JAKARTA – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti saintek) mengungkapkan 60 kampus di tiga provinsi di Pulau Sumatera terdampak bencana alam yang terjadi pada akhir November 2025.
“Teridentifikasi ada 60 perguruan tinggi terdampak bencana banjir dan tanah longsor,” ungkap Wakil Menteri Fauzan membaca hasil pemetaan dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, dikutip dari siaran di situs TVR Parlemen, Senin (8/12/2025).
Di Provinsi Aceh terdapat 31 perguruan tinggi terdampak (4 PTN dan 27 PTS). Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 14 perguruan tinggi (1 PTN dan 13 PTS) merasakan dampak bencana.
Lalu dampak bencana juga dirasakan 15 perguruan tinggi (9 PTN dan 6 PTS) di Sumatera Barat.
Sementara itu jumlah dosen yang terdampak ada 1.306 orang dari perguruan tinggi di ketiga provinsi.
Total jumlah mahasiswa yang menjadi korban mencapai 18.824 orang. Provinsi dengan jumlah mahasiswa terdampak terbanyak adalah Aceh, yakni 15.801 orang. Sisanya di Sumatera Utara sebanyak 2.408 mahasiswa dan di Sumatera Barat ada 615 mahasiswa.
Petakan kebutuhan lain yang mendesak Kemendikti saintek juga memetakan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak.
“Terdiri atas sembako, logistik, air bersih, perlengkapan sanitasi, pakaian, obat-obatan. Tentu yang terakhir adalah psikososial,” tutur Fauzan.
Terkait kerusakan sarana dan prasarana pendidikan, ada enam aspek utama.
Kerusakan pada fasilitas pembelajaran di kelas, komputer serta PC, bangunan (gedung dan ruangan) rapuh dan ambruk, listrik dan jaringan internet mati dan terputus, akses jalan tertutup, ambruk, dan longsor, fasilitas penunjang (lab, lapangan, dan lain-lain) ambruk dan rusak.
Program Pengabdian Masyarakat
Kemendikti saintek menyelenggarakan dua tahap program pengabdian masyarakat dengan mengajak sivitas akademika dari berbagai perguruan tinggi.
1. Tanggap darurat (hingga 31 Desember 2025)
Fokus: Dukungan logistik, lavanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi, pendidikan darurat, serta pemulihan awal.
2. Pemulihan (dilaksanakan pada 2026) Fokus: Kegiatan rehabilitasi, pemulihan ekonomi dan program inovasi berbasis teknologi.
Korban Jiwa Banjir Sumatera 974 Orang
Basarnas mencatat kenaikan jumlah korban meninggal dalam banjir Sumatera pada Senin, 8 Desember 2025. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii melaporkan perkembangan jumlah korban itu dalam rapat kerja bersama Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat.
Syafii menuturkan bahwa korban jiwa akibat bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat telah mencapai 974 orang. “Update pukul 08.00 tadi pagi, bahwa jumlah korban yang dinyatakan meninggal tota ada 974 jiwa,” kata Syafii di Kompleks DPR, Jakarta, pada Senin, 8 Desember 2025.
Adapun korban yang masih dalam pencarian sebanyak 298 orang. Kemudian jumlah korban yang telah dievakuasi menurut Basarnas yaitu 10.957 orang serta korban selamat sebanyak 9.983 orang.
Syafii berujar, data yang dilaporkan oleh Basarnas memiliki selisih dengan data yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB. Namun, ia optimistis data-data mengenai korban bencana itu pada akhirnya akan memiliki akumulasi yang sama.
“Untuk jumlah (korban) meninggal dunia saat ini dengan 974 (orang) juga masih ada selisih dengan data yang dikeluarkan oleh BNPB. Namun, kami yakinkan data ini nantinya akan sama,” ujar dia.
Menurut Syafii, BNPB mengumpulkan data korban jiwa dari berbagai sumber data. Sementara Basarnas menghimpun data dari laporan Search and Rescue (SAR) Mission Coordinator yang ada di Aceh, Medan, Nias hingga Padang.
Berdasarkan geoportal data penanganan darurat banjir dan longsor Provinsi Aceh, Sumatera Utara,dan Sumatera Barat yang ditayangkan BNPB, jumlah korban jiwa mencapai 961 orang pada Senin sore. Korban meninggal di Aceh mencapai 389 jiwa. Kemudian, Sumatera Barat mencapai 234 jiwa, dan 338 di Sumatera Utara.
Adapun korban hilang di tiga provinsi tersebut sebanyak 234 orang. Korban hilang terbanyak terjadi di Sumatera Barat dengan 95 jiwa. Sedangkan di Aceh korban hilang mencapai 62 jiwa dan Sumatera Utara 77 jiwa. Total korban luka di ketiga provinsi mencapai lima ribu jiwa.
Total korban meninggal ini semakin bertambah sejak sehari sebelumnya yang tercatat di laman BNPB sebanyak 940 jiwa. Jumlah korban juga terpantau terus naik sejak pemaparan BNPB pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan total korban per Sabtu kemarin sudah menembus 900 lebih. “Inalillahi wa inailihi roji’un, tentu saja simpati yang sangat mendalam kepada para korban. Hari ini, Sabtu 6 Desember 2025, jumlah korban meninggal secara total itu 914 jiwa,” kata Abdul Muhari dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube BNPB Indonesia pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Abdul Muhari mengatakan angka korban bergerak dinamis. Sebab, ada beberapa korban yang sebelumnya dilaporkan hilang, tetapi di beberapa tempat dilaporkan dalam kondisi selamat.“Tentu saja kita harapkan angka ini terus turun, hingga operasi pencarian dan pertolongan bisa benar-benar meminimalkan jumlah dari korban hilang ini,” ujarnya. (Web Warouw)

