan materi kuliah umum di Unhas, Makassar, Selasa (9/12/2025).

Menurutnya, bencana alam yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tersebut disebabkan kurangnya penjagaan hutan lindung di Indonesia.

“Tuhan sudah memperingatkan kita dengan kejadian di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara bahwa kita tidak menjaga hutan lindung,” ucapnya.

Harus Punya Tentara Kuat

Tak hanya itu, ia juga menilai bahwa bencana banjir dan longsor terjadi akibat kesalahan sistem pemerintahan dalam melakukan pertahanan di wilayah hutan.

“Apa yang terjadi? Terjadilah longsor, banjir, dan memakan 961 jiwa bangsa Indonesia. Ini adalah kesalahan siapa? Kesalahan kita, kita tidak jaga sistem kita, itulah gunanya dicek. Suporting ekonomi sangat penting,” tegasnya.

Ia menuturkan bahwa negara yang memiliki kekayaan alam harus mempunyai militer yang kuat. Namun, sebaliknya, jika pertahanan lemah, maka harta kekayaan Indonesia akan mudah diambil oleh negara lain. Sehingga perlu ada tentara kuat untuk menjaga kekayaan alam.

“Negara kaya harus punya tentara yang kuat. Kalau tidak kuat tentara, sama dengan rumah tidak ada yang jaga, orang keluar masuk bawa harta karun dari dalam rumah, dan ini kita tidak hendak,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, tugas pemerintah di bidang pertahanan harus mengutamakan menjaga perekonomian negara.

“Kita harus ingat, tanpa kekayaan alam, rakyat tidak bisa menikmati kemerdekaan,” katanya.

961 Orang Meninggal dan 293 Hilang

Kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (9/12) dilaporkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data terbaru pencarian korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).

Dari data resmi BNPB, di Jakarta, Selasa (9/12) pukul 06.00 pagi diumumkan, sebanyak 961 orang meninggal dan 293 hilang dan 5.000 orang terluka.

52 kabupaten dan kota di 3 Propinsi di Sumatera terdampak dengan rincian kematian tersebar di beberapa kabupaten kota di ketiga propinsi itu dari yang terbanyak di:

  1. Agam 179 jiwa
  2. Aceh Utara 138 jiwa
  3. Tapanuli Tengah 110 jiwa
  4. Tapanuli Selatan 85 jiwa
  5. Aceh Tamiang 57 jiwa
  6. Kota Sibolga 53 jiwa
  7. Aceh Timur 48 jiwa
  8. Bener Meriah 37 jiwa
  9. Tapanuli Utara 36 jiwa
  10. Pidie Jaya 28 jiwa
  11. Bireun 26 jiwa
  12. Aceh Tengah 23 jiwa
  13. Padang Pariaman 21 jiwa
  14. Kota Padang Panjang 19 jiwa
  15. Deli Serdang 17 jiwa
  16. Aceh Tenggara 14 jiwa
  17. Kota Medan 12 jiwa
  18. Kota Padang 11 jiwa
  19. Langkat 11 jiwa
  20. Humbang Hasundutan 9 jiwa
  21. Kota Langsa 5 jiwa
  22. Gayo Lues 5 jiwa
  23. Kota Lhokseumawe 4 jiwa
  24. Pasaman Barat 4 jiwa

Sebaran Pengungsi

Adapun sebaran pengungsi berada di:

  1. Aceh Utara 299,500 orang
  2. Aceh Tamiang 262,100 orang
  3. Aceh Timur 238,500 orang
  4. Bener Meriah 31,800 orang
  5. Pidie 25,800 orang
  6. Pidie Jaya 20,100 orang
  7. Kota Lhokseumawe 19,600 orang
  8. Tapanuli Tengah 18,309 orang
  9. Gayo Lues 14,500 orang
  10. Aceh Tengah 13,000 orang
  11. Langkat 11,100 orang
  12. Nagan Raya 8,109 orang
  13. Tapanuli Selatan 7,200 orang
  14. Aceh Tenggara 5,600 orang
  15. Tanah Datar 4,800 orang
  16. Pasaman Barat 4,600 orang
  17. Kota Sibolga 2,300 orang
  18. Pesisir Selatan 2,700 orang
  19. Solok 2,600 orang
  20. Kota Subulussalam 2,400 orang
  21. Humbang Hasundutan 2,200 orang

Bangunan Rusak

Sementara data bangunan rusak terdiri dari:

  • 157,600 rumah rusak
  • 1,200 fasilitas umum,
  • 199 fasilitas kesehatan,
  • 534 fasilitas pendidikan,
  • 425 rumah ibadah,
  • 234 gedung/kantor,
  • 497 jembatan.

(Andi Madjid/Web)

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru