Selasa, 1 Juli 2025

JIKA LAMBAT, KITA AKAN TERTINGGAL..! Kementan Akan Konversi 2,7 Juta Ha Lahan Karet Menjadi Perkebunan Sawit

JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menggelar rapat maraton selama dua hari pada akhir pekan, 28–29 Juni 2025, di kediaman pribadinya untuk menyusun strategi percepatan hilirisasi komoditas kelapa sawit guna memperkuat ketahanan energi dan ekonomi nasional.

Rapat ini dihadiri oleh jajaran pimpinan Kementerian Pertanian serta mitra teknis terkait, sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk memajukan hilirisasi di sektor strategis.

Mentan Amran menegaskan bahwa fokus utama adalah meningkatkan nilai tambah kelapa sawit melalui pengembangan industri biodiesel dan konversi lahan karet tidak produktif menjadi perkebunan sawit baru.

“Sawit bukan sekadar CPO. Ini tentang masa depan energi kita. Potensi biodiesel kita sangat besar untuk mendukung kemandirian energi nasional,” ujar Amran, dikutip Bergelora.com, Senin (30/6/2025).

Dalam rapat tersebut, pemerintah menetapkan rencana untuk mengonversi 2 juta hektare lahan karet yang sudah tidak produktif menjadi perkebunan kelapa sawit baru. Selain itu, pemerintah akan membangun 20 pabrik biodiesel untuk memperkuat ketahanan energi berbasis sumber daya dalam negeri. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi sawit, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru melalui penyerapan Hari Orang Kerja (HOK) dalam tiga tahun ke depan.

Amran juga menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pengembangan sektor sawit. Salah satu strateginya adalah melalui skema pengelolaan lahan maksimal 5 hektare per individu untuk petani milenial.

PT Perkebunan Nusantara diminta berperan aktif dalam menyediakan bibit berkualitas dan mengelola lahan secara presisi untuk mendukung produktivitas.

“Keberhasilan program ini akan diukur dari peningkatan nilai tambah produk sawit, penciptaan lapangan kerja, dan kontribusi pada ketahanan energi,” kata Amran.

Ia memberikan waktu dua hari kepada jajarannya untuk merampungkan rencana terperinci agar implementasi dapat segera dimulai.

Strategi ini juga mencakup penguatan hilirisasi komoditas lain seperti tebu, kakao, kopi, kelapa, dan mete. Namun, sawit menjadi prioritas utama karena potensinya dalam mendukung industri energi dan ekonomi.

Untuk komoditas gula, pemerintah menargetkan swasembada gula konsumsi pada 2028 dan swasembada total untuk industri serta energi pada 2030, dengan pembukaan lahan tebu baru seluas 500.000 hektare dan pembangunan 10 pabrik gula serta 3 pabrik bioetanol.

Produksi gula nasional tahun ini diperkirakan mencapai 2,75 juta ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan target peningkatan produktivitas tebu dari 4 ton menjadi 14 ton per hektare.

“Kita harus bergerak cepat dan kompak agar Indonesia bisa memimpin dalam hilirisasi pertanian. Jika lambat, kita akan tertinggal,” tegas Amran.

Melalui strategi ini, Kementerian Pertanian berupaya mewujudkan visi Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi berbasis hilirisasi yang berdaulat dan berdaya saing tinggi, dengan kelapa sawit sebagai salah satu pilar utama. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru