Oleh: Toga Tambunan *
KONON kejadiannya di Babel, ketika disana bangsa Israel terbuang. Raja Nebukadnezar kehilangan mimpi yang amat terkesan mendalam pada dirinya, sirna dari benak. Sangkin belingsatan kehilangan mimpi itu, diperintahnya semua cerdik pandai istana menemukan. Dengan ancaman hukuman mati.
Pemikir terwahid sekalipun kecerdik-pandaiannya diantara abdi kerajaan, angkat tangan, tak seorang pun sanggup, meski resiko dirinya akan dilenyapkan istana.
Daniel, orang Israel diantara tawanan terbuang ke Babel menyelamatkan hidup cerdik pandai istana. Ternyata Allah menitipkan kepadanya mimpi dipersoalkan raja Nebukadnezar tersebut.
Dia menayang kembali mimpi raja, sebagaimana telah dicatatnya pada Alkitab. Diantaranya dipaparkan ke raja Nebukadnezar: “Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanyaa menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi” (Daniel 2:31-35)
Dilanjutkan Daniel mempaparkan tafsirnya yang juga dari Allah: “Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian…….Tetapi pada zaman raja-raja, Allahu semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya, tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai.” (Daniel 2:41-42, 44-45)
Nebukadnezar mengakui, tayangan Daniel itulah memang mimpinya.
Kita tahu patung itu menunjuk Nebukadnezar dan kerajaannya yang bertindak semena-mena, serupa perilaku Lucifer.
Lucifer merekayasa penderitaan atas Ayub sebagai skala kecil terhadap manusia.
Lucifer lanjut membuat penderitaan atas manusia berskala masyarakat luas yakni atas Israel di Mesir dan pada periodeo Nebukadnezar berkuasa, serta gambaran serupa terjadi atas masyarakat global kosmopolitan. Holocaust Israel pada oleh Nazi Hitler. Di negeri Nusantara berkomplot VOC serta Hindia Belanda, Lucifer menindas masyarakat. Lucifer tak berhenti mencelakai bengis tanpa batas atas manusia, memanifestasikan pengingkarannya kepada Allah.
Melalui karunia hikmat mampu menayang takwilkan mimpi Nebukadnezar kepada Daniel, Allah memberi-tahu kita, berlangsungnya Kontradiksinya membinasakan Lucifer, yang kita sebut Kontradiksi Prima. Kontradiksi Prima inilah mencetuskan kontradiksi-kontradiksi lainnya diantara manusia yang berbeda kemauannya terhadap Allah.
Dan melalui Daniel, Allah pun telah memberitahu kebinasaan Lucifer, serupa patung di mimpinya Nebukadnezar.
Tentang patung logam tegap ternyata berkaki lempung itu menegaskan betapa pun kerajaan itu nampak besar, sejatinya strukturnya rapuh. Kaki lempung penegas kerajaan itu rapuh, mengkanalisasi ingatan sinonimnya dalam lukisan “musuh macan kertas” yang diduga dikreasi pada perang Tiga Negara sekitar abad ke-3 M di daratan Tiongkok kuno, bagian kampanye propaganda tendensius memotivasi dan mobilisasi kekuatan.
Perjumpaan makna kaki lempung pada mimpi Nebukadnezar pada abad ke-6 SM dan macam kertas di daratan Tiongkok pada abad ke-3 M, membuktikan karya Allah peduli terhadap problematika manusia yang digojoh Lucifer. Manusia memformulasi fakta perjumpaan riwayat sebagai bauran antar budaya.
Tafsir mimpi dari Allah itulah menginformasikan setan/iblis atau Lucifer itu lempung bagi Allah. Dan Daniel juga tegaskan secara ringkas, kerajaan Babel Nebukadnezar alias Lucifer itu pasti diremukan.
Selanjutnya kini lintas ingatan akan bulan Maret, saat ini, menyasar ke jargon populer sebelum Maret 1966 “musuh macan kertas” mendampingi misteri
supersemar / Surat Perintah 11 Maret 1966 Presiden Sukarno yang lenyap atau bunkernya belum ketemu hingga sekarang. Misterius.
Rezim Soeharto justru berlandas materi misteri itu berkuasa bengis selama 32 tahun. Ragam tabiat Lucifer bengis spesifik telah puas digebyar geng rezim Soeharto yang pernah ditaksir membunuh 500ribu hingga 3 juta orang atas masyarakatnya sendiri. Pelanggaran (maknanya kejahatan) Ham masa lalu itu diakui dan disesali terjadi oleh Presiden Jokowi pada 11 Januari 2023, di Jakarta.
Bila disimak, klasifikasi Daniel cor lempung wujud patung itu rapuh, menurut visi Allah, bukan dimaksud untuk pandangan manusia.
