AMBON- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi oleh Kepala Balai Budidaya Perikanan Ir. Nano Hartanto sebagai pemandu mengunjungi Balai Budidaya Ikan di Ambon. Balai budidaya ini adalah milik Dirjen Budidaya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Di tempat ini juga TNI AD mempunyai keramba ikan yang sudah berjalan selama 3 bulan.
“Kebijakan Presiden tentang poros maritim itu bukan hanya permukaannya saja. Tapi juga dalam dan dasarnya juga,” ujar Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada saat mengunjungi Balai budidaya ikan di Ambon, Kamis (31/12)
Menurut Panglima TNI, Provinsi Maluku khususnya Ambon meski tidak memiliki industri tetapi memiliki potensi kelautan. Salah satunya adalah upaya pembibitan yang dilakukan di Balai Budidaya Perikanan. Bibit ikan untuk konsumsi seperti kakap, tuna dan kerapu dihasilkan di balai ini. Selain itu juga ada udang dan ikan hias.
Lebih lanjut Jenderal TNI mengatakan, kombinasi adanya potensi alam dan bibit ternak perikanan jadi satu paduan untuk mendapatkan hasil laut yang baik. Satu contoh yang dilakukan adalah pembuatan keramba di Teluk Ambon Dalam.
“Ada lahan yang luas seperti ini harus dimanfaatkan. Masyarakat mungkin belum tahu, tapi sudah mulai banyak,” katanya.
Panglima TNI beserta rombongan kemudian berpindah ke Sekolah Usaha Perikanan Menengah Waiheru Ambon. Ini adalah keramba yang jadi tempat belajar budidaya ikan. Siswa sekolah menengah kejuruan rutin datang ke sini untuk praktik budidaya ikan. Di tempat ini juga TNI AD mempunyai keramba ikan yang sudah berjalan selama 3 bulan.
“Di teluk ini anggota TNI juga mempunyai keramba. Selain itu dari kepolisian juga akan buat. Ke depan, kita akan buat yang lebih besar,” tutur Jenderal Gatot.
Sementara itu menurut Kepala Balai Budidaya Perikanan Ir. Nano Hartanto menyampaikan, pola budidaya keramba berbeda dengan tambak. Keramba juga tidak memerlukan ongkos yang besar. Sedangkan tambak, selain butuh kincir air untuk menjaga kadar oksigen di air juga kurang memperhatikan kelestarian alam. Menebang pohon mangrove juga menggunakan pakan pur, bisa menyebabkan pengendapan di dasar air.
“Intinya, keramba di sini juga turut memperhatikan soal kelestarian alam. Budidaya yang dilakukan tidak boleh sampai merusak alam,” tambahnya.
Saat ini, menurutnya, kurang lebih 40 orang telah ikut membuat keramba. Balai Budidaya Perikanan juga siap untuk menjadi fasilitator kepada para warga yang hendak membuka usaha budidaya ikan. Pendampingan ini dilakukan dengan melakukan transfer ilmu dasar tentang budidaya ikan.
Setelah mengunjungi Balai Budidaya Perikanan, Panglima TNI juga mengunjungi Batalyon Infanteri (Yonif) 733 Raider di Ambon. Kemudian memberikan bantuan berupa sepeda motor klx 6 unit, beras @50 kg. 30 karung, mi instan 200 kardus dan gula @25 kg. 4 karung. Hadir pada acara tersebut Asops Panglima TNI, Aslog Panglima TNI, Aster Panglima TNI, Kapuspen TNI, Pangdam XVI/Ptm dan Kapolda Maluku Tengah. (Kolonel Czi Berlin G)
Â