JAKARTA- Kepergian M. Yamin, SH, Ketua Umum SekNas Jokowi, Jumat (22/3) juga mengejutkan kubu Capres dan Cawapres No. 02, Prabowo-Sandi. Suhendra Ratu Prawiranegara, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Capres dan Cawapres No. 02, Prabowo-Sandi menyampaikan turut berdukacita yang lewat Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (23/3) subuh.
“Kemarin sore, Jumat 22 Maret 2019 saya mendapat kabar berpulangnya seorang kawan, seorang senior M. Yamin. Kami turut berduka dan mengucapkan belasungkawa pada keluarga yang ditinggalkan,” demikian ujarnya
Suhendra yang pernah satu almamater di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta ini juga menanggapi postingan terakhir M. Yamin tentang pentingnya persatuan walaupun berbeda dukungan dalam politik Pemilihan Presiden 2019 ini. Menurut Suhendra tulisan Yamin mengingatkan kembali bahwa persatuan Indonesia di atas semua kepentingan politik.
“Ini pesan penting dan inspiratif terakhir dari seorang Yamin. Ajakan luar biasa dan sangat bijaksana agar tetap mengingat persahabatan dan bersilaturahmi walau berbeda pilihan politik.
Tulisan Yamin menurutnya menunjukkan kematangan dan kedewasaan dalam politik yang perlu menjadi pelajaran bagi semua orang yang saling berseberangan secara politik.
“Yamin tetap mengingatkan kita, agar jangan sampai karena beda politik, lantas semuanya menjadi terbelah. Walau tidak mudah, tapi ajakan Yamin harus jadi pegangan kita semua,” ujarnya.
Suhendra mengenang, dirinya mengenal nama M. Yamin saat masih duduk sebagai pengurus Lembaga Eksekutif Mahasiswa UII Yogyakarta pada awal tahun 1990 lalu.
“Almarhum Yamin adalah senior aktivis mahasiwa di UII Jogjakarta. Namun kami tak sempat berinteraksi selama mengenyam pendidikan di kampus UII,” kenangnya.
Suhendra ingat, sejak mahasiswa M. Yamin, sangat aktif berorganisasi dengan garis politik yang berbeda dengan hegemoni politik mahasiswa di UII. Pergesekan menurutnya sudah biasa terjadi di UII Yogyakarta.
“Walaupun Yamin sering berbeda dengan gerakan HMI yang mendominasi di kampus namun semua pengalaman di kampus menjadi pelajaran penting sebagai bekal kami saat ini,” ujarnya.
Suhendra juga mengenang sempat bertemu dengan Yamin pada saat dirinya menjadi anggota DPR RI Fraksi PDIP pada periode 1999-2004.
“Kami pernah beberapa kali jumpa dalam forum-forum aktivis lintas generasi di Jakarta. Kadang kami juga bertemu dalam forum alumni UII Jogjakarta pada masa kepemimpinan Prof. Mahfud MD. Yamin dikenal oleh semua anggota Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII sebagai orang yang sangat dinamis aktivitasnya,” katanya.
Sempat menurut Suhendra, pada tahun 2017 lalu dirinya diajak oleh seorang kawan menjumpai M. Yamin di Kemayoran.
“Kami berdiskusi panjang lebar, diselingi dengan menggunakan bahasa daerah ‘wong kito’ (orang Palembang-red). Selanjutnya kami sering berinteraksi via telpon dan tatap muka langsung di bilangan Menteng,” kenangnya.
Pada sebuah pertemuan dipertengahan tahun 2018, di Menteng Suhendra mengingat sempat berkumpul dengan para pengurus organ relawan Seknas Jokowi.
“Saat itu pula ‘kando’ Yamin mendaulat saya sebagai anggota Dewan Pakar Seknas Jokowi dihadapan para pengurus. Namun saat itu saya belum memberikan jawaban secara pasti. Saya hanya menjawab diplomatis dengan kalimat, Mantap! sembari tertawa,” ujarnya.
Suhendra menyesali belum pernah menjawab permintaan Yamin itu sampai Yamin berpulang.
“Inilah permintaan M. Yamin, sampai akhirnya Sang Khalik memanggilnya,– yang tidak pernah saya penuhi. Dengan berbagai alasan dan pertimbangan, justru saya akhirnya berada pada kubu yang berseberangan dengan M. Yamin,” katanya.
Suhendra akhirnya memilih mendukung Prabowo Subianto dalam kontestasi Pilpres 2019, yang berseberangan dengan Yamin.
“Walaupun berbeda pilihan selama proses politik Pilpres ini namun saya yakin dibenak kami terbersit rasa saling menghargai atas pilihan politik masing-masing. Selamat Jalan Kando Yamin. Alfateha dan doa telah kukirimkan untukmu. Semoga khusnul khatimah,” demikian Suhendra. (Fatimah)