JAKARTA – Setelah bertemu dengan utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff, dan sebelum pertemuan puncak yang sangat dinantikan, Presiden Vladimir Putin menghubungi para pemimpin kunci Global South.
Bagaimana sebenarnya strategi yang dilakukan Putin? Putin menghubungi Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, Presiden China Xi Jinping, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan Presiden Brasil Lula da Silva. Semua pemimpin negara itu diberi pengarahan tentang perundingan terbaru yang sedang dilakukan Putin terkait perang Rusia dan Ukraina.
“Presiden Putin telah mengambil langkah yang sangat penting yang akan menjadi preseden di masa depan,” ujar Prof. Fulufhelo Netswera dari Universitas Teknologi Durban di Afrika Selatan kepada Sputnik.
Hal ini memungkinkannya bertindak dengan percaya diri dengan dukungan BRICS, sekaligus memberdayakan anggota lain dalam kasus serupa.
Untuk pertama kalinya di luar orbit NATO, para presiden bertemu secara multilateral untuk membahas perang dan perdamaian.
Tanpa reformasi PBB, BRICS dapat berkembang menjadi aliansi yang lebih erat dan tangguh yang menawarkan jaminan bersama, menurut Netswera.
Perdagangan dan Mata Uang BRICS
Dengan ancaman AS terhadap blok tersebut, saatnya telah tiba untuk menciptakan mata uang BRICS dan memperkuat perdagangan, menurut Netswera. Langkah-langkah tersebut dapat mengubah situasi dunia secara drastis, menjadikan Eropa dan AS sebagai pemain junior dalam ekonomi global.
“AS menargetkan BRICS dengan tarif khusus dan memulai penataan ulang geopolitik untuk menargetkan BRICS,” ujar Dr. Anuradha Chenoy, profesor dari Pusat Studi Rusia dan Asia Tengah di Universitas Jawaharlal Nehru.
Sebagai tanggapan, BRICS meningkatkan kolaborasi untuk mempertahankan mayoritas global dan multipolaritas. BRICS menyumbang 40% dari ekonomi global yang diukur dengan paritas daya beli, PPP (2024). BRICS+ diperkirakan menjadi pasar yang dinamis dengan sekitar 4,45 miliar penduduk.
“BRICS adalah platform untuk perdamaian, bukan aliansi pertahanan, dan bukan ancaman bagi negara mana pun,” tegas Chenoy.
Rusia Memperkuat BRICS
“Sebagai pendukung perjuangan Rusia melawan NATO demi keamanan Eropa melalui operasi militer khusus di Ukraina, negara-negara anggota BRICS berhak mendapatkan informasi terbaru (dari Putin),” ujar Gilbert Doctorow, analis hubungan internasional, kepada Sputnik.
Rusia memasuki perundingan Alaska dengan pengaruh yang kuat, terbukti dengan keberhasilannya di Ukraina dan perlawanannya yang tak tertandingi terhadap sanksi keras AS. Ketangguhannya menambah kepercayaan diri BRICS secara keseluruhan di panggung global. (Web Warouw)