Jumat, 24 Oktober 2025

MALING TERIAK MALING..! Elon Musk Sebut Juara Rampok, Zelensky Tuding Balik Perusahaan-perusahaan AS Korupsi Bantuan Militer untuk Ukraina

JAKARTA – Presiden Volodymyr Zelensky menuding “korupsi” dan “lobi” perusahaan Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab Ukraina tidak menerima setengah dari bantuan militer yang telah dijanjikan Washington. Pemimpin Ukraina itu menyatakan bulan lalu, meskipun AS telah mengalokasikan sekitar USD177 miliar untuk membiayai Kiev sejak eskalasi konflik dengan Rusia pada tahun 2022, tidak semua dana atau paket bantuan telah dikirimkan.

Dalam wawancara dengan podcaster Lex Fridman pada hari Minggu, Zelensky mengklaim Kiev belum menerima bahkan setengah dari dukungan yang dijanjikan Washington.

Dia mengklaim telah mengajukan gugatan ke Washington agar diizinkan menggunakan armada pesawat kargo milik Ukraina untuk mengirimkan bantuan guna menghindari pembayaran biaya transportasi.

“Tidak. Saya tidak mendapatkan kesempatan ini. Jet saya tetap di sana, dan jet AS, jet kargo mengangkut senjata-senjata ini. Tetapi di mana-mana Anda harus mengeluarkan uang,” ujar Zelensky.

Dia menambahkan, Kiev dapat menggunakan uang tersebut untuk membeli lebih banyak senjata.

“Apakah ini korupsi atau bukan? Atau lobi?” ujar dia.

“Maksud Anda korupsi di pihak perusahaan-perusahaan AS?” tanya Fridman.

“Ya, (AS) membuat keputusan seperti itu,” jelas Zelensky.

Dia melanjutkan dengan mengklaim enggan membicarakan kasus-kasus seperti itu agar tidak menimbulkan skandal yang dapat menyebabkan penghentian bantuan.

“Ketika kita berbicara tentang korupsi, kita harus bertanya, siapa yang terlibat? Jika kita memiliki 177 (miliar) dan jika kita mendapatkan setengahnya, di mana setengahnya (lainnya)? Jika Anda menemukan setengahnya lagi, Anda akan menemukan korupsi,” pungkas Zelensky.

“Zelensky sendiri mengakui sejumlah besar uang telah hilang… Itu akan menjadi skandal dengan proporsi yang sangat besar,” keluh pengusaha dan komentator Prancis Arnaud Bertrand dalam posting di X pada hari Rabu, menunjuk pada kurangnya pelaporan tentang masalah tersebut di media.

Zelensky sebelumnya telah membuat pernyataan yang mengkritik pendukungnya dari Barat, menuntut lebih banyak senjata dan bantuan. Pada bulan September, dia mengungkapkan rasa frustrasinya atas keterlambatan pengiriman senjata, dengan menyatakan keterlambatan tersebut menyebabkan Ukraina kehilangan wilayah kekuasaannya terhadap pasukan Rusia.

Dalam wawancara dengan Lex Fridman, Zelensky mengungkapkan dia telah mendesak Presiden terpilih AS Donald Trump untuk menyerahkan aset Rusia yang dibekukan senilai USD300 miliar kepada Barat untuk membeli senjata dari Amerika Serikat.

Moskow menyatakan sebagai tanggapan bahwa Zelensky “benar-benar gila,” dan sarannya merupakan bukti “hubungan korup yang mengakar” antara pemimpin Ukraina dan Barat.

Elon Musk: Zelensky Juara Perampokan Uang AS

Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Elon Musk, miliarder CEO Tesla dan SpaceX, menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai juara sepanjang masa dalam “perampokan” dana bantuan Amerika Serikat (AS).

Komentar itu muncul menyusul pengumuman Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (30/12/2024) tentang paket bantuan militer terbaru Amerika senilai USD2,5 miliar untuk Kyiv.

Awalnya, Musk merespons komentar seorang pengguna X, Klay Thompson, yang mengatakan: “Pemimpin Ukraina benar-benar telah melakukan salah satu perampokan uang terbesar sepanjang masa.”

Elon Musk merespons dengan berkomentar: “Juara sepanjang masa.”

Paket bantuan militer terbaru pemerintah Biden untuk Ukraina mencakup persenjataan canggih, amunisi, dan kendaraan lapis baja, dengan nilai total USD2,5 miliar.

Biden menekankan perlunya mendukung Ukraina di minggu-minggu terakhir masa jabatannya, dengan menetapkan bahwa USD1,25 miliar dari paket tersebut akan ditarik dari persediaan AS di bawah Otoritas Penarikan Presiden (PDA).

Senator Utah Mike Lee menyebut paket tersebut sebagai “pencucian uang” dalam posting di X.

Ada seruan bipartisan untuk audit yang mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas bantuan AS senilai USD175 miliar sejak perang Rusia-Ukraina dimulai Februari 2022.

Musk telah berulang kali mempertanyakan alokasi dan pengawasan sumber daya Barat yang dikirim ke Kyiv.

Pada bulan Maret, Musk menyatakan bahwa Kyiv harus memberi Washington akuntansi yang tepat tentang bagaimana sumber daya tersebut digunakan dan rencana untuk menyelesaikan konflik.

Dia juga menuduh pejabat tinggi AS, terutama mantan Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Victoria Nuland, yang dikenal karena peran utamanya dalam kudeta Maidan 2014 di Kyiv, mendorong perang Rusia-Ukraina.

Sementara SpaceX telah menyediakan terminal internet Starlink untuk militer Ukraina, Musk telah lama berpendapat bahwa Kyiv tidak dapat berharap untuk mengalahkan pasukan Rusia di medan perang dan bahwa konflik tersebut harus diakhiri dengan penyelesaian yang dinegosiasikan.

Selama musim panas, Musk mendukung calon presiden Donald Trump, yang telah berjanji untuk segera mengakhiri pertempuran.

Setelah memenangkan pemilihan presiden, Trump mengajukan Musk dan miliarder lainnya, Vivek Ramaswamy, untuk menjadi kepala bersama Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang baru, sebuah badan yang akan bertugas mengurangi pemborosan pemerintah dan merampingkan birokrasi federal.

Miliarder tersebut juga dilaporkan terlibat dalam komunikasi langsung dengan Zelensky dalam panggilan telepon antara pemimpin Ukraina dan Trump pada bulan November.

Menurut sumber Axios, Musk berjanji untuk terus mendukung Ukraina melalui satelit Starlink miliknya.

Bulan lalu, Musk mengejek selera humor Zelensky yang “luar biasa” setelah pemimpin Ukraina tersebut mengeklaim dalam sebuah wawancara radio bahwa negaranya “independen” dan tidak dapat dipaksa ke meja perundingan oleh AS. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru