Rabu, 16 Juli 2025

MANTAP…! Kongres Alumni Pers Mahasiswa: Jangan Korbankan Kebenaran Demi Politik Sesat

Kongres yang dihadiri para alumni pers mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia Agung Sedayu (alumni pers mahasiswa dari Universitas Jember) terpilih sebagai Ketua Umum FAA PPMI periode 2019-2022, dan Rommy Fibri (alumni pers mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada) terpilih sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi.. (Ist)

JAKARTA- Pemilihan umum 2019 harus yang bebas intimidasi, intoleransi dan disinformasi, untuk proses demokrasi yang sehat, dewasa, dan mulia. Untuk itu Kongres Pertama Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) menolak kebohongan dan provokasi sebagai cara mengumpulkan dukungan kepada calon tertentu dengan mengorbankan kebenaran atas nama kepentingan politik sesaat.

Deklarasi FAA PPMI untuk Pemilu Damai Indonesia ini dibacakan oleh Agung Sedayu, alumni pers mahasiswa dari Universitas Jember yang terpilih sebagai Ketua Umum FAA PPMI periode 2019-2022 dalam Kongres Pertama Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) di Jakarta, Sabtu (9/2).

FAA PPMI mengajak seluruh bangsa menjaga persatuan dan kerukunan bangsa dalam pelaksanaan pemilihan umum.

“Menyerukan kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk partisipasi yang sehat dalam proses berdemokrasi,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, para alumni pers mahasiswa juga membahas berbagai persoalan kebangsaan terutama mengenai perhelatan pemilihan umum 2019. Pemilihan pasangan presidenwakil presiden serta anggota legislatif yang bakal digelar serentak pada 17 April nanti telah membuat suasana politik menghangat.

Menutut FAA PPMI, Pemilu adalah elemen penting dari sistem negara yang demokratis, namun dibutuhkan kedewasaan sikap politik seluruh elemen bangsa untuk bisa terwujudnya demokrasi yang sehat.

“Pesta demokrasi harus menjadi sarana mempererat persatuan dan persatuan bangsa, bukan justru menjadi pemicu perpecahan,” ujarnya.

Ia mengingatkan, pemilihan umum tidak hanya sekedar ajang berebut kekuasaan, namun lebih penting dari itu adalah sebuah syarat utama terwujudnya demokrasi dan kedaulatan rakyat Indonesia.

“Pemilihan umum harus dilaksanakan dengan damai serta menjunjung tinggi perbedaan pendapat serta pilihan,” katanya.

Ia menegaskan, kampanye juga mesti dilakukan dengan beradab, tanpa fitnah, berita bohong atau hoaks, serta tidak menggunakan isu SARA.

“Untuk itu kami tetap ikut berperan aktif untuk mendorong terwujudnya pesta demokrasi yang damai dan aman,” tegasnya.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, dalam Kongres yang dihadiri para alumni pers mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia Agung Sedayu (alumni pers mahasiswa dari Universitas Jember) terpilih sebagai Ketua Umum FAA PPMI periode 2019-2022, selanjutnya Rommy Fibri (alumni pers mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada) terpilih sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi.

PPMI adalah organisasi pers mahasiswa 1980-an yang mempelopori gerakan kritis terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipimpin diktaktor Soeharto. Dari pers mahasiswa lahirlah gerakan mahasiswa 80’an yang mendorong gerakan mahasiswa 90-an sampai ke penumbangan rezim diktaktor Orde Baru, Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun menyengsarakan segenap rakyat Indonesia  (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru