SEMARANG – Sejumlah pedagang di Pasar Bulu Semarang yang membeli beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog menyampaikan sederet keluhan kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat berkunjung, Sabtu (23/8/2025).
Pedagang sembako yang sudah berjualan sejak 1975, Siti, mengaku kebingungan saat memesan beras SPHP Bulog karena mulai Agustus 2025, pemesanan harus dilakukan secara online melalui aplikasi.
“Jangan pakai aplikasi, orang tua kesulitan. Kami jadi harus nunggu petugas Bulog buat bantuin pesan lewat aplikasi, sedangkan petugasnya kan sibuk keliling pasar se-Kota Semarang,” ungkap Siti kepada Amran.
Dia mengapresiasi adanya beras SPHP Bulog dengan Harga Eceran Tertinggi Rp 62.500 per lima kilogram yang sangat membantu pembeli.
Namun, kebijakan baru yang mewajibkan pedagang untuk melaporkan jumlah beras SPHP yang terjual setiap hari dianggap menyusahkan.
“Jangan disuruh laporan tiap hari, emang tahanan luar, kita kan sudah bayar lunas. Kita pedagang kalau stok sudah mau habis pasti akan pesan lagi,” keluh sosok yang biasa memesan 200 pcs beras SPHP per kulakan.
Senada, Erawati, pedagang paruh baya di pasar itu, juga mengeluhkan hal yang sama seperti Siti karena dia kerepotan menggunakan aplikasi.
Di samping itu, dia juga menyebut operasi serentak di luar pasar yang belakangan digencarkan pemerintah dianggap merugikan pedagang pasar.
Pasalnya, operasi penjualan SPHP Bulog juga dilakukan di seluruh kelurahan bahkan di tingkat RW di Kota Semarang.
Belum lagi, keterlibatan TNI dan Polri yang turut mendistribusikan beras SPHP tersebut dianggap mengurangi omzet pedagang pasar.
“Jangan bazar di kelurahan. Biasanya per minggu stok habis, ini utuh. Biasanya sampai 50 pcs habis. Terus dijual ke polisi, kita jadi enggak bisa beli banyak. Padahal kami untung enggak sampai Rp 5.000,” tutur pedagang yang biasa memesan 150 pcs per kulakan itu.
Respons Mentan Arman Dengar Protes Pedagang Beras Merespons hal itu, Amran berjanji akan menyampaikan keluhan kepada Bappenas untuk menyederhanakan proses pemesanan beras SPHP Bulog.
Dia juga menyebut akan melakukan relaksasi untuk menanggapi keluhan mengenai laporan hasil penjualan setiap hari yang merepotkan.
“Itu juga kita relaksasi. Kita perbaiki. Inilah tujuan kita turun, mengecek apa sih yang dikeluhkan pedagang. Kalau itu kita selesaikan, ini beres,” ujar Amran.
Dia mengeklaim harga beras di sejumlah daerah mulai mengalami penurunan setelah adanya operasi pasar beras SPHP Bulog. Beberapa waktu lalu, harga beras medium per lima kilogram mencapai Rp 78.000, lalu setelah operasi pasar dengan distribusi beras SPHP Bulog, harga beras tersebut dipatok HET Rp 62.500.
“Ini berdampak baik, di 13 provinsi sudah turun harga. Operasi pasar ini akan kita lanjutkan sampai Desember karena stok kita banyak, 1,3 juta ton,” kata Amran. (Prijo Wasono)