Rabu, 16 Juli 2025

KERAS NIH…! Kritik Sri Mulyani Soal Penanganan Utang, Menteri Keuangan Era Soeharto: Gali Lubang Tutup Lubang

JAKARTA – Sejumlah elemen masyarakat kerap memberikan kritikannya terkait pengelolaan utang negara di bawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan sejumlah pakar memperkirakan di masa akhir pemerintahannya, Jokowi akan mewarisi utang hingga Rp10.000 triliun.

Hal ini lantaran Jokowi selalu memprioritaskan program infrastruktur di masa pemerintahannya.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap mengatakan bahwa utang masih terkendali.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, baru-baru ini, Menteri Keuangan era Presiden Soeharto Fuad Bawazier turut memberikan kritikannya terhadap Menteri Keuangan saat ini Sri Mulyani.

Dirinya menyoroti pernyataan Sri Mulyani yang kerap menyebut bahwa utang masih terkendali.

Menurutnya, pernyataan Sri Mulyani tidak sesuai dengan kenyataan.

Fuad Bawazier kemudian mencontohkan apa yang dimaksud utang terkendali.

“Dulu itu dalam masa Orde Baru, jujur ngomong saja ya, utang itu betul-betul terkendali karena setiap pos utang itu betul-betul untuk proyek tertentu dengan rekening tertentu,” ucap Fuad Bawazier dalam diskusi virtual bertajuk ‘APBN 2022, Perpajakan dan Pandora Papers’ yang disiarkan kanal Youtube Narasi Institute pada 8 Oktober 2021.

“Jadi gak ada penyalahgunaan, jadi tahu pasti ‘Ini sudah diterima segini, dipake sekian, untuk proyek ini’. Itu disebut dengan terkendali,” ujarnya.

“Dulu tidak pernah zaman Orde Baru utang yang jatuh tempo ditutup dengan utang. Apalagi bunganya, utangnya saja gak pernah ditutup dengan utang,” katanya.

Hal seperti itu, menurut Fuad Bawazier tidak tampak pada rezim Jokowi saat ini yang gemar menyebut utang terkendali.

“Kalau sekarang, kan, pemerintah setiap kali, Menteri Keuangan terutama (bilang), ‘Utang terkendali, utang terkendali’. Terus saya selalu nanya, apanya yang terkendali? Apa artinya terkendali? Cuma narasi umum saja,” ujarnya.

“Sekarang itu, jatuh tempo ditutup dengan utang baru. Itu namanya gali lubang, tutup lubang,” tuturnya menambahkan.

Fuad Bawazier ingin pernyataan utang terkendali dari pemerintah diikuti dengan uraian yang terukur.

“Saya ingin uraiannya itu yang kualitatif dan kuantitatif. (Sekarang) kan gak ada. Cuma (bilang) terkendala, terkendali, terkendala, terkandali, tapi kemampuan bayarnya itu bagaimana kalau sekarang saja setiap kali bayar utang ditutup pakai utang lagi,” ujarnya.

“Jadi menurut saya tidak terkendali, menurut saya tidak terkendali,” ujar Fuad Bawazier keoada Pikiran Rakyat dengan judul Menteri Keuangan Zaman Soeharto Sindir Sri Mulyani: Bayar Utang Pakai Utang Lagi.

Fuad Bawazier menjabat sebagai Menteri Keuangan pada bulan Maret-Mei tahun 1998. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru