Selasa, 2 Desember 2025

BELUM DISERAP INVESTASI..! Laporan BPS: Jumlah Pengangguran 7,46 Juta Orang, Banyak Tenaga Kerja di Sektor Informal

JAKARTA Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2025 mencapai 7,46 juta orang. Angka ini turun sekitar 4.000 orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meski naik dibanding Februari 2025.

“Angkatan kerja yang tidak terserap sebesar 7,46 juta orang atau menurun sekitar 4.000 orang dibandingkan Agustus 2024,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers dikutip Bergelora.com Jakarta, Kamis (6/11).

Menurut Edy, data tersebut berasal dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025. Ia menyebut secara umum kondisi pasar kerja masih cukup tangguh di tengah perlambatan ekonomi global.

“Jumlah orang yang bekerja terus meningkat,” ujarnya.

Dalam paparan Edy, BPS mencatat jumlah penduduk usia kerja pada Agustus 2025 mencapai 218,17 juta orang, naik 2,80 juta orang dari tahun sebelumnya.

Dari jumlah itu, 154 juta orang masuk dalam kategori angkatan kerja—bertambah 1,89 juta orang dibanding Agustus 2024.

Dari total angkatan kerja, sebanyak 146,54 juta orang bekerja, meningkat 1,90 juta orang dibandingkan tahun lalu. Rinciannya, 98,65 juta orang bekerja penuh, 36,29 juta bekerja paruh waktu, dan 11,60 juta termasuk setengah pengangguran.

Sementara itu, bukan angkatan kerja (terdiri dari pelajar, ibu rumah tangga, dan lainnya) mencapai 64,17 juta orang atau naik sekitar 910.000 orang.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tercatat sebesar 70,59 persen, sedikit menurun dari 70,63 persen pada Agustus 2024. Namun, ada pergeseran menarik antara pekerja laki-laki dan perempuan.

“TPAK laki-laki mencapai 84,40 persen dan perempuan 56,63 persen. Menariknya, partisipasi perempuan justru meningkat dibanding tahun lalu,” ujar Edy.

Ia menilai, kenaikan partisipasi perempuan mencerminkan semakin terbukanya kesempatan kerja di sektor-sektor berbasis jasa dan usaha mikro yang fleksibel.

“Ini sinyal positif bagi pemberdayaan ekonomi perempuan,” ucapnya.

Meski jumlah pengangguran turun, BPS mencatat sebagian besar tambahan tenaga kerja masih terserap di sektor informal. Kondisi ini menunjukkan lapangan kerja formal belum tumbuh optimal.

“Masih perlu perhatian agar pertumbuhan ekonomi yang kuat juga menghasilkan penyerapan kerja yang lebih berkualitas,” kata Edy.

Adapun pemerintah menargetkan tingkat pengangguran terbuka turun di bawah 4,5 persen pada 2026 seiring dengan ekspansi investasi, peningkatan produktivitas UMKM, dan percepatan program padat karya di berbagai daerah.

Pengangguran Di Jakarta

Dilaporkan juga, Badan Pusat Statistik atau BPS DKI Jakarta mencatat sebanyak 330 ribu orang dari 5,46 juta angkatan kerja di Jakarta masih belum mendapatkan pekerjaan alias menganggur.

Meski demikian, angka pengangguran tersebut mengalami penurunan sebanyak 7.660 orang, dibandingkan Agustus 2024 yang mencapai 338 ribu orang.

Demikian hal tersebut disampaikan kata Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025.

“Besaran pengangguran 330 ribu orang, sebelumnya di Agustus (2024) 338 ribu orang. Perubahan ini kita bandingkan dengan Agustus 2024,” kata Nurul dikutip Bergelora.com di Jakarta, Kamis (6/11/2025).

Nurul menjelaskan jumlah penduduk usia kerja di DKI Jakarta tercatat ada 8,43 juta orang atau meningkat 65.800 orang dibandingkan Agustus tahun lalu.

Jumlah tersebut terdiri atas angkatan kerja sebanyak 5,46 juta orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 2,97 juta orang.

Kemudian, dari 5,46 juta angkatan kerja, sekitar 5,13 juta orang bekerja, sementara sisanya pengangguran.

Dia mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jakarta berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2025 mencapai 6,05 persen.

Artinya, terdapat sekitar enam orang menganggur dari 100 orang angkatan kerja. Angka tersebut turun sebesar 0,16 persen poin dibandingkan Agustus 2024.

Berdasarkan jenis kelamin, Tingkat pengangguran terbuka laki-laki mencapai 6,21 persen atau lebih tinggi dibandingkan perempuan yang hanya 5,79 persen.

Sementara berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, Tingkat pengangguran terbuka Agustus 2025 mempunyai pola yang berbeda dengan Agustus 2024.

Pada Agustus 2025, tamatan SMA umum merupakan yang tertinggi atau paling banyak dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yakni sebesar 7,18 persen.

Sementara tingkat pengangguran yang terendah terjadi pada tamatan SD ke bawah sebesar 2,83 persen.

Sedangkan pada Agustus 2024, pengangguran tertinggi terjadi pada tamatan SMA kejuruan dan terendah pada tamatan SMP. (Web Warouw)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru