JAKARTA – Dunia sepak bola berduka. Penjaga gawang andalan Persela Lamongan Choirul Huda meninggal dunia karena cidera. Pemicunya adalah benturan dengan pemain satu timnya, Ramon Rodriques. Sebagai kiper, ia sangat dikagumi kehebatan dan ketangguhannya menghadang bola-bola yang menyerang gawangnya.
Namun sayang, kehebatannya sebagai pemain sepak bola tak ditopang jaminan yang sesuai. Ia tidak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja. Pengamat hukum ketenagakerjaan Hermawanto kepada SHNews dan Bergelora.com mengatakan, manajemen Persela seharusnya bertanggung jawab atas kecelakaan yang dialami Choirul Huda.
Kecelakaan itu terjadi saat Choirul sedang menjalankan pekerjaannya sebagai kiper. Dia sedang bertanding.
“Choirul memang pemain profesional, namun jaminan kecelakaan kerja seharusnya tetap menjadi tanggungjawab manajemen persela, apalagi berakibat meninggalnya pemain, yang tentunya meninggalkan beban bagi keluarga yang ditinggalkan,” katanya.
Hermawanto mengatakan, pemain sepak bola memang bukan buruh pabrik. Tetapi hak atas jaminan keselamatan kerja adalah hak siapapun yang bekerja dan terikat pada manajemen.
Oleh karenanya, ia berharap manajemen Persela memperhatikan jaminan keselamatan kerja bagi pemainnya. “Setidaknya untuk keluarganya. Jaminan itu pula seharusnya menjadi perhatian setiap klub sepak bola, agar ada perlindungan bagi pemain dan keluarganya,” katanya. (Web Warouw/Tutut Herlina)
