Umat percaya di hari Jumat Agung ditengah wabah Corona, kembali diuji imannya. Apa makna kematian di kayu salib dan hari kebangkitan serta 40 hari setelahnya. Saat ini umat percaya berhadapan dengan tantangan keimanan yang sudah menjadi masalah semenjak Adam dan Hawa di Taman Eden. Untuk itu FX. Arief Poyuono, Wakil Ketua Partai Gerindra mengajak umat yang percaya untuk kembali mengenang Jumat Agung. lewat Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh: FX Arief Poyuono
BAHWA, sebelum Jumat Agung, maut ingin mencobai dan membuktikan apakah Jesus Kristus akan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga.
Jumat Agung adalah hari wafatnya Jesus Kristus sebagai manusia yang secara alami memang kalah dengan maut. Tetapi pada hari ketiga setelah wafatnya, Jesus bangkit dari antara orang mati.
Tepat pukul tiga sore Jesus wafat di hari Jumat Agung ini, dalam kesengsaraan Nya untuk menanggung maut akibat dosa-dosa manusia,– menjadi ujung dari ajalnya Kristus. Dan manusia kemudian mengingat dan mengenang dan merasakan kesengsaraan Nya di kayu salib. Hari ini, Jumat Agung yang istimewa karena manusia berada ditengah puncak kesengsaraan dan penderitaan kita akan ancaman maut dari Pandemi Corona.
Berabad-abad setelah kematian dan kebangkitan itu, di Polandia di tahun 1935 Jesus mendatangi dan berpesan lewat Suster Faustina, seorang perempuan suci di Konggregasi Bunda Maria Kerahiman. Pesan itu tercatat dalam Buku Catatan Harian Suster Faustina yang ditujukan kepada semua imam Katholik dan dikenal dengan Doa Koronka (Mahkota Kecil). Demikianlah pesan Jesus Kristus:
āPada pukul tiga petang, serukanlah kerahiman-Ku, khususnya bagi para pendosa, dan renungkanlah, biar sebentar saja, sengsara-Ku, teristimewa saat-saat ajal-Ku, ketika Aku seorang diri saja. Inilah Jam Kerahiman-Ku yang besar bagi seluruh dunia. Aku akan mengizinkan engkau mengalami kesedihan-Ku yang mendalam.ā
āPada jam itu tidak akan Kutolak apapun yang diminta seseorang demi sengsara-Ku. Pada saat itulah kerahiman itu terbuka lebar bagi semua jiwa. Pada jam itu engkau akan dapat memperoleh apa saja bagi dirimu sendiri dan bagi orang lain. Pada jam itu tercurahlah rahmat bagi segenap dunia kerahiman mengalahkan keadilan.ā
Dimana saja engkau berada, berdoalah dengan sungguh-sungguh, biar sebentar saja. Aku menuntut agar semua makhluk memuji-muji kerahiman-Ku.
Dilanjutkan dengan doa:
āBapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allahan Putera-Mu yang terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh duniaā. (Sebutkan ujud doa kita)
āDemi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh duniaā
Dan ditutup dengan doa :
āAllah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan Kekal, kasihanilah kami dan seluruh duniaā.
Saudaraku terkasih dalam Kristus. Kelak setelah 40 hari dari peringatan kebangkitan Nya, Jesus Kristus akan memulihkan dunia dari maut yang disebabkan oleh wabah Corona ini. Biarlah dengan iman percaya kita pada Jumat Agung, Kebangkitan Kristus dan 40 harinya setelah itu,– kita menjadi saksi bahwa Darah Jesus Kristus di kayu salib telah menebus semua penderitaan dan kesengsaraan dunia atas kuasa maut akibat Pandemi Korona ini.
Tetaplah teguh dalam penantian bertekuk lutut di dalam doa-doa Kerahiman Nya. Percayalah, selalu ada maksud Tuhan dari semua penderitaan dan kesengsaraan kita bangsa Indonesia. Dan semua itu pasti baik. Selamat merayakan hari Jumat Agung.
Marilah pada hari Jumat Agung ini, umat Kristus menjadi pelopor menyelamatkan Indonesia dengan menghentikan kuasa kebencian, iri hati dan dengki yang menyelimuti bangsa ini. Pada hari-hari yang berat besok, kita kembali menggalang persatuan, solidaritas dan empati pada semua orang baik di Indonesia maupun diseluruh belahan dunia yang sama-sama menghadapi pandemi Corona. Kristus mengasihi semua umat manusia. Amien!
*Penulis adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.*