JAKARTA- Hasil exit poll di London, Inggris pada pemilihan presiden RI menunjukkan kemenangan pasangan Jokowi-Ma’aruf sebesar 77,78%. Di Melbourne Exit Poll Kemenangan Jokowi sebesar 80,9%. Di Berlin 79,3%. Di New York 60,9%. Di Sydney 80,8%. Di Singapura 66,9% dan Di Toronto 76,7%. Hal ini disampaikan oleh Maria Pakpahan, Koordinator SekNas Jokowi di Inggris.
“Exit poll itu metode yang sangat reliable dan ini adalah awal dari referensi kemenangan Jokowi di Pemilu 2019 nanti,” demikian pesannya dari Inggris kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (15/4) malam.
Menurutnya rakyat Indonesia di Inggris memilih dengan hati dan rational, menggunakan common sense memberikan mandat pada Jokowi-Maaruf untuk memimpin Indonesia, meneruskan kerja-kerja sebelumnya dan terus bergiat untuk Indonesia Maju.
“Rakyat percaya Jokowi jujur, pekerja keras, berpengalaman dan tidak korup lahir batin. President who serve the people and believe in distribution of wealth not only growth! President who reliable and consistent, not a political animal. President who truly believe in diversity and social justice. Indonesian people are lucky to have him as leader,” paparnya.

Hasil exit poll di berbagai negara menurutnya ini merupakan cermin keingingan, rakyat Indonesia yang tinggal diluar negeri yang berharap Indonesia ‘keeping on track’ dengan berbagai upaya pemerataan dibawah ‘pelayanan Jokowi-Amin sebagai pemimpin RI.
“Ini juga berarti kemenangan kebhinekaan Indonesia yang merupakan kekayaan, anugrah luar biasa. Politics of hope menang atas politics of fear dan politics of noise yang heboh, ribut tanpa isi,” katanya.
Masyarakat Eropa khususnya di Inggris menurut Maria banyak yang kagum dan senang dengan Pemilu Indonesia.
“Misalnya Rapat Umum Rakyat di GBK 13 April kemarin yang meriah, aman dan epic. Orang sini sampai ada yang menyangka itu konser Bon Jovi,” katanya.
Debat presiden sebanyak 5 kali membuat siapapun jadi tahu isi kepala dan gesture tubuh, menunjukkan pentingnya Body language para calon presiden dihadapan publik.
“Body Language itu penting. Sebanyak 70% komunikasi manusia lewat body language, bukan verbal communication,” jelasnya.
Tentunya bagi rakyat di dalam negeri menurut Maria Pakpahan, Rapat Umum adalah
bagian dari mobilisasi dan partisipasi yang kemudian deliberasinya muncul di kotak suara.
“Pemilu ini bukan sekedar pesta demokrasi. Ini pendidikan politik buat semua,” katanya.
Indonesia maju mencakup juga kemampuan berpartisipasi aktif warga negaranya. Partisipasi sadar dari masyarakat karena menyaksikan berbagai pembangunan infrastruktur yang jelas sangat dibutuhkan.
“Pengakuan ini yang menyebabkan rakyat memilih Jokowi Ma’aruf,” ujarnya. (Web Warouw)