Sabtu, 6 September 2025

MASAK BPS BO’ONG..? Tantang Cek ke Lapangan, Data Produksi dan Harga Beras Versi BPS Bikin Murka Bos Bapanas

JAKARTA- Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut ada masalah terkait produksi dan harga beras, membuat Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mencak-mencak.

Arief mengaku langsung menghubungi Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti guna menindaklanjuti data beras. Ia meminta BPS menyampaikan data perkiraan produksi beras terbaru, jika memang ada koreksi.

“Saya sudah menghubungi kepala BPS, supaya tolong cross check baik-baik (produksi beras 2025). Seperti perintah dari bapak semua, jangan hanya terlena dengan angka yang ada di komputer saya. Ini memang (data) BPS, tapi harus dirasakan juga dalam kondisi di lapangan hari ini,” kata Arief di Jakarta, dikutip Sabtu (6/9/2025).

Dia pun mempertanyakan data BPS yang membeberkan rendahnya data produksi beras yang memicu kenaikan harga.

“Ini (data produksi beras) kok rasanya belum pas, kok harga naik? Kita semua sudah sepakat menggunakan BPS, tapi apakah BPS sudah mengoreksi? Ada wereng, keong, hama tikus, ada enggak koreksinya? Hama penyakit itu sudah ditanggulangi dengan baik atau belum? Jadi, ini buat kita koreksi sama-sama,” imbuh Arief.

Berdasarkan data produksi beras dari BPS yang dipegang Bapanas, total produksi beras pada Januari 2025-Oktober 2025 menembus 31,04 juta ton. Data itu lebih tinggi 3,37 juta ton alias 12,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di lain sisi, perkiraan total konsumsi beras Januari 2025 hingga Oktober 2025 adalah 25,83 juta ton. Hal tersebut menunjukkan seharusnya neraca produksi beras akan surplus 5,20 juta ton pada tahun ini.

“Per Oktober (2025), 31 juta ton (31,04 juta ton). Artinya, kebutuhan kita setahun ini sudah selesai. Tinggal nanti kelebihannya di November 2025-Desember 2025. Jangan sampai kita terlena,” beber Arief.

“Begitu kita sekarang menggunakan satu data dari BPS, ya kita harus tanya, ‘Sampai di mana (validitas data BPS)?’, makanya saya menanyakan. Kalau sudah seperti ini, sudah, berarti kita sudah cukup (dan) enggak perlu apa-apa lagi,” sambung Arief.

Tugas Bapanas, kata dia, terus melakukan check and balance. Salah satu langkah yang ditempuh Arief Dkk adalah menyamakan kondisi di lapangan dengan data BPS yang dipegang Badan Pangan Nasional.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, berdasarkan data kerangka sampel amatan (KSA) BPS yang diolah Bapanas, produksi beras untuk keseluruhan 2025 diperkirakan mencapai 33,93 juta ton. Ia menegaskan jumlah tersebut sudah cukup, jika memang datanya benar dan sesuai kondisi di lapangan.

“Nanti saya disalahkan Bu Ketua (Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Suharto) kalau enggak bilang bahwa di lapangan ada sedikit kendala, misalnya. Jadi, mari sama-sama kita cek. Kita sama-sama cek ke lapangan, ada challenge apa kok harga naik,” pungkasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru