Sabtu, 12 Juli 2025

MANTAAAP….! Mendagri Tjahjo: Revolusi Mental Harus Menjadi Gerakan Rakyat Progresif-Revolusioner

Mendagri Tjahjo Kumolo ditengah masyarakat Manado saat menggelorakan Revolusi Mental di Lapangan Sario Manado, Jumat (26/10). (Ist)

MANADO- Revolusi Mental jangan semata-mata sekedar menjadi proyek pemerintah namun harus menjadi kekuatan baru untuk mendorong bangsa Indonesia menjadi lebih maju lagi. Hal ini ditegaskan oleh Mendagri Tjahjo Kumolo dalam Rembuk Nasional dengan tema “Revolusi Mental Memperkuat Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Untuk Indonesia Maju” di Manado, Sabtu (27/10).

“Revolusi mental bukanlah berorientasi pada proyek atau sekedar instruksi pemerintah tetapi harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia. Gerakan ini harus berwatak progresif-revolusioner agar bisa merombak tatanan lama yang buruk menjadi lebih baik lagi,” ujarnya

Rakyat Indonesia menurutnya tidak punya pilihan selain menyongsong jaman baru yang moderen dan demokratis, adil dan makmur. Untuk itu seluruh rakyat tidak boleh ketinggalan terlibat dalam Revolusi Mental yang sedang berlangsung.

“Menginjak 4 (empat) tahun pelaksanaan Revolusi Mental telah banyak perubahan terjadi antara lain semakin baiknya pelayanan publik. Tingkat disiplin ASN dan masyarakat, kemandirian bangsa, kebersihan lingkungan, serta semakin kokohnya NKRI ditengah terpaan berbagai ideologi dunia,” ujarnya.

Saat ini menurut Tjahjo Kumolo dunia sedang berubah menjadi lebih baik. Indonesia tidak boleh lengah atau bahkan mundur kebelakang. Maka setiap orang harus mau terbuka, terlibat dan melanjutkan perubahan  yang sedang berlangsung.

“Harus ada perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku. Ini haruslah menjadi inti dalam perubahan yang dimaksudkan dalam revolusi mental,” tegasnya.

Menurutnya, bangsa Indonesia sudah memiliki dasar yang kuat sebagai landasan perubahan menjadi lebih maju dan lebih baik lagi, sehingga tidak perlu takut terombang-ambing dalam gelombang perubahan dunia.

“Revolusi mental kita landasannya adalah Pancasila. Karenanya nilai-nilainya harus tertanam menjadi sikap mental bangsa Indonesia,” tegasnya

Ia mengingatkan bahwa Revolusi Mental mempunyai tujuan akhirnya yaitu menjadikan Pancasila benar-benar sebagai pedoman perilaku masyarakat.

“Sebagai bangsa besar dan majemuk kita mempunyai kurang lebih 714 suku bandingkan dengan Afganistan yang hanya mempunyai 7 suku tapi mengalami konflik suku lebih dari 40 tahun ini tentunya menjadi tantangan kita ke depan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” jelasnya.

Mendagri menambahkan, untuk menangkal dan mengatasi berbagai persoalan yang dapat memecah belah bangsa diperlukan sebuah upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan yang merupakan jati diri bangsa  bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Kita harus bergerak bersama dengan kesadaran yang sama menuju Indonesia yang bersatu, karena Indonesia yang terpecah hanya akan membuat negara ini mudah untuk dikuasai oleh negara lain,” tegasnya.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, sekali lagi Tjahjo menegaskan agar rakyat menghindari ujaran kebencian, penyebaran berita bohong, dan isu SARA karena hal tersebut dapat memecah  bangsa.

“Untuk itu Aparat Sipil Negara harus  mampu menjaga netralitas dalam Pemilu 2018 dan tingkatkan profesionalisme. Jadilah agen perubahan serta penerang Revolusi Mental di masyarakat sampai Indonesia mencapai Adil Makmur,” ujarnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru