JAKARTA– Presiden Rusia Vladimir Putin memuji keberhasilan pasukan militernya merebut kota Avdiivka di timur Ukraina sebagai “kemenangan penting”, setelah Kyiv tiba-tiba menarik pasukan dari wilayah tersebut.
Perebutan kota itu menandai perolehan teritorial paling signifikan bagi pasukan Rusia sejak perebutan Bakhmut pada Mei 2023.
“Presiden mengucapkan selamat kepada militer dan pejuang kami atas kemenangan yang begitu penting, atas keberhasilan ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada kantor berita pemerintah, mengutip AFP, Sabtu (17/2).
Bendera Rusia berkibar di Avdiivka menggantikan bendera Ukraima. (Ist):
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu memberitahu Putin mengenai perebutan kota tersebut dalam sebuah pertemuan di Kremlin, kata kementeriannya dalam sebuah pernyataan.
Avdiivka adalah “pusat pertahanan yang kuat” bagi angkatan bersenjata Ukraina dan perebutannya akan “memindahkan garis depan menjauh dari (kota) Donetsk,” mengurangi kemampuan Ukraina untuk menggempur benteng pertahanan Rusia, kata kementerian pertahanan.
Wilayah Donetsk di Ukraina adalah salah satu dari empat wilayah yang telah direbut Rusia.
Moskow melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut Avdiivka, yang terletak sekitar 10 kilometer di utara kota Donetsk, pada Oktober lalu, dengan mengerahkan sumber daya peralatan dan tenaga kerja dalam jumlah besar ke kota tersebut.
Pertempuran untuk merebut Avdiivka menjadi salah satu episode paling berdarah dalam konflik selama dua tahun ini.
Kyiv sebelumnya telah mengumumkan penarikan pasukan dari kota tersebut, yang dikatakannya dilakukan untuk mengurangi korban militer di saat sumber daya yang terbatas.
“Saat ini, langkah-langkah sedang diambil untuk membersihkan kota dari militan dan memblokir unit-unit Ukraina yang telah meninggalkan kota dan bersembunyi di pabrik kokas Avdiivka” di sebelah utara, kata kementerian pertahanan Rusia.
Moskow kembali melakukan serangan di Ukraina timur, dengan Kyiv menderita kekurangan amunisi dan tenaga kerja di tengah-tengah tertahannya bantuan Barat yang sangat dibutuhkan dan upaya yang sulit untuk merekrut lebih banyak tentara.
Garis depan hampir tidak bergerak selama lebih dari satu tahun – dengan pengecualian saat Rusia merebut Bakhmut pada bulan Mei lalu.
Namun, kekhawatiran semakin meningkat di Kyiv dan Barat mengenai kemampuan Ukraina untuk bertahan melawan pasukan Rusia lebih lama lagi tanpa membuka paket bantuan militer senilai 60 miliar dolar AS dari Amerika Serikat.
Pasukan Ukraina Mundur dari Donbass
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, pasukan Ukraina telah diperintahkan meninggalkan kota Avdeevka, menurut panglima tertinggi Kiev yang baru diangkat, Jenderal Aleksandr Syrsky.
Dia mengklaim keputusan tersebut dimaksudkan untuk menjaga “nyawa dan kesehatan” tentara setelah berbulan-bulan upaya putus asa mempertahankan kota garis depan dekat Donetsk Rusia itu.
Jenderal Aleksandr Syrsky mengumumkan penarikan tersebut dalam pernyataan yang dibagikan ke media sosial pada Sabtu dini hari (17/2/2024).
Dia beralasan penarikan tersebut adalah bagian dari “langkah untuk menstabilkan situasi dan mempertahankan posisi kami.”
“Berdasarkan situasi operasional di sekitar Avdiivka, untuk menghindari pengepungan dan menjaga nyawa serta kesehatan prajurit, saya memutuskan menarik unit kami dari kota dan beralih ke pertahanan di jalur yang lebih menguntungkan,” papar dia.
Perintah tersebut menyusul laporan pasukan Ukraina di wilayah tersebut hampir seluruhnya terkepung dan menghadapi serangan yang hampir terus-menerus dalam beberapa hari terakhir.
Seorang komandan setempat mengatakan pertempuran di wilayah tersebut “beberapa kali lebih mengerikan daripada pertempuran terpanas pada fase perang ini.”
Dia merujuk pada perebutan kota Artyomovsk (juga dikenal sebagai Bakhmut di Ukraina) sebelumnya, yang jatuh ke tangan pasukan Rusia tahun lalu setelah pengepungan yang panjang.
Pasukan Ukraina telah diperintahkan meninggalkan kota Avdeevka, menurut panglima tertinggi Kiev yang baru diangkat, Jenderal Aleksandr Syrsky. Dia mengklaim keputusan tersebut dimaksudkan untuk menjaga “nyawa dan kesehatan” tentara setelah berbulan-bulan upaya putus asa mempertahankan kota garis depan dekat Donetsk Rusia itu.
Jenderal Aleksandr Syrsky mengumumkan penarikan tersebut dalam pernyataan yang dibagikan ke media sosial pada Sabtu dini hari (17/2/2024). Dia beralasan penarikan tersebut adalah bagian dari “langkah untuk menstabilkan situasi dan mempertahankan posisi kami.”
“Berdasarkan situasi operasional di sekitar Avdiivka, untuk menghindari pengepungan dan menjaga nyawa serta kesehatan prajurit, saya memutuskan menarik unit kami dari kota dan beralih ke pertahanan di jalur yang lebih menguntungkan,” papar dia. Perintah tersebut menyusul laporan pasukan Ukraina di wilayah tersebut hampir seluruhnya terkepung dan menghadapi serangan yang hampir terus-menerus dalam beberapa hari terakhir.
Seorang komandan setempat mengatakan pertempuran di wilayah tersebut “beberapa kali lebih mengerikan daripada pertempuran terpanas pada fase perang ini.”
Dia merujuk pada perebutan kota Artyomovsk (juga dikenal sebagai Bakhmut di Ukraina) sebelumnya, yang jatuh ke tangan pasukan Rusia tahun lalu setelah pengepungan yang panjang. Keputusan meninggalkan Avdeevka terjadi kurang dari 24 jam setelah kepala pasukan Ukraina di bagian selatan wilayah Donetsk dan Zaporozhye Rusia, Aleksandr Tarnavsky, mengklaim situasi di kota itu “sulit tetapi terkendali” pada Jumat.
Tarnavsky mengkonfirmasi penarikan tersebut pada Sabtu pagi, menyebutnya sebagai “satu-satunya solusi yang tepat” sambil mengklaim semua pasukan telah mundur ke “posisi yang telah dipersiapkan sebelumnya,” di mana mereka akan melakukan operasi pertahanan.
Awal pekan ini, wakil kepala Brigade Penyerangan ke-3, formasi bersenjata Barat yang terdiri dari banyak pejuang dari resimen neo-Nazi ‘Azov’ mengatakan sebagian dari unitnya yang dikirim ke Avdeevka sebagai bala bantuan telah dikepung, dan menggambarkan situasinya sebagai “kritis.”
The Washington Post melaporkan pada waktu yang hampir bersamaan bahwa pasukan Kiev telah terpaksa mundur dari kota tersebut, mengutip sumber militer Ukraina. Surat kabar tersebut menambahkan runtuhnya posisi Ukraina di sekitar Avdeevka “hanya masalah waktu saja.” (Calvin G. Eben-Haezer)