Selama sidang Senat pada Rabu, 4 Mei, Paul meminta Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) Alejandro Mayorkas mempertanyakan fungsi Dewan Tata Kelola Disinformasi.
Dewan yang diumumkan sejak akhir April itu hadir untuk membantu melawan berita palsu atau keliru, yang disebarkan oleh negara-negara asing seperti Rusia, China, dan Iran.
Informasi palsu yang ingin dicegah AS juga berasal dari oknum perdagangan manusia yang beroperasi di perbatasan AS-Meksiko.
Menurut Paul, sejak awal dewan itu sudah menjelma ironi. Sebab pemerintahan AS bahkan tidak bisa menciptakan definisi mufakat soal disinformasi.
“Anda bahkan tidak bisa sama-sama setuju bahwa Rusia yang memberi informasi ke berkas Steele adalah sebuah disinformasi,” kata Senator Republik tersebut, dikutip dari RT News, Jumat, 6 Mei 2022.
Berkas Steele yang dimaksud Paul sering disebut juga sebagai berkas Trump–Rusia.
Berkas itu berisi laporan tuduhan pelanggaran, konspirasi, dan kerja sama antara tim sukses kepresidenan Donald Trump dengan pemerintah Rusia semasa pemilihan presiden tahun 2016.
“Tahukah Anda siapa penyebar disinformasi terbesar dalam sejarah dunia? Pemerintah AS!” ujarnya dengan lantang.
“Kalau tidak setuju, coba sebutkan apa itu disinformasi, coba sepakati definisinya agar kita satu paham, bukankah Anda ingin mengawasinya di media sosial?” ucap Paul penuh sarkas.
Untuk mendukung klaimnya, Senator Paul menyebutkan beberapa contoh informasi palsu yang sengaja disebarkan oleh Washington selama beberapa dekade terakhir.
Diantaranya tercatat dalam Pentagon Papers. Dokumen itu menyatakan bahwa pemerintah AS telah memberikan informasi keliru kepada publik tentang skala operasi militernya selama Perang Vietnam.
Dokumen-dokumen tersebut secara resmi dideklasifikasi (dirahasiakan) pada 2011, tetapi media telah melaporkannya sejak tahun 1971.
Paul juga menyinggung klaim AS bahwa rezim Saddam Hussein telah memiliki WMD, klaim yang digunakan oleh AS untuk membenarkan invasi ke Irak pada tahun 2003.
Dai menyebut fenomena itu dengan istilah “George W. Bush dan senjata pemusnah massal.” Hingga saat ini, klaim AS tidak pernah bisa dibuktikan oleh temuan di lapangan.
Contoh lainnya adalah peristiwa Iran-Contra, yaitu ketika pejabat tinggi AS tertangkap diam-diam mengatur penjualan senjata ke Iran yang melanggar embargo senjata antara tahun 1981 dan 1986.
Hal itu supaya AS mendapatkan keuntungan besar guna mendanai kelompok pemberontak Contras di Nikaragua. (Web Warouw)