Selasa, 26 Agustus 2025

Masukan Untuk G20: Go Nuclear And Nuclear For Peace

Oleh: Dr. Kurtubi *

DI ERA dunia bersetuju dengan Paris Agreement on Climate Change. Disisi lain dunia terancam dengan kemungkinan pecahnya Perang Nuklir di Ukraina.

Perhatian terhadap Energi dan Teknologi Nuklir menjadi sangat penting.

Energi nuklir merupakan solusi bagi dunia saat ini dalam rangka memitigasi climate change,– menuju Zero Emisi Karbon/ Gas Rumah Kaca.

Dunia tidak cukup dengan hanya membangun dan mengandalkan Energi Terbarukan saja, seperti energi surya, energi angin, energi hidro, dan lainnya.

Karena energi terbarukan (Renewable energy) ini secara alamiah bersifat intermitten, tidak bisa nyala 24 jam.

Dalam waktu 24 jam, energi surya selalu butuh waktu untuk istirohat bobok dimalam hari dan dikala hujan dan mendung disiang hari.

Energi angin, kincir anginnya momot-meco (diam tidak bergerak) dikala anginnya tidak bertiup baik siang maupun malam.

Energi hidro selalu menurun dikala musim kemarau.

Sehingga dibutuhkan Energi bersih bebas emisi karbon/GRK dan bisa nyala 24 jam. Itulah listrik dari Energi Nuklir.

Membangun PLTN dengan teknologi terbaru, generesi ke 4 adalah suatu keharusan. Baik berbasis Uranium (Small Modular Reactor/SMR) maupun berbasis Thorium (Molten Salt Reactor/MSR).

PLTN Generasi ke 4 ini selain Non-Intermitten, waktu pembangunannya lebi singkat dan biayanya lebih murah dan lebih aman.

Namun pemanfaatan energi nuklir untuk persenjataan, sewaktu-waktu bisa memicu pecahnya perang nuklir apabila negara-negara yang sudah mempunyai senjata nuklir terlibat konflik atau peperangan.

Seperti yang mungkin terjadi di Ukraina saat ini. Jika peperangan terus berlanjut, masing-masing blok yang berkonflik di Ukraina mempunyai senjata nuklir. Baik Rusia maupun Ukraina yang dibantu oleh AS dan NATO, tidak mau berdamai, maka kemungkinan pecahnya perang nuklir di Ukraina sangat besar.

Sewaktu-waktu perang nuklir akan bisa pecah dan bisa merembet ke banyak negara. Blok Rusia kemungkinan akan dibantu oleh negara-negara Blok Komunis seperti Tiongkok dan Korea Utara yang juga sudah punya senjata nuklir.

Sedangkan Ukraina selain dibantu oleh blok kapitalis AS dan NATO yang di Eropa. Juga Korea Selatan, Jepang, Australia dan Taiwan kemungkinan akan ikut bantu Ukraina.

Jika hal ini terjadi maka akan membawa kahancuran dan pemusnahan umat manusia dan peradabannya.

Oleh karena itu, timingnya tepat bagi Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 yang sekaligus merupakan negara pelopor dan pendiri Gerakan Non Blok, untuk mengambil inisiatif agar Pertemuan G2O di Bali nanti bisa mengeluarkan DEKLARASI GO NUCLEAR dan DECLARASI NUCLEAR FOR PEACE dalam wujud, pertama, negara-negara G20 mendorong dan mendukung semua negara untuk GO NUCLEAR dengan membangun PLTN dan kapal sipil bertenaga nuklir. Memanfaatkan Teknologi Energi Nuklir untuk kesejahteraan umat manusia dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta udara yang bersih bebas emisi karbon/GRK.

Kedua, Negara-negara G20 sepakat untuk mendorong semua negara menetapkan kebijakan NUCLEAR FOR PEACE . Dimana negara-negara yang sudah memiliki senjata nuklir untuk tidak menggunakan senjata nuklirnya kapanpun dan dimanapun, serta melarang semua negara untuk mengembangkan dan memproduksikan senjata nuklir.

Houston, 27 Juni 2022.

* Penulis, Dr. Kurtubi – Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI).

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru