Jumat, 22 Agustus 2025

MEDAN PERANG BARU NIH..! Israel Beralih Fokus dari Gaza ke Tepi Barat Palestina: Sekarang Saatnya Samaria!

JAKARTA- Beberapa hari setelah gencatan senjata di Jalur Gaza, kepala layanan keamanan Israel Shin Bet Ronen Bar mengindikasikan bahwa fokus negaranya kini beralih ke kelompok bersenjata Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Seorang pria melambaikan bendera Palestina saat kendaraan lapis baja Israel bergerak selama operasi militer di kamp pengungsi Nur Shams, Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (29/8/2024).  (Ist)

Ronen Bar mengatakan Israel sedang menjalankan serangan multi-front, namun “sekarang, saatnya Samaria (Tepi Barat utara).”

Militer Israel telah melancarkan operasi militer besar-besaran di sekitar Kota Jenin sejak Selasa (21/1/2025). Demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/1).

Panglima Militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi menyatakan pihaknya akan menjadikan Jenin tempat yang berbeda melalui tekanan militer terus-menerus.

Kendaraan-kendaraan militer Israel kini mengendalikan pintu masuk ke rumah sakit utama di Jenin dan telah memblokir akses ke kamp pengungsi Jenin. Jalan-jalan menuju kamp tersebut, beberapa di antaranya dihancurkan oleh buldoser militer, dijaga oleh kelompok kecil tentara.

Pada Kamis (23/1), sekelompok pria, perempuan, dan anak-anak meninggalkan kamp tersebut, melewati kendaraan militer dan puing-puing, dengan suara ledakan dan tembakan terdengar di belakang mereka.

“Saya tinggal di Jalan al-Awda dan saya yang terakhir pergi. Tidak ada lagi orang di sana,” kata Adel, seorang sopir taksi.

Adel mengatakan tentara telah menjatuhkan selebaran di kamp, yang menyuruh orang-orang untuk meninggalkan rumah mereka.

“Semua orang harus pergi sebelum pukul 17.00,” ujarnya. “Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan mereka lakukan.”

Banyak orang yang meninggalkan kamp pada Kamis, sambil membawa anak-anak, hewan peliharaan, dan tas plastik berisi pakaian, mengatakan mereka telah menerima instruksi dari tentara Israel untuk pergi – baik melalui pengumuman dari drone atau truk atau melalui selebaran.

BBC mengonfirmasi melihat foto selebaran yang telah dijatuhkan di dalam kamp dan mendengar rekaman yang diyakini berasal dari pengumuman Israel, mendukung pernyataan yang disampaikan oleh para warga.

Klaim Israel

Sementara tentara Israel membombardir Jalur Gaza yang diblokade, penggerebekan juga dilakukan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki. Penggerebekan ini juga mengakibatkan penahanan warga Palestina. (AP Photo/Majdi Mohammed)
Sementara tentara Israel membombardir Jalur Gaza yang diblokade, penggerebekan juga dilakukan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki. Penggerebekan ini juga mengakibatkan penahanan warga Palestina. (Ist)

Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, mengaku kepada wartawan bahwa tidak ada “perintah evakuasi sama sekali” bagi penduduk Jenin.

“Orang-orang di Jenin yang tidak terlibat dalam terorisme bebas untuk pergi, menjauh dari tindakan kami,” klaim dia, seraya menyebut laporan tentang perintah evakuasi sebagai berita palsu, yang mungkin disebarkan oleh pendukung Hamas.

Israel mengklaim tujuannya adalah menghancurkan kelompok bersenjata di sana – yang didukung oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina – serta mencegah mereka melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran Israel. Israel juga khawatir Tepi Barat akan menjadi fokus berikutnya bagi pengaruh dan senjata Iran.

Namun, operasi militer Israel dengan nama “Tembok Besi” ini juga mendapat dukungan dari mereka yang tidak hanya ingin melanjutkan perang di Jalur Gaza, melainkan juga berambisi untuk menganeksasi Tepi Barat.

Sebelas warga Palestina dilaporkan tewas dalam operasi tersebut dan puluhan lainnya terluka, termasuk dua pria yang diduga membunuh tiga orang Israel dalam penembakan awal bulan ini.

Qutaiba Shalabi dan Mohammed Nazzal tewas setelah baku tembak sengit dengan tentara Israel pada Rabu (22/1) malam di Burqin, sebelah barat Jenin.

Hamas Mengklaim Sebagai Pejuang

Bagaimanapun, warga sipil turut menjadi korban tewas terbesar dalam operasi Israel. Salah satunya Ahmed al-Shayeb adalah seorang pemilik toko ponsel di Jenin.

Warga setempat menegaskan bahwa Ahmed al-Shayeb adalah seorang pengusaha terkenal, bukan militan.

Dia ditembak mati oleh pasukan Israel saat mengemudi di jalan dekat kamp pengungsi Jenin, dengan anak laki-lakinya yang berusia 10 tahun, Taym, juga berada di dalam mobil.

“Mereka mulai menembak, dan sebuah peluru mengenai dia,” kata Taym kepada wartawan saat pemakaman ayahnya pada Rabu.

“Dia mengatakan, ‘Ya Allah, Ya Allah,’ lalu mobilnya menabrak trotoar. Saya melihat dua kendaraan tentara Israel mendekat. Mereka mulai menembak ke arah mobil, namun saya melompat keluar dan berlari.”

Tentara Israel mengatakan insiden tersebut sedang dalam penyelidikan.

Mirip Gaza

Tentara Israel terlihat di Balata, sebuah kamp pengungsi Palestina di Nablus, Tepi Barat, Kamis (23/11/2023). Penyerbuan tentara Israel ke wilayah permukiman warga ini menewaskan seorang warga Palestina dan melukai tiga lainnya. (Ist)

Banyak warga lokal mengungkapkan bahwa serangan kali ini terasa berbeda dari banyak serangan Israel lainnya sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Jalur Gaza.

“Ini berbeda kali ini – mereka menyerang di mana-mana. Ini seperti Gaza,” kata seorang pria saat dia meninggalkan kamp pada Rabu.

Di sampingnya, Kefah Sehwal yang berusia 52 tahun mengatakan dia telah kehilangan 15 anggota keluarganya dalam 15 bulan terakhir.

“Setelah apa yang terjadi pada (pasukan Israel) di Gaza, reaksinya ada di sini,” tutur dia. “Mereka membalasnya pada kami.”

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, berbicara tentang “pergeseran strategi” untuk operasi ini. Dia mengatakan bahwa pelajaran dari Jalur Gaza bukan hanya untuk menghilangkan teroris, namun juga untuk menghentikan mereka agar tidak kembali.

Medan Perang Baru Israel

“Atas arahan Kabinet Keamanan, IDF, ISA, dan Kepolisian Israel hari ini telah memulai operasi militer untuk mengalahkan terorisme di Jenin.”

Demikian sepenggal pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikutip dari JPost, Rabu (22/1/2025).

Pernyataan Netanyahu itu muncul setelah Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata di Gaza, Palestina.

Setelah 15 Bulan Israel Bombardir Gaza

Militer Israel telah berperang di berbagai front selama lima belas bulan. Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menjadi pemicu bagi kelompok-kelompok lain seperti Hizbullah untuk berperang melawan Israel. Perang ini telah berkembang secara bertahap.

Menurut media Israel Jerussalem Post, awalnya Tepi Barat tidak dianggap sebagai garis depan utama perang.

Akan tetapi, wilayah utara Tepi Barat telah mengalami peningkatan ancaman terhadap Israel. Ancaman tersebut mencakup penggunaan alat peledak rakitan (IED) serta sejumlah besar senapan di tangan teroris.

Israel melancarkan operasi baru di Tepi Barat pada tanggal 21 Januari 2025. Operasi ini menyusul keputusan yang jelas untuk menggunakan gencatan senjata dan ketenangan relatif di wilayah Gaza dan Lebanon, untuk memulai tindakan keras di Tepi Barat utara.

Kepemimpinan politik sangat peduli dengan pertempuran ini.
Ini bukan sekadar operasi taktis biasa, seperti yang telah dilakukan Israel selama satu setengah tahun terakhir.

Faktanya, Militer Israel/IDF telah melakukan operasi yang semakin gencar di Jenin dan daerah lain selama dua tahun terakhir. Ini dimulai dengan Operasi Home and Garden pada bulan Juli 2023 yang merupakan operasi terbesar di Tepi Barat dalam hampir dua dekade.

IDF juga mulai menggunakan pesawat nirawak terhadap teroris di Tepi Barat dan serangan udara, sesuatu yang juga merupakan pertama kalinya sejak Intifada Kedua.

Operasi ‘Tembok Besi’

Namun, operasi yang dijuluki Tembok Besi pada 21 Januari 2025 itu berbeda. Operasi ini mengikuti keputusan Israel untuk menambahkan keamanan di Tepi Barat sebagai salah satu tujuan perang di berbagai front.

Hal ini juga terjadi setelah IDF memutuskan untuk memfokuskan sumber daya di Tepi Barat.

Israel menambahkan Tepi Barat sebagai fokus setelah gencatan senjata di Gaza. Ini bisa dilihat sebagai keputusan politik untuk meredakan politikus nasional sayap kanan yang menentang kesepakatan penyanderaan Gaza.

Namun, ini bukan sekadar politik. Tepi Barat adalah tempat yang penuh dengan bahan peledak. Pasukan Keamanan Otoritas Palestina telah mencoba mengatasi masalah ini tapi tidak tuntas.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada tanggal 21 Januari “atas arahan Kabinet Keamanan, IDF, ISA dan Kepolisian Israel hari ini telah memulai operasi militer yang luas dan signifikan untuk mengalahkan terorisme di Jenin – ‘Tembok Besi’.” Ia mengatakan hal ini terkait dengan tujuan baru untuk memperkuat keamanan di Tepi Barat.

“Kami bertindak secara metodis dan penuh tekad melawan poros Iran di mana pun ia berada – di Gaza, Lebanon, Suriah, Yaman, Yudea, dan Samaria – dan kami masih aktif.”

Pada tanggal 20 Januari, Kepala Staf IDF Herzi Halevi mengatakan, “selain persiapan pertahanan yang ditingkatkan di Jalur Gaza, kita harus siap untuk operasi kontraterorisme yang signifikan di Yudea dan Samaria dalam beberapa hari mendatang untuk mencegah dan menangkap mereka sebelum mereka menyerang warga sipil kita.”

IDF juga telah menyiapkan pasukan. Beberapa pasukan baru-baru ini telah dikerahkan kembali dari Gaza atau dari Israel utara.

IDF baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan Brigade Nahal, di bawah komando Divisi ke-162, sedang mempersiapkan misi berikutnya setelah berminggu-minggu beroperasi di daerah Beit Hanun di Jalur Gaza utara.

Semua ini mengarah pada operasi penting di Tepi Barat utara. Namun, ini adalah operasi yang sulit untuk dipecahkan.

Para pejuang perlawanan aktif di Jenin, Tulkarm, Qalqilya, Nablus dan banyak desa di Tepi Barat utara seperti di sekitar Tubas dan daerah yang menghadap Ghor al-Faria, sebuah lembah yang membentang dari Tepi Barat menuju lembah Sungai Yordan.

Lokasi ancaman lainnya adalah kamp Fara kecil di dekat Tubas. Gambaran keseluruhan yang terlihat selama setahun terakhir adalah bahwa Jihad Islam Palestina dan kelompok-kelompok lain mulai membangun akar yang lebih besar.

Dimana Tepi Barat dan Jenin?

Jalur Gaza dan Tepi Barat sebenarnya dua wilayah Palestina yang dulunya merupakan bagian dari Palestina dan direbut oleh Israel selama perang enam hari pada tahun 1967. Terdapat lebih dari 5 juta warga Palestina yang tinggal di kedua wilayah tersebut.

Jalur Gaza merupakan wilayah seluas 140 mil persegi yang terletak di sudut barat daya Israel, di sepanjang pantai Laut Tengah. Jalur ini juga berbatasan dengan Mesir di sebelah selatan.

Sementara Tepi Barat adalah wilayah lain yang sebenarnya disengketakan Israel dan Palestina tetapi wilayah ini jauh lebih luas daripada Jalur Gaza yakni 2.173 mil persegi.

Tepi Barat membentang melintasi perbatasan timur Israel di sepanjang tepi barat Sungai Yordan dan sebagian besar Laut Mati.

Kota suci Yerusalem dianggap oleh hukum internasional sebagai bagian dari Tepi Barat, dengan Yerusalem Timur diklaim sebagai ibu kota oleh Israel dan Palestina.

Sementara Jenin adalah sebuah kota yang terletak di Tepi Barat dan juga terletak di Governorat Jenin. Kota ini merupakan kota pusat pertanian Palestina.

Jenin juga merujuk kepada Kamp Pengungsi Jenin dan nama dari sebuah distrik di Tepi Barat.

Walaupun kota ini berada di bawah kekuasaan Otoritas Nasional Palestina, Israel merebut kota ini tahun 2002. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru