JAKARTA- Presiden Joko Widodo menghadiri Halal Bil Halal Rembuk Nasional Aktivis 98 di Hotel Puri Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (16/6). Acara tersebut dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, hingga Ketua Dewan Perwakilan Daerah Oesman Sapta Odang.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, sejumlah aktivis 98 yang hadir dalam acara kali ini yaitu Adian Napitupulu, Benny Rhamdani, Elly Salomo, Wanda Hamidah, hingga Roy Simanjuntak.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengajak para aktivis 98 mengelola keberagaman yang dimiliki Indonesia menjadi sebuah kekuatan.
“Negara ini negara besar. Ada 17 ribu pulau, 714 suku banyak sekali, berbeda-beda. 1.100 lebih bahasa daerah yang kita miliki, juga banyak. Jangan ada yang merasa ini negara kecil. Sebab itu persatuan kerukunan dan kerukunan harus terus kita ingatkan. Saya sangat percaya aktivis 98 mampu mengelola perbedaan-perbedaan itu,” ujarnya.
Oleh karena itu, sambung Kepala Negara, jangan lagi terulang politik identitas saat pilkada, maupun pileg dan pilpres. Pasalnya, jelas Presiden, politik identitas sangat berbahaya karena berpotensi merusak keberagaman bangsa.
“Jangan sampai ada lagi di pilkada entah pilihan walikota, gubernur bupati masih ada politik identitas, SARA yang berkaitan dengan SARA. Sangat berbahaya karena kita sangat majemuk,” pesannya.
Menurut Jokowi, Indonesia kedepan memang membutuhkan pemimpin-pemimpin yang berkarakter kuat dan bisa mengambil keputusan matang dalam keadaan sulit.
“Kedepan menurut saya dibutuhkan pemimpin yang memiliki karakter kuat dalam eksekusi dan memiliki keberanian dalam eksekutor dalam setiap keputusan yang sulit. Seperti apapun,” jelasnya.
Tak hanya itu, sambung Jokowi, Indonesia kedepannya juga membutuhkan orang-orang yang memiliki manajerial yang baik dan kuat. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut melihat banyak orang yang berpotensi menjadi pemimpin Indonesia dalam acara tersebut.
“Tapi saya tidak ingin menyebut nama dulu. Namun banyak yang menyebut Adian. Bung Adian. Saya tidak mau sebut nama. Inisial pun saya enggak mau,” imbuhnya.
Piagam Aktivis ‘98
Dalam acara itu akhirnya dibacakan juga Piagam Aktivis ’98 oleh Benny Rhamdani. Berikut ini isi lengkap Piagam Aktivis ’98 yang dibacakan:
Pada Tanah Air kita sama berdiri, pada air yang sama kita berjanji, kepada darah yang sama kita adalah Indonesia, karena cinta yang sama untuk Ibu Pertiwi kita adalah merah putih dan hari ini kita akan berikrar dan berjanji. Piagam aktivis 98:
Dua dasawarsa sudah berlalu, sejak peristiwa reformasi 1998 terjadi. Aktivis 98 yang adalah pencetus gerakan 98 masih ada dan terus berlipat ganda hadir di berbagai medan perlawanan. Aktivis 98 ada di medan pengabdian, aktivis 98 siap di semua medan pengabdian kami telah mendapatkan diri untuk bangsa dan negara mengabdi kepada Ibu Pertiwi.
Oleh karena itu aktivis 98 yang berisikan di berbagai lembaga negara, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swasembada masyarakat, dan berbagai sektor swasta dengan beragam profesi menyatakan komitmen bersama untuk bertanggungjawab menjalankan tugas berdasarkan Pancasila dan konstitusi negara Republik Indonesia, serta nilai-nilai reformasi gerakan mahasiswa 1998. Kami berkeyakinan mampu melaksanakan komitmen tersebut karena prinsip dan nilai perjuangan tersebut sudah kami rintis sejarahnya sejak reformasi 1998. Aktivis 98 berkomitmen:
1. Melaksanakan tugas dan jabatan yang diemban dengan berpegang teguh pada Pancasila sebagai dasar dasar negara. UUD 1945 menghormati kebhinnekaan sebagai slogan Bhinneka Tunggal Ika, dan turut menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.
2. Berpegang teguh pada cita-cita reformasi 98 dan merealisasikan nilai-nilai perjuangan gerakan mahasiswa 98, yaitu mewujudkan Indonesia yang demokratis kerakyatan kebangsaan yang anti korupsi kolusi dan nepotisme.
3. Bertanggung jawab dengan pengabdian yang dilakukan secara profesional, penuh integritas dan penuh loyalitas.
4. Menjadi lidah, mata, dan telinga rakyat yang sejati dan mengutamakan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Memperjuangkan keadilan bagi para pahlawan reformasi 98 yang hingga hari ini belum tuntas, itu menjadi komitmen yang tidak akan pernah luntur dalam perjuangan 98.
6. Aktivis 98 menolak segala bentuk politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan siapa yang menggunakan isu itu untuk kepentingan politik maka kita akan menjadi lawan mereka.
7. Bersikap adil jujur, transparan, dan objektif
8. Turut serta dan bersedia menjadi tilang punggung dalam mengawal dan mensukseskan Nawacita jilid kedua bersama presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo. (Web Warouw)