Kita kini masih hidup dimasa kerajaan Lucifer berkaki lempung yang sepenuhnya belum remuk, ditandai keberadaan ideologi keras yang bersumber dari muatan isi kepala Lucifer, beragam rupa, pengadu domba manusia. Lucifer mengkreasi kekayaan jadi landasan ideologi pendiskriminasi dan penindas keras masyarakat manusia. Dan Lucifer juga mengkreasi kemiskinan jadi ideologi kebencian atau dendam yang keras.
Sejatinya nafsu Lucifer mengingkari Allah terbukti sudah keok oleh kuasa darah Tuhan Yesus yang tercurah di Golgata dan kebangkitanNya. Tuhan Yesus memunahkan ideologi Lucifer dengan melengkapi manusia pedang prinsip :
kekayaan maupun kemiskinan adalah sarana manusia bersekutu dengan Allah.
Penderitaan manusia rekayasa Lucifer sejak dan terhadap Adam & Hawa, perbudakan bangsa Israel di Mesir, di kerajaan Babel, perang Tiga Negara di daratan Tiongkok kuno, atau PD I, PD II. Di Nusantara Lucifer menata rezim Hindia Belanda, rezim Soeharto, dan lainnya kesusahan besar di seluruh pelosok bumi berapa pun bengisnya, senantiasa Allah tahu dan mengendalikan. Semua kejadian derita penyiksaan dialami manusia itu agendanya Lucifer dalam konteks kontradiksi antagonis Allah versus Lucifer yang stir kendali tetap ditangan Allah. Termasuk hal perang di Ukraina, juga perang dunia ke-3 bersenjata nuklir, senjata virus patogen, senjata racun kimiawi, senjata laser, senjata robot, senjata krisis pangan, krisis uang & krisis perdagangan, perang proxy yang akan dimainkan Lucifer melalui para gengnya.
Lucifer merekrut manusia mengingkari Allah mengikuti dirinya, tidak patuh kedaulatan Allah. Dikreasi dan dijejalinya manusia menu keju-nafsu saling baku-musuh, membenci bahkan membunuh.
Allah setia mengasihi manusia ciptaanNya, menyelamatkan dari maut dan terus merekrut manusia jadi teman sekerjaNya membinasakan Lucifer dengan mengajar manusia beraksi mengampuni sesamanya, sekaligus taat firmanNya.
Tuhan Yesus mungkin sambil memplototi kita mengajar, agar jangan bersifat hewan: “Karena itu Aku berkata kepadaMu: Janganlah kuatir akan hidupmu (bios), akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup (zoe) itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”
( Matius 6:25) Hewan bergerak hanya mengejar urusan bios.
Selain itu Yesus yang Tuhan itu mengajar tegas pula karakter manusia berbeda dari hewan: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15)
Tuhan Yesus selanjutnya memberitahu lebih cermat jalan, proses, waktu dan tanda-tandanya periode yang akan dilintasi manusia. Kemudian Johanes memperinci dalam Wahyu, materi pokok berupa tahapsn proses, sistim, mekanisme, aparat, peristiwa yang akan terjadi, pemusnahan baka Lucifer hingga kota kekal.
Kota kekal itu didirikan berupa bangunan dan jalanan dari emas murni, berdinding permata berlantai serta berpintu mutiara, nir- keluhan, nir-ratap tangis, nir penyakit, yang disebut Langit Baru Bumi Baru yang kekal.
Bumi ini bukan kediaman parmanen bagi manusia. Sekalipun kondisi dunia ini permai diciptakan Allah, ternyata bukan untuk hunian tetap, hanya sementara.
Melalui Paulus, Roh Kudus mengingatkan: “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini. (2 Korintus 5:1-2)
Alangkah malangnya seseorang terperangkap ajakan Lucifer terparkir parmanen tinggal kekal dalam maut.
Allah mengajak kita terproses sempurna tanpa cacat tanpa cela, turut berbuat sistematis dialektis, meremukkan Kerajaan Lucifer yang berkaki lempung dalam pandangan Allah. Bagi manusia, gerak jari tangan besi patung mimpi Nebukadnezar itu amat menyiksa. Tidak ada mustahil bagi Allah menolong kita yang mau berkarakter sempurna tak bercacat tak bercela, sementara hidupnya masih berdiam di bumi.
Iblis itu pun mendorong orang percaya Tuhan Yesus itu rajin kebaktian ke gereja bahkan mempromosi jadi pengkotbah, asalkan tidak berkarakter sempurna tak bercacat cela, yaitu yang disebut Manusia Prasurgawi di bumi, disingkat MPs.
Camkan, pastikan proses kemauanmu turut meremukkan Lucifer untuk masuk Langit Baru Bumi Baru melalui kondisi Manusia Prasurgawi sementara kini masih berada di bumi.
Selamat hari minggu.
Bekasi, 12 Maret 2023
* Penulis Toga Tambunan, evangelis Huria Kristen Batak Protestan. (HKBP)