Jumat, 4 Juli 2025

KEREEEN…! Ahli Singapura Buktikan Sel Darah Putih Bisa Cegah Covid-19 Parah

Ilustrasi virus Covid-19. (Ist)

JAKARTA– Para ilmuwan di Singapura telah menemukan bahwa respons kekebalan sel-T yang kuat khusus untuk virus Sars-CoV-2 dapat mencegah Covid-19 yang parah. Sistem kekebalan tubuh bergantung pada sel-T, sejenis sel darah putih yang bekerja sama dengan antibodi untuk membasmi virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

 
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Kedokteran Duke-NUS dan Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock di Universitas Nasional Singapura, respons sel-T dibandingkan di antara 85 pasien tanpa gejala dan 75 pasien bergejala yang terinfeksi Sars-CoV-2. Penemuan ini sudah dipublikasikan secara online di Journal of Experimental Medicine pada 1 Maret.
 
Pasien asimtomatik dipilih dari pekerja migran yang tinggal di asrama, sedangkan pasien bergejala dipilih dari pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan hingga berat di Singapore General Hospital, National University Hospital, dan National Center for Infectious Diseases. Tim menemukan bahwa frekuensi sel-T mampu mengenali protein virus berbeda yang diproduksi oleh virus Sars-CoV-2 adalah serupa pada pasien tanpa gejala dan pasien rawat inap.
 
Akan tetapi, mereka yang asimtomatik menghasilkan lebih banyak gamma IFN dan IL-2, yang merupakan sitokin (peradangan) yang diproduksi oleh sel-T ketika sel yang terinfeksi dikenali. Sitokin memainkan peran penting dalam menghambat replikasi virus.
 
Peneliti senior di Duke-NUS ‘Emerging Infectious Diseases (EID) Program dan rekan penulis penelitian dr. Nina Le Bert, mengatakan temuan itu bisa menjadi kunci dalam menjelaskan mengapa beberapa pasien dapat pulih dari infeksi mereka lebih cepat. Lalu tanpa mengalami gejala apa pun.
 
Dia menambahkan bahwa semua pasien yang sembuh yang mereka uji telah memiliki antibodi dan sel-T. Meskipun beberapa memiliki tingkat antibodi yang tidak terdeteksi tetapi sel-T tingkat tinggi.
 
Banyak yang masih belum diketahui tentang tingkat sel-T yang diperlukan untuk melindungi seseorang dari Covid-19. Sebuah studi sebelumnya, juga oleh Duke-NUS, melacak dengan cermat jumlah sel-T spesifik Sars-CoV-2 pada 12 pasien Covid-19 selama penyakit mereka, dan menemukan bahwa mereka yang memiliki respons sel-T sejak awal infeksi mereka adalah kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit parah.
 
Sebanyak 12 pasien di Singapura memiliki tingkat keparahan penyakit yang berbeda-beda. Beberapa memiliki gejala ringan atau sedang, sementara yang lain sakit parah atau akhirnya meninggal karena penyakit.
 
Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal ilmiah Cell Reports pada bulan Januari. Mereka menemukan bahwa mereka yang menderita penyakit parah memiliki sedikit sel-T fungsional khusus untuk virus. Pada pasien yang akhirnya meninggal karena Covid-19, ternyata disebabkan karena sel-T spesifik virus tidak terdeteksi dalam aliran darah.
 
Kepada Bergelora.com dilaporkan, peneliti senior di program Duke-NUS EID, dan rekan penulis penelitian, dr. Anthony Tanoto Tan, mengatakan bahwa data mendukung gagasan bahwa sel-T spesifik Sars-Cov-2 memainkan peran penting dalam mengendalikan infeksi virus dengan cepat, dan akhirnya menyembuhkan penyakit. Dia menambahkan bahwa memantau tingkat sel-T pasien dapat membantu dokter menentukan apakah penyakit tersebut kemungkinan ringan atau parah.
 
Pasien dengan respons sel-T yang lemah atau tertunda mungkin perlu diawasi secara ketat dalam perawatan intensif. Menurut dr. Tan setiap vaksin Covid-19 yang baik harus mampu mendorong kekebalan sel-T dan antibodi untuk memberikan perlindungan paling holistik dari virus. (Calvin G. Eben-Haezer)
 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru