JAKARTA- Walaupun sudah memenangkan penghitungan cepat (Quick Count) pemilihan presiden RI ke tujuh, Joko Widodo sudah dituntut agar tidak ingkar janji untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran dan kejahatan Hak Azasi Manusia (HAM).
“Selanjutnya, jika pasangan nomor urut 2 ini memenangkan Pilpres, diharapkan konsisten dengan janji kampanye yang terucap dibidang penuntasan kasus-kasus HAM dan toleransi agama,” demikian Setara Institute, Hendardi kepada Bergelora.com di Jakarta, Rabu (9/7).
Jokowi menurutnya memberi harapan dan agenda perubahan yang konstruktif dan prospektif.
“Kemenangan Pilpres merupakan awal tanggung jawab besar sekaligus kesempatan emas dalam membangun dan memperbaiki bangsa ini terutama melakukan perubahan-perubahan substansial yang selama ini tidak dilakukan SBY,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida meminta agar pihak Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa segera mengucapkan ‘Selamat atas keunggulan Jokowi-JK’ dalam hitungan Quick Count Pilpres 2014
“Biasanya hasil lembaga survey yang kredibel dan berpengalalaman pada pengalaman QC pemilu2 sebelumnya, selalu sama hasilnya dengan real count,” ujarnya kepada Bergelora.com ditempat terpisah.
Menurut Laode, ucapan selamat dari Prabowo-Hatta menurutnya akan jadikan kedua figur itu sebagai ‘gentlement’ dimata publik bahkan bisa dianggap sebagai negarawan untuk selanjutnya akan memudahkan melakukan rekonsiliasi di antara pihak-pihak yang dalam proses kampanye ada sedikit gangguan psiko-politik.
“Juga akan jadi pelajaran kewarganegaraan yg baik dan sekaligus bisa ciptakan suasana kondusif di masyarakat termasuk psikologi pasar yang diharapkan bisa membaik,” ujarnya. (Enrico N. Abdielli)