Jumat, 4 Juli 2025

Kereeen…! Anak Muda Lampung Hidupkan Brand Kopi Fine Robusta

Anak muda dan Festival Kopi di Lampung, Sabtu (21/7). (Ist)

LIWA- Jumlah pelaku pertanian di kebun kopi masih didominasi oleh petani yang sudah memasuki usia lebih dari 45 tahun. Kondisi ini membutuhkan peremajaan pelaku usaha pertanian utamanya petani kopi.

“Sekarang konsumen kopi punya selera rasa kopi yang khas, mereka mau beli dengan harga tinggi dan menghargai jerih payah petani,” kata Rudi Handoko,  petani kopi muda dari Fajar Bulan Lampung Barat.

Pemilik usaha kopi berlabel @kopi_baba ini mengaku ada perubahan pasar kopi, utamanya selera anak muda soal rasa dan cara menikmati kopi.

Salah satunya adalah permintaan petik kopi  merah alias yang matang agar bisa hasilkan biji kopi enak untuk dinikmati.

Diakui rintisan kedai kopi dengan brand Kopi Baba jadi pilihan wirausaha yang ditekuni bersama kawan karibnya,  Oky Widiatama dan sejumlah kawan muda di Lampung Barat.

“Kopi enak itu bergantung pada kualitas nya,  proses paska panen dan model seduh yang baik. Memang ini bergantung selera rasa ya,” kata Rudi Handoko.

Oky Widiatama yang rintis usaha kopi dengan brand atau merk dagang Kane Kopi mengakui masalah selera juga budaya minum kopi berbeda-beda.

“Ini membuka pasar kopi dengan proses seduh yang unik,  khas.  Kopi enak itu bukan karena manis rasanya saja, tapi  rasa pahit juga,” kata Oky.

Di area Festival Kopi 2018 di Pekon Gunung Terang Kecamatan Air Hitam Lampung Barat, by rangkaian festival yang berlangsung sejak 21-23 Juli 2018 atau dari Sabtu hingga Senin dengan mudah pengunjung bisa mendapat kesempatan untuk belanja kopi,  lomba lukis berbahan ampas kopi, lelang kopi hingga lomba seduh kopi atau cupping.

Joko Mulyadi,  pemilik merk Suluh yang dalam bahasa Lampung artinya merah menjelaskan upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kopi bisa diwujudkan saat ada kesepakatan harga yang pantas.

Joko mengaku senang dengan adanya festival kopi karena bisa membuka peluang pasar kopi Lampung Barat, kopi robusta.

“Saya menekuni usaha kopi dengan merk Suluh, fokus kembangkan fine robusta. Lampung Barat itu kopinya robusta, ini kita ikuti lomba cupping untuk tahu bagaimana kualitas oleh kopi Suluh,” kata Joko.

Bupati Lampung Barat,  Parosil Mabsus menyatakan dirinya berupaya mendorong agar tanamam kopi bisa diremajakan agar mendapatkan produksi panen lebih baik.

Adanya banyak lahir usaha kopi baik di sisi pengolahan pasca panen hingga hadirnya beragam merk kopi sangat positif guna meningkatkan skala usaha perekonomian rakyat.

“Petani kopi kita dorong agar bisa lebih sejahtera. Ada peluang usaha kopi, pun ragam cara menikmati kopi, ” kata Parosil Mabsus.

Resdian Toni, pemilik merk dagang Mang Encak yang fokus produksi kopi organik menyatakan kini dirinya tengah mengajukan hak paten atas merk produk kopinya.

Hingga kini,  produk olahan kopi dengan beraneka ragam pemilik kedai atau warung kopi semakin banyak. Hal yang menarik,  anak muda mulai yang muda hingga lansia, semua suka kopi Lampung

“Sampai saat ini merk Mang Encak belum ada yang klaim apakah nama sudah dimiliki oran lain,” kata Resdian Toni.

Kehadiran banyak merk dagang yang digeluti oleh kaum muda Lampung, olah kopi robusta sangat menarik.

Langkah anak muda yang mau terjun bisnis wirausaha kopi bisa tingkatkan perekonomian  rakyat.

“Kalau soal kopi organik, standarnya sudah ada lembaga sertifikasi, Sucofindo misalnya,” katanya.

Puthut Indroyono,  peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM menyatakan potensi kopi robusta Lampung Barat cukup strategis guna dikembangkan.

“Kaum muda yang mau wirausaha kopi,  bisa memberikan nilai tambah kopi Lampung Barat, ” kata Puthut Indroyono.

Melalui ragam rangkaian festival kopi diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi.

“Di luar usaha kebun kopi ada nilai tambah, ada peluang usaha wisata kopi.  Harapan kita bisa menambah skala usaha olah kopi,” katanya. (Much Fatchurachman)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru