Selasa, 7 Oktober 2025

MANTUUUL… ! Putusan MA Letoy: Ibadah Minggu Ke 200 Masih di Depan Istana, Walau Sudah 74 Tahun Merdeka

Ibadah umat kristen di depan istana. (Ist)

JAKARTA- Di depan Istana Negara, bertempat di jalan masuk Taman Ria Monumen Nasional Jakarta, oleh Gereja HKBP Filadelpia Bekasi dan GKI Yasmin Bogor, pada hari minggu 18 Agustus 2019, sehari setelah peringatan Hari Proklamasi RI, diselenggarakan kebaktian bersama yang ke 200 kali.

Awal mula pertama kali terjadinya kebaktian di depan Istana Negara merupakan dampak insiden penolakan sebagian masyarakat atas adanya tempat ibadah agama Kristen di tempat itu.

Kasus tersebut sebelumnya secara juridis sudah final dengan surat keputusan Mahamah Agung yang memulihkan hak dan pengakuan sah izin beribadah bagi jemaat HKBP dan GKI di rumah ibadah dimaksud.

“Sampai saat ini, surat keputusan MA ternyata letoy tak bertenaga, berhubung tidak diikuti tindak eksekusi oleh pemda atau pemerintah pusat melalui aparat kejaksaan dan kepolisian,” ujar salah seorang jemaat kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (18/8).

Di tengah matahari terik yang amat menggigit, jemaat tertib tekun menyimak Pdt. Hariaman Patianakota dari Gereja Kristen Pasundan menyampaikan khotbah bertumpu pada Galatia 5 : 13 – 15, tentang adanya dua macam peribadahan ekstrim. Pertama ekstrim ibadah legalis seperti terhadap Taurat di zaman dulu. Ekstrim kedua adalah ibadah ego tanpa etika pada masing-masing denominasi atau aliran agama. Kondisi kita dewasa ini belum merdeka menjadi komunitas etis.

Kebaktian ke 200 ini, dilayani 11  pendeta dari beberapa gereja dan diikuti jemaat sembilan gereja lain di Jakarta, yaitu GPIB Paulus, Gereja  Kristen Anugerah, Gereja Kristen Pasundan, HKBP Pasar Rebo, GMIST, Gereja Kristen Sunda, GMIM, Banua Niha Kriso Protestan, Gereja Prebestarian Indonesia, dan satu aliran kepercayaan Parmalim Batak.

Usai kebaktian minggu, dilanjutkan acara merayakan ultah Proklamasi RI ke 74, dengan baca puisi sebagai tanggapan atas dan untuk seorang yang menafsir salib Yesus sebagai jin kafir dari jemaat GKA. Setelah itu dilanjutkan lagu musik dari jemaat HKBP Pasar Rebo dan jemaat GBIP Paulus. (Parduru)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru