Selasa, 7 Oktober 2025

MANTUUUL…! Romo Benny Susetyo: Birokrasi dan Pejabat Jangan Bermental Ndoro, Melayanilah!

Romo Benny Susetyo dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). (Ist)

JAKARTA- Pidato Jokowi tentang visi indonesia mengajak bangsa ini mengubah mind set berpikir bahwa dunia telah berubahah. Tantangannya adalah menghadapi tiga pokok penguasaan teknologi, pengetahuan dan informasi yang disebut era digitalisasi. Hal ini disampaikan oleh Romo Benny Susetyo dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (15/7).

Era ini menurutnya ditandai percepatan dalam kemampuan mengubah cara berpikir, bertindak, dan berelasi. Dibutuhkan kecepatan dalam hal perubahan mentalitas yakni mengabungkan etos dan pahtos disatukan dalam dunia global.

“Oleh karenanya dibutuhkan aparatus birokrasi dan pejabat dengan mental pelayan publik, bukan mental ndoro yang dilayani,” jelasnya.

Perubahan mindset birokrasi dibutuhkan dalam era digital dengan menciptakan habitus Pancasila menjadi praksis dalam tindakkan yakni membumikan Pancasila dalam era persaingan global untuk menciptakan etos memuliakan manusia ketika para pejabat publik menjadi pelayan publik.

“Dengan spririt perubahan pada kemampuan meningkatkan pelayanan publik dan inovasi,” lanjutnya.

Ia menegaskan, saat ini dibutuhkan perubahan paradigma pejabat publik yang menjemput bola dengan birokrasi menjalankan fungsi perubahan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan memangkas semua minset birokrasi dan pejabat yang tidak berubah. Bukan itu saja, dirinya juga menegaskan akan mencopot jabatan dan membubarkan lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah. Hal ini disampaikannya dalam pidato sebagai presiden terpilih di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7) malam dalam pidatonya sebagai presiden terpilih dalam acara bertajuk Visi Indonesia yang dihadiri puluhan ribu relawan.

“Sangat penting bagi kita untuk mereformasi birokrasi kita. Reformasi struktural! Agar lembaga semakin sederhana, semakin simpel, semakin lincah! Hati-hati! Kalau pola pikir, mindset birokrasi tidak berubah, saya pastikan akan saya pangkas!”

Presiden Jokowi memastikan akan memeriksa dan mengontrol sendiri pelayanan birokrasi yang mengecewakan rakyat.

“Kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi. Akan saya cek sendiri! Akan saya kontrol sendiri! Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas, copot pejabatnya. Kalau ada lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, akan saya bubarkan!” tegasnya.

Jokowi menyerukan agar semua birokrasi dan pejabat pemerintah tidak lagi mencari zona nyaman dalam bekerja melayani rakyat.

“Tidak ada lagi pola pikir lama! Tidak ada lagi kerja linier, tidak ada lagi kerja rutinitas, tidak ada lagi kerja monoton, tidak ada lagi kerja di zona nyaman. Harus Berubah! Sekali lagi, kita harus berubah,” ujarnya.

Presiden Jokowi mengajak semua pejabat dan birokrasi pemerintah dimanapun untuk membangun nilai-nilai baru dalam bekerja.

“Saya menuntut kita harus cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Maka kita harus terus membangun Indonesia yang adaptif, Indonesia yang produktif, dan Indonesia yang inovatif, Indonesia yang kompetitif,” tegasnya.

Presiden juga memerintahkan penggunaan APBN harus fokus dan tepat sasaran dan bermanfaat bagi rakyat.

“Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semuanya harus kita pastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat,” tegasnya.

Tinggalkan Cara Lama

Kepada Bergelora.com dilaporkan sebelumnya dalam pidato politik itu, Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia berada di tengah perubahan global yang dinamis yang penuh kecepatan dan resiko yang harus dihadapi secara bersama-sama oleh rakyat dan pemerintah Indonesia.

“Kita harus menyadari, kita harus sadar semuanya bahwa sekarang kita hidup dalam sebuah lingkungan global yang sangat dinamis! Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan kita,” katanya.

Perubahan yang cepat menurut Jokowi membutuhkan solusi dan inovasi yang dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak.

“Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau,” ujarnya.

Jokowi menyerukan agar seluruh aparat dan pejabat meninggalkan  cara dan pola lama dalam mengelola pemerintahan agar efektif dan efisien.

“Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif! Yang sudah tidak efisien, kita buat menjadi efisien!” tegasnya lagi.

Jokowi mengajak seluruh rakyat dan pemerintah Indonesia untuk menjadi negara yang lebih produktif dan memiliki daya saing yang kuat.

“Manajemen seperti inilah yang kita perlukan sekarang ini. Kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing, yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan itu. Oleh sebab itu, kita menyiapkan tahapan-tahapan besar,” tegasnya. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru