Selasa, 16 September 2025

Keren Nih…! Open Mic Di Ubud, Ajang Interaksinya Seniman Segala Bangsa

Open mic (panggung terbuka) di Ubud, Bali. (Ist)

DENPASAR- Bila melihat sejarahnya open mic (panggung terbuka) lebih difungsikan untuk para seniman pemula yang belum punya pengalaman manggung atau tampil, maka mereka diberi kesempatan di open mic tersebut. Sebuah panggung terbuka bagi pengunjung (biasanya cafe atau bar) yang ingin bernyanyi, menari, berpuisi, pamer karya dan sebagainya, dan umumya para musisi yang memanfaatkan forum ini.

Kalau live music biasanya dihibur oleh home band (band yang tampil tetap di sebuah cafe) dan dibayar, sementara open mic terbuka dan diatur jadwal siapa-siapa saja yang akan tampil.

“Open mic pertama yang aku tahu saat di Australia, ada beberapa bar yang menggelar acara ini dan siapapun bisa tampil, “ungkap Rizal Abdulhadi, seorang produser musik yang sudah empat tahun tinggal di Ubud, Bali.

Open mic dulu belum biasa atau belum familiar di Indonesia karena budaya masyarakat kita sepulang kerja tidak lantas nongkrong nge-bir di bar/cafe, tapi sekarang di Ubud dan Bali pada umumnya open mic menjamur di cafe-cafe yang itu sebagai promosi tempat dalam meramaikan cafe dan menarik pengunjung.

Selanjutnya open mic juga sebagai ajang untuk para pemusik atau seniman-seniman mancanegara yang ingin bermusik mengekspresikan karyanya di Indonesia, karena kalau ingin tampil tunggal membuat panggungnya sendiri cukup sulit karena terkait pajak, perijinan dan sebagainya.

Bali sebagai destinasi wisata akhirnya menjadikan open mic tidak hanya untuk seniman pemula tapi seniman/musisi-musisi yang sudah berpengalaman dan profesional juga tampil memperkenalkan diri berikut karyanya.

Kalau di luar negeri open mic sebagai ajang untuk melatih keberanian bagi seniman pemula dalam menampilkan skil karena mereka berada di negaranya sendiri dan bukan sebagai turis.

Seorang musisi atau seniman yang sudah punya banyak follower bila datang ke acara ini akan menjadi daya tarik tersendiri karena karyanya sudah banyak viewer , sementara bagi pemilik cafe menjadi hal positif karena akan ramai pengunjung yang berimbas bertambah pemasukan dari penjualan makanan dan minuman.

Open mic akhirnya menjadi semacam meeting point atau tempat bertemuanya para seniman, dimana bagi seniman lokal jadi sangat positif karena ini jadi ajang mereka bertemu dengan para seniman internasional, bisa kenalan  membangun kerjasama dalam bentuk kolaborasi seni dan seterusnya.

Info tentang dimana tempat kongkownya para musisi di Ubud atau di Bali, juga dimana open mic akan diadakan umumnya diketahui lewat teman, atau mencari tahu di internet.

Di tempat terpisah Syafril Firdaus, host acara open mic di Cafe Bali Bohemia mengatakan awalnya cafe yang terletak di jalan Nyuh Bojog, Ubud – Bali ini adalah tempat nongkrongnya para seniman baik lokal maupun mancanegara, dari sana pemilik cafe terbit ide untuk membuat pangung open mike. “Open mic di cafe ini sudah ada sejak tahun 2015, mereka datang dari Inggris, Amerika, Australia, Marokko, Jember, Malang dan seterusnya bergantian tampil dan semua tidak dibayar, “ungkap pria berambut gimbal ini.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, acaranya sendiri setiap Kamis malam mulai jam 20.00 – 23.00 Wita, dan untuk info mengenai open mike ini selalu disosialisasikan di grup facebook Ubud Community, “Di grup inilah kita bisa tahu secara lengkap apa-apa yang akan terjadi berikut acara-acara di seputar Ubud, baik itu musik, tari, teater, festival makanan dan kuliner, “terang Syafril yang juga pengajar olah vokal di sekolah setingkat SD dan SMP ini.

Kembali ke Rizal, sebagai seniman sekaligus produser musik ia juga mencari talenta-talenta baru di ajang open mic untuk menawarkan kerjasama dalam hal rekaman atau pembuatan vidio klip.

“Kalau di Australia biasanya pemilik bar ikut nonton, bilamana ada penampil yang bagus maka merekalah yang akan dikontrak untuk jadi home band, “pungkasnya. (Sukir Anggraeni)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru