BANDAR LAMPUNG- Pemilihan Gubernur 2018 di Propinsi Lampung harus menjadi kesempatan kebangkitan politik rakyat khususnya kaum perempuan berhadapan dengan kepentingan politik elit yang selama ini menguasai propinsi Lampung. Hal ini ditengarai oleh Anisah (30 tahun), pedagang di Pasar Tugu, Kota Bandar Lampung kepada Bergelora.com di Bandar Lampung, Senin (10/1).
“Selama ini orang elit yang mengatur hidup kita, tidak pernah ada perubahan nasib. Begini aja terus. Mudahan kali ini akan ada perubahan nasib. Apalagi ada perempuan yang nyalon. Sudah waktunya rakyat dan kaum perempuan mendukungnya,” ujarnya sambil menunjuk foto Chusnuniah Chalim, (Nunik) yang saat ini menjadi Bupati Lampung Timur dan menjadi salah satu calon wakil gubernur berpasangan dengan Arinal Djunaidi sebagai calon gubernur Propinsi Lampung.
Menurutnya juga, kemajuan pembangunan Propinsi Lampung sudah cukup pesat, namun membutuhkan penataan yang lebih berorientasi pada kepentingan rakyat banyak khususnya dibidang kesehatan, pendidikan, pertanian dan perdagangan.
“Akan beda kalau Lampung dipimpin oleh seorang perempuan, akan lebih manusiawi, akan lebih beradab dan berbudaya,” ujarnya.
Anisah menyadari Chusnuniah Chalim belum lama memimpin Lampung Timur sebagai Bupati.
“Namun, seharusnya Nunik, bisa bermanfaat untuk seluruh rakyat Propinsi Lampung. Apalagi dia didukung oleh kaum Nahdiyin. Sudah saatnya nahdiyin menjadi motor penggerak menjadikan Lampung salah satu propinsi modern yang sejahterah dimasa depan,” katanya.

Sebelumnya, Diah Dharma Yanti, SH kepada Bergelora.com memastikan bahwa Pemilihan Gubernur di Propinsi Lampung akan berjalan dengan damai dan aman tanpa ada konflik SARA (Suku, Agama dan Ras).
“Lampung pasti aman gak akan ada (Isu-red) SARA. Masyarakat Lampung sangat terbuka dan demokratis dan menjaga kebhinnekaan,” ujarnya.
Menurutnya dalam pemilihan gubernur Lampung kali ini akan ditentukan oleh dua pasang calon yaitu pasangan incumbent Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri berhadapan dengan dengan Herman HN dan Sutono.
“Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sementara yang lainnya tidak begitu signifikan,” ujarnya.
Namun demikian aktivis gerakan perempuan ini justru bukan mendukung Arinal Djunaidi dan Chusnuniah Chalim melainkan mendukung pasangan Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri.
“Soalnya kitakan satu almamater di UII (Universitas Islam Indonesia-red) Yogyakarta,” katanya.
Namun menurutnya, siapapun yang akan memimpin Lampung 5 tahun kedepan perlu memprioritaskan peningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah, meningkatkan kualitas pembangunan manusia dan budaya, meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja dan mengurangi angka kemiskinan, mengembangkan pertanian dan kelautan untuk mendukung ketahan pangan Daerah dan Nasional.
“Dan juga mengembangkan industri, pariwisata dan ekonomi kreatif serta meningkatan daya saing koperasi dan UMKM serta melakukan reformasi birokrasi dan meningkatkan kualitas pelayanan aparatur,” tegasnya.
Pada Pemilihan Gubernur Lampung tahun 2018 ini, terdapat empat paslon yang sudah mendapat rekomendasi resmi dari parpol pengusung yang duduk di kursi DPRD Lampung. Mereka adalah pasangan Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri diusung Partai Demokrat, PPP, Gerindra, dan PAN (33 kursi). Pasangan Mustafa dan Jajuli diusung Partai Nasdem, PKS, dan Hanura (18 kursi). Pasangan Arinal Djunaidi dan Chusnuniah Chalim diusung Partai Golkar dan PKB (17 kursi). Pasangan Herman HN dan Sutono hanya diusung PDIP (17 kursi). (Suryanti)