Minggu, 7 Desember 2025

KEMENKES JANGAN LAMBAT..! 753 Meninggal 650 Masih Hilang Penyakit Mulai Merebak Pasca Banjir-Longsor di Sumatera

JAKARTA – Sudah sebanyak 753 jiwa dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 yang tertulis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) menunjukkan jumlah korban jiwa, korban hilang, dan korban luka-luka.

“Jumlah meninggal dunia 753 jiwa, hilang 650 jiwa, dan korban luka-luka 2.600 jiwa,” tulis data tersebut pada Rabu (3/12/2025),

Data Pusdatin BNPB juga memperlihatkan jumlah kerusakan pada rumah-rumah warga di tiga provinsi tersebut.

“3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak ringan, dan 3.700 rusak ringan,” tulis data tersebut.

Banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan sejumlah fasilitas umum yang rusak, termasuk fasilitas pendidikan dan tempat ibadah.

“Jembatan 39,34 persen mengalami kerusakan, fasilitas ibadah 16,97 persen, fasilitas pendidikan 42,5 persen, dan fasilitas kesehatan 1,18 persen,” tulis data Pusdatin BNPB.

Sementara itu, jumlah pengungsi per hari ini mencapai 106.200 di Sumatera Barat, 538.000 di Sumatera Utara, dan 1,5 juta warga Aceh.

Dengan demikian, ada 141.800 warga Sumbar yang terdampak, 1,5 juta di Aceh, dan 1,7 juta di Sumut. Total yang terdampak bencana ini adalah 3,3 juta jiwa.

Data ini pun masih terus diperbarui oleh BNPB secara berkala.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto bergerak meninjau empat lokasi terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera, yakni Tapanuli Tengah (Tapteng), Medan, Aceh Tenggara, dan Padang Pariaman, Senin (1/12/2025).

Ketika hadir di tengah-tengah pengungsi, Kepala Negara menenangkan warga bahwa prediksi cuaca terburuk sudah lewat.

Ketika berada di Aceh, Prabowo memastikan adanya anggaran untuk membantu korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

“Alhamdulillah kita punya anggarannya, kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan, sebanyak mungkin kita bisa membantu kepentingan rakyat di paling bawah, desa, kecamatan. Itu sasaran kita,” ujar Prabowo, saat menemui pengungsi di Kutacane, Pulo Sanggar, Aceh Tenggara.

Saat di Kasai Permai, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Prabowo menekankan pemerintah tidak akan membiarkan masyarakat berjuang sendirian mengatasi bencana ini.

Kondisi pemukiman yang terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (2/12/2025). Menurut data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 17.30 WIB, sebanyak 218 jiwa meninggal, 449.600 warga mengungsi dan 2.500 rumah rusak berat akibat banjir serta longsor di Provinsi Aceh. (Ist)

Mulai Sakit, Sumatera Barat Catat 376 Kasus Demam Tertinggi

Sementara itu dulqporkan terpisahKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, mulai terserang penyakit.

Data Kemenkes mencatat ada 376 kasus demam dari lima kabupaten di Sumbar, yakni Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar pada periode 25–29 November 2025.

“Sumatera Barat mencatat kasus demam tertinggi di antara tiga provinsi terdampak banjir dan longsor di Sumatera,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Agus Jamaludin, dikutip dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025).

Agus menyebutkan, tingginya kasus demam menandakan kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang belum pulih sepenuhnya pascabencana.

“Demam adalah keluhan yang paling cepat meningkat setelah banjir, terutama ketika tempat pengungsian padat dan akses air bersih terbatas. Disebabkan juga karena pelindung tubuh yang kurang memadai selama mengungsi,” ujar dia.

Sementara itu, keluhan kesehatan lain banyak dilaporkan, meliputi myalgia 201 kasus, gatal 120 kasus, dispepsia 118 kasus, ISPA 116 kasus, hipertensi 77 kasus, luka 62 kasus, sakit kepala 46 kasus, serta diare dan asma masing-masing 40 kasus.

“Di Sumatera Utara, pola serupa juga terjadi. Di Kabupaten Tapanuli Selatan tercatat ada 277 kasus demam, diikuti myalgia 151 kasus,” ujar dia.

Warga Sumut juga mulai merasakan gatal-gatal yang tercatat ada 150 kasus, dispepsia 94 kasus, ISPA 96 kasus, hipertensi 75 kasus, luka-luka 45 kasus, sakit kepala 23 kasus, diare 23 kasus, dan asma 3 kasus pada periode 25 November–1 Desember 2025.

Sementara itu, Aceh menunjukkan pola berbeda. Rata-rata para korban mengeluhkan perihnya luka-luka dan disusul ISPA.

“Dari data di Kabupaten Pidie Jaya pada 25–30 November 2025, keluhan tertinggi ialah luka-luka 35 kasus, disusul ISPA 15 kasus dan diare 6 kasus,” ujar Agus.

Korban bencana mulai terserang penyakit, Kemenkes memastikan telah mengirim tenaga kesehatan dan logistik tambahan ke wilayah terdampak.

“Kami menjamin ketersediaan obat dan SDM kesehatan untuk menangani berbagai keluhan kesehatan yang dialami masyarakat. Fokus kami adalah mencegah penularan dan menekan risiko komplikasi,” tutur Agus. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru