JAKARTA- Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, Hanif Dhakiri mendesak agar pemulangan TKI yang sedang sakit dan koma di Taiwan segera dilaksanakan sesuai dengan permintaan keluarga. Hal ini disampaikannya kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (30/10).
“Yang seperti ini yang harus cepat kita tangani. Karena dia Warga Negara Indonesia, sendirian di negeri orang. Selama ini TKI telah memberikan kontribusi besar bagi negara. Kita tidak boleh terlambat,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa jajarannya sudah menghubungi pihak perusahaan yang mengirim TKI tersebut ke Taiwan.
Dibawah ini perintah mendesak pemulangan TKI yang diforward Manaker Hanif kepada Bergelora.com.
Yth. Dirjen Binapenta dan Direktur PPTKLN
Menindaklanjuti perintah bapak menteri terkait persoalan TKI a.n Eko Wahyu Saputro yg sedang mengalami koma di Taiwan dapat kami laporkan bahwa Dit. PPTKLN telah memanggil PPTKIS PT. Pandu Abdi Pertiwi terkait persoalan diatas. Dari hasil mediasi pihak PPTKIS menyatakan akan bertanggungjawab memfasilitasi kepulangan TKI tersebut ke Indonesia dan memfasilitasi proses perawatan. Demikian laporan sementara, perkembangan lebih lanjut kami akan laporan
“Udah ditangani,” tegas Hanif Dhakiri kepada Bergelora.com lewat WhatsApp.
Bergelora.com menyampaikan keluarga mengeluh belum ada yang tangani.
“Aku cek lg perkembangannya,” jawab Menaker.
Hanif Dhakiri mengirim kembali bukti laporan staffnya.
Selamat siang pak Menteri, kdei telah berkomunikasi dg pihak keluarga Dalam hal ini ibu dari Eko wahyu saputro yg saat ini bekerja di Taiwan.
Kami pun telah berkomunikasi dg pptkis terkait rencana pemulangan eko wahyu saputro.
Saat ini pihak ambulance udara sedang melakukan penyiapan pemulangan yg direncanakan pada pertengahan november 2017. Tq
“(Itu-red)Laporan dr staf naker di taiwan,” jelas Menaker
Sementara keluarga di Lampung melaporkan komunikasi keluarga di Taiwan.
“Yg ada juga menurut bpknya Eko…barusan saya telp yg hub pihak prshn. Mas Eko betul mau dipulangkan pertengahan November,” demikian pesan dari keluarga di dari kampung Sukamakmur, Kecamatan Penawar Aji, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung yang disampaikan lewat Diah Dharma Yanti, SH. kepada Bergelora.com.
Keluarga minta agar pemulangan bisa dipercepat, mengingat kondisi koma dari TKI tersebut.
“Bisa dipercepatkah, agar bisa diselamatkan di Indonesia,” demikian pesan dari ayah TKI itu yang disampaikan lagi ke Menaker Hanif Dhakiri.
“Aku teruskan ke taiwan,” jawab Hanif.
Staff Kementerian Di Taiwan menjawab sedang mengusahakan kepulangan TKI itu lebih cepat.
“Kami coba bicarakan dg pihak ambulance udara pak menteri, Karena menyangkut kesiapan fisik eko, ketersediaan peralatan medis dan ketersediaan seat penerbangan yg membutuhkan kurang lebih 15 kursi,” demikian laporan staff di Taiwan kepada Hanif Dhakiri yang diforward kepada Bergelora.com.
Darurat Di Taiwan
Sebelumnya, 23 Oktober 2017 lalu Bergelora.com memuat pesan dari ayah Eko Wahyu Saputra (23 tahun) TKI di Taiwan yang sedang koma karena virus otak.
Karena tidak mampu, keluarga meminta tolong Presiden Joko Widodo untuk memulangkan Eko Wahyu Saputra (23 tahun) ke kampung halaman di Lampung.
Pesan lewat media menyebutkan bahwa Eko Wahyu Saputra sejak Juni 2017 diserang virus otak yang mengakibatkan koma sampai saat ini di Taiwan.
“Saya mohon maaf atas mampuan saya menjemput sendiri ke Taiwan karena ketidak mampuan ekonomi keuangan keterbatasan pengetahuan saya hanyalah buruh tani di desa oleh karena itu saya mohon kepada semua pihak yang bisa membantu kepulangan anak saya ke Indonesia,” demikian pesan dari Suyitno (48 tahun), ayah dari Eko Saputra dari kampung Sukamakmur, Kecamatan Penawar Aji, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung seperti yang beredar di media sosial.
Suyitno meninggalkan mencantumkan nomor kontak selular dirinya untuk dihubungi di 0823-74595303 dan 0812-72760976.
“Sekali lagi saya mohon bantuan untuk pemulangan anak saya ke Indonesia. Apapun kondisinya saya sekeluarga sudah pasrah dan menerima apapun kejadiannya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih,” katanya.
Pesan ini ditujukannya kepada Presiden RI, Ketua DPR RI dan MPR-RI, Menteri Tenaga Kerja RI, Menteri Luar Negeri RI, Menteri Kesehatan RI, BNP2TKI, Gubernur Lampung dan Bupati Tulang Bawang. (Web Warouw)