BEKASI– Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengunjungi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri Cevest Bekasi hari ini, Rabu 1 Maret 2017. Kunjungan Menaker bertujuan untuk melihat implementasi program 3R BLK yaitu Reorientasi, Rebranding, dan Revitalisasi Balai Latihan Kerja.
Menaker mengatakan, Indonesia saat ini kekurangan tenaga kerja terampil. Pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan menempati posisi ke-7 negara ekonomi terbesar di dunia dengan kebutuhan tenaga kerja terampil berkisar 113 juta. Sedangkan pada tahun 2016 Indonesia baru memiliki sekitar 57 juta tenaga kerja terampil. Hal ini berarti Indonesia harus menciptakan 4 juta tenaga kerja terampil setiap tahunnya.
“Kebutuhan kita untuk tenaga kerja skilled itu jutaan bukan ribuan. Oleh sebab itu saya mengarahkan agar BLK harus fokus jurusannya dan masif memproduksi tenaga kerja,”ujar Menaker di sela-sela kunjungannya.
Menaker menjelaskan, program 3R BLK ditujukan untuk mempercepat proses dan masifikasi produksi sumber daya manusia yang berkompeten di beberapa bidang kejuruan prioritas. Untuk fokus jurusan, katanya lagi, yang harus dipertimbangkan yaitu jurusan yang sesuai dengan sektor yang dikompetisikan di MEA, prioritas pembangunan nasional seperti infrastruktur listrik 35.000MW, destinasi wisata baru, dan sebagainya.Â
“Sehingga output dari pelatihan berbasis kompetensi di BLK semakin besar dan sesuai kebutuhan industri,”katanya.
Untuk diketahui, saat ini terdapat 301 BLK di Indonesia, dari jumlah tersebut 263 BLK tercatat aktif, sedangkan 38 BLK tidak aktif.Â
Ia meyakini, BLK mempunyai kemampuan dan kapasitas untuk kembangkan skema pelatihan kerja dalam menciptakan tenaga kerja kompeten dan berdaya saing global. Menurutnya pelatihan kerja/vokasi menjadi terbosan untuk mengatasi masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, dan pengangguran.Â
Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala BBPLK Cevest Bekasi Edy Susanto mengatakan, jumlah tenaga kerja yang terlatih di tempatnya akan bertambah dalam jumlah signifikan dengan program 3R BLK. Targetnya yaitu 6.256 peserta tiap tahun dari sebelumnya 976 peserta.
“Untuk 3R ini kami akan fokus ke jurusan elektronika dan TIK. Cevest Bekasi juga bekerjasama dengan pihak swasta agar peserta dapat segera terserap di industri,”katanya.
Dalam kunjungannya Menaker melihat beberapa tempat pelatihan seperti workshop mesin dan bangunan, kelas jurusan teknologi informasi, dan jurusan elektronika. Turut mendampingi Menaker yaitu Direktur Jenderal Pembinaan dan Pelatihan Produktivitas Kemnaker Bambang Satrio Lelono beserta jajaran, dan Kepala BBPLK Cevest Bekasi Edy Susanto beserta jajaran.
Kerjasama Singapura
Dalam rangka meningkatkan kualitas Balai Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) milik pemerintah dan swasta, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menjalin kerjasama teknik dengan Singapore Polytechnic dengan dukungan dari Temasek Foundation International.
Penandatanganan kerjasama, dengan judul “Indonesia Quality Training Framework Programme for The Ministry of Manpower of the Republic of Indonesia”, ini berdurasi selama 3 (tiga) tahun mulai dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019, dan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis dan pelatihan.
“Tujuan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kapasitas 150 (seratus lima puluh) orang pejabat dan staf di 13 (tiga belas) Kementerian/Lembaga, dinas provinsi yang membidangi ketenagakerjaan, BLK pusat dan daerah, serta LPK swasta untuk menjadi asesor akreditasi dan master trainer akreditasi guna mendukung implementasi penjaminan mutu melalui akreditasi lembaga pelatihan kerja,” ungkap Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Dirjen Binalattas) Bambang Satrio Lelono seusai acara penandatanganan kerjasama di kantor Kemnaker, Jakarta (2/3).
Dirjen Bambang menambahkan, 60 (enam puluh) orang peserta yang terpilih akan dilatih menjadi Master Trainer yang akan menyusun program serta memberikan pelatihan mengenai implementasi penjaminan mutu melalui akreditasi lembaga kepada 300 (tiga ratus) orang calon asesor akreditasi melalui cascading training yang akan diselenggarakan pada tahun 2018.
“Untuk menghasilkan tenaga kerja berkualitas perlu lembaga pelatihan berkualitas. Untuk mengukur kualitas lembaga pelatihan tersebut, pelu ada assesor yang menilai dan mengarahkan agar lembaga tersebut memenuhi standar sehingga output yang dihasilkan sesuai standar pula,” terangnya.
Menurut Bambang, Kemnaker sekarang sedang fokus mengenjot pelatihan untuk assesor, sehingga menghasilkan master assesor dan tahun depan. Master assesor akan melakukan transfer knowledge sehingga menghasilkan assesor lebih banyak lagi. Harapannya para assesor tersebut bisa tersebar di seluruh Indonesia, meng-asses lembaga pelatihan di daerah nya masing-masing sehingga bisa memenuhi standar secara nasional.
“Kita akan berusaha bekerjasama dengan berbagai negara dan berbagai hal untuk meningkatkan kompetensi dan pelatihan kerja. dengan adanya assesor ini ada penjaminan mutu terhadap lembaga pelatihan kerja di Indonesia,” tambah Dirjen Bambang.Â
Melalui kerjasama ini Temasek Foundation International akan memberikan bantuan tenaga expert berpengalaman di bidang vokasi dari Singapore Polytechnic International untuk memberikan transfer knowledge dan pendampingan dalam implementasi akreditasi lembaga pelatihan di Indonesia.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), dari pihak Kemnaker diwakili oleh Dirjen Binalattas, Bambang Satrio Lelono dengan Member of the Board of Governors of Singapore Polytechnic, Mr. Johhny Tan. Turut dihadiri oleh Sekjen Kemnaker Hery Sudarmanto, Duta Besar Republik Singapura untuk Republik Indonesia, Yang Mulia Bapak Anil Kumar Nayar, CEO Temasek Foundation International Mr. Benedict Cheong dan Associate Director of Programme Management, Temasek Foundation International Mr. Shiran Ali.Â
Sebelumnya, Kemnaker juga telah menjalin kerjasama dengan Singapore Polytechnic dengan dukungan dari Temasek Foundation untuk penguatan manajemen Balai Latihan Kerja melalui bimbingan teknis dan pelatihan manajemen bagi 110 (seratus sepuluh) orang pejabat struktural, ketua jurusan dan para instruktur pelatihan di BLK UPTP serta, program Public Service Innovation untuk penguatan kapasitas pelayanan publik bagi 300 Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kemnaker. (Calvin G. Eben-Haezer)
Â

