Perhelatan IMF-WORLD BANK yang ke 72 di Bali menjadi salah satu sasaran berbagai penyebar berita bohong. Seolah-olah negara berfoya-foya ditengah kesulitan ekonomi dan bencana alam. Peter Gontha salah seorang pengusaha nasional menulis dalam akun facebooknya membantah berita-berita bohong tersebut. Bergelora.com mendapatkannya tulisannya dari seorang wartawan senior Satrio Arismunandar. (Redaksi)
Oleh: Peter Gontha
PERKANANKAN saya share dengan teman-teman facebook mengenai event IMF-WORLD BANK yang diadakan di Bali. Saya agak heran dari mana angka-angka yang didapatkan dari mereka yang posting di sosial media mengenai anggaran TRILYUNAN penyelenggaraan kegiatan IMF-WORLD BANK di Bali. Tulisan ini panjang semoga tidak membosankan.
Menurut informasi, yang saya dapatkan dan dari sumber sangat resmi, anggaran penyelenggaraan untuk IMF-WORLD BANK Bali ini adalah Rp. 855 milyar atau setara US$ 57juta. ternyata sampai saat ini hanya terpakai $37.7 juta Dollar. Apakah $37.7 juta adalah angka fantastis, menurut saya cukup besar, namun kalau diperhitungