Rabu, 22 Oktober 2025

Mantap! UBK 2015 Serap 10 Ribu Tenaga Kerja

JAKARTA – Usaha Komunitas Bersama (UBK) Tahun 2015 mampu menyerap lebih dari 10 ribu tenaga kerja. Hal ini disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar.

“Sekitar 3.600 warga desa ini akan terlibat secara langsung, sedangkan sisanya terlibat secara tidak langsung. Mereka bekerja mulai dari tahapan persiapan, pembentukan, produksi rutin, pemasaran hingga rantai pasok bahan dan produk UBK,” ujarnya kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (11/2).

Menteri Marwan mengatakan, program yang baru digulirkan pada triwulan ke empat 2015 tersebut, telah menumbuhkan 36 UBK di 36 kabupaten. 36 kabupaten tersebut di antarnya Bireuen, Agam, Lampung Selatan, Bangka, Sambas, Kutai Barat, Bintan, Simalungun, Serang, Pandeglang, Bogor, Indramayu, Purwakarta, Bandung, Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Wonosobo, Sragen, Kudus, Pati, Rembang, Klaten, Sleman, Tuban, Ponorogo, Ngawi, Mojokerto, Jombang, Malang, dan Lombok Barat.

“Ini adalah prestasi yang harus kita kembangkan. Jika program ini terus dikembangkan dan ditingkatkan, kita yakin ini akan sangat membantu perekonomian kita. Selain meningkatkan jumlah masyarakat desa yang berwirausaha, peluang kerja juga akan terserap dengan cepat,” ujarnya.

Untuk diketahui, UBK adalah salah satu program prioritas yang digulirkan Menteri Marwan, untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan. UBK dijalankan dengan membentuk unit usaha professional dan modern, yang dikelola oleh komunitas UBK.

“Penduduk miskin di negara kita ada sekitar 28,5 juta penduduk, dan 17,9 di antaranya tinggal di desa. Kita harapkan melalui UBK ini, dapat membantu mengurangi angka kemiskinan terutama di desa-desa tertinggal,” ujarnya.

Mengembangkan ekonomi kreatif menjadi bagian penting dalam mewujudkan desa-desa mandiri di Indonesia. Karena itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menggalakkan program Usaha Bersama Komunitas (UBK). Program ini akan mendorong adanya nilai tambah ekonomi masyarakat desa, sekaligus mengubah prilaku konsumtif menjadi ekonomi kreatif.

“Melalui UBK ini, kita dorong masyarakat desa untuk membuat produk yang dikemas menarik dengan branding kebanggan desa yang dapat bersaing dipasaran,” ujar Menteri Marwan, kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (11/2).

Program UBK sendiri menjadi salah satu program unggulan Kementerian Desa yang sudah dijalankan sejak 2015. Hingga saat ini sudah ada 100 desa yang membentuk UBK, meliputi 36 kabupaten, dan 19 provinsi.

“UBK ini sudah membuat 22 jenis produk kebutuhan sehari-hari dan sudah ada 108 Brand produk yang menjadi kebanggan desa masing-masing,” imbuhnya.

Menteri Marwan menyontohkan Desa Bunder dan Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat yang membuat UBK BUMEGAH. Produk yang dikembangkan adalah Sabun Cream Deterjen, Sabun Cuci Pakaian Cair, dan Sabun Cuci Piring Cair. Produk dari UBK ini pun dikemas dengan Brand BUM Cream yang sudah masuk ke pasar desa.

Contoh lain adalah Desa Sekura, Sungai Serabek, dan Sadang Serayu di Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Dengan anggota 28 orang, para ibu-ibu di tiga desa itu secara berkelompok membuat UBK yang memproduksi Sosis Ayam dengan Brend Terigis, Nugget Ayam dengan Brend Serayu, dan Baso Ayam dengan Brend Sekura. Produknya pun sudah ada di pasar desa.

Sebelum membuat produk, lanjut Menteri Marwan, kelompok masyarakat anggota UBK diberi pelatihan, pembekalan, dan pengenalan SOP untuk produksi sekaligus melakukan renovasi pabrik.

“Agar tidak kalah dalam pemasaran, produk UBK juga dilounching dan akan dibuat pameran UBK. Kita akan intensifkan sosialisasi produk kepada masyarakat maupun instansi pemerintah,” jelas Menteri Marwan. (Enrico N. Abdielli)

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru