TIMIKIA- Berbagai persoalan selama ini terjadi di Papua membuat masyarakat Kawanua di Papua prihatin. Rakyat Papua sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga berhak untuk mendapatkan kedamaian dan hidup lebih sejahtera. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kerukungan Keluarga Kawanua (KKK) di Papua, Pendeta Joyce Pekade Iskandar Sompotan kepada Bergelora.com di Timika, Sabtu (8/12).
“Kami keluarga kawanua di Papua khususnya di Timika berharap, rakyat Papua bisa segera segera pulih dari berbagai macam teror dan kekerasan. Biarkan rakyat Papua hidup damai seperti rakyat dari daerah lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya 30 November 2018 lalu diadakan pelantikan pengurus KKK Timika yang dihadiri Ketua Umum KKK Angelica Tengker dan beberapa pengurus pusat seperti Yorry Lumengkewas, Teddy Matheos dan Ronny Sompi. Selain itu dari Minahasa juga hadir Joppy Lengkong, Wakil Bupati Minahasa Utara bersama Jeivy Wijaya
Acara itu melantik Ketua KK Timika, Verra Tengker Sekretaris, Pendeta Joyce Pekade Iskandar Sompotan dan Usye Langelo Tangkilisan sebagai Bendahara Umum.
Sebelumnya, panitia melakukan penjemputan di bandara Timika para undangan dari luar Papua dengan sambutan Tarian Kabasaran dengan memberikan topi burung Kaswari dan pengalungan noken pada Angelica Tengker dan Teddy Matheos.

Sebelum Acara pelantikan dimulai didalam gedung dilakukan upacara adat Papua yaitu menginjak piring. Proses adat itu dilakukan oleh Joppy Lengkong yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tanah Papua. Hadir dalam acara pelantikan Ketua Penasehat, Albert dan Ketua Pembina Sonny Kaparang. Acara pelantikan di mulai dengan ibadah yang di pimpin oleh Pendeta Henky Putong sebagai Ketua Bidang Mental Spiritual, KKK di Timika.
Setelah selesai pelantikan, rombongan tamu juga diajak naik ke Gunung Tembagapura untuk melihat PT Freeport Indonesia dengan menggunakan helikopter PT Freeport.
“Harapan Kami KKK Mimika ingin agar semua orang yang tinggal di Papua bisa baku-baku sayang (saling menyayangi-red), baku-baku ingat (saling mengingatkan) dan baku-baku tongka (tolong menolong) seperti yang diajarkan Sam Ratulangi Si tou tumou tu mou tou (orang yang hidup harus menghidupi orang yang lain). Akhir kata Pakatuan Pakalawiran Kitanuaya (Tuhan beserta kita semua). (Boy Sompotan)