Sabtu, 12 Juli 2025

Kereen..! Gubernur BI: Gunakan Big Data, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7%

Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Seminar Nasional Big Data di Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (9/7) Agustus 2017 (Ist)

JAKARTA- Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Seminar Nasional Big Data di Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (9/7) Agustus 2017 yang menghadirkan pembicara dari tingkat Menteri, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN dan Swasta. Sejumlah kalangan juga hadir dari dari pemangku kebijakan, industri, akademisi, masyarakat umum, dan media.

“Utilisasi Big Data bagi Indonesia yang memiliki potensi ekonomi digital sangat besar akan meningkatkan produktivitas secara signifikan melalui inovasi  berbagai bidang sehingga akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di waktu yang akan datang dalam lintasan 7 %,” demikian Gubernur BI, Agus Martowardodjo dalam sambutannya.                      

Kepada Bergelora.com dilaporkan, seminar yang mengangkat tema, ‘Globalisasi Digital: Optimalisasi Pemanfaatan Big Data untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi’, ditujukan  sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antar institusi dalam hal pemanfaatan Big Data, sekaligus mendorong terciptanya kolaborasi antar institusi guna mendorong pemanfaatan Big Data secara lebih optimal.

“Semangat kolaborasi ini sejalan dengan tema HUT Kemerdekaan RI ke-72 ‘Indonesia Kerja Bersama,” tegasnya.

Bank Indonesia (BI) sudah memanfaatkan big data dalam perumusan kebijakan sejak tahun 2014 lalu. Pemanfaatan big data dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam mencari data yang kemudian dirumuskan ke dalam sebuah kebijakan.

Adapun yang dimaksud dengan big data adalah kumpulan data yang didapatkan dari berbagai sumber baik primer maupun sekunder dan diolah untuk diambil manfaatnya untuk melahirkan solusi.

Data primer berasal dari laporan bank, non bank, serta survei. Sedangkan data sekunder berasal dari social media, portal online, internet search data, satelite images, dan mobile location.

“Pemanfaatan big data diharapkan bisa membantu mengambil keputusan baik di sistem pembayaran, moneter, pengelolaan uang rupiah,” kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.

Pemanfaatan big data dipilih karena adanya data yang selalu tersedia secara real time dan mencerminkan langsung kondisi di lapangan. Pemanfaatan big data juga sudah banyak digunakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) di beberapa daerah di Indonesia.

Pemanfaatan big data kemudian diaplikasikan untuk meningkatkan layanan publik. Beberapa kota di Indonesia yang sudah memanfaatkan big data, antara lain Jakarta dan Makassar.

“Pemda melalui aplikasi smart city juga sudah mulai menggunakan big data untuk meningkatkan layanan publik,” ujar Agus.

Dengan dimanfaatkannya big data, lanjut Agus, kelangkaan komoditas di beberapa daerah juga bisa diatasi dengan suplai dari daerah lain yang memiliki kelebihan pasokan. Sehingga gejolak harga akibat kelangkaan komoditas pangan khususnya dapat diatasi.

“Kami susun, persiapkan agar inflasi betul-betul terkendali di Indonesia. Kami yakin inflasi rendah dan stabil adalah kunci untuk Indonesia bisa membangun ekonomi yang lebih tangguh,” tutur Agus.

Dengan memanfaatkan big data, kata Agus, ada indikator baru yang tersedia lebih cepat dan akurat. Hal ini menjadi penting dalam merumuskan kebijakan baik di tingkat Pemda maupun di bank sentral. Selain itu, persepsi atas kebijakan yang sudah dikeluarkan juga bisa dimonitor dan dianalisa lebih lanjut untuk perbaikan ke depan.

“Tersedianya indikator baru secara cepat dan sering untuk atasi lagi yang sering dihadapkan dalam merumuskan kebijakan. Selain itu, persepsi publik atas kebijakan Bank Indonesia bisa dipantau secara akurat melalui sentimen analisa,” kata Agus. (Puji)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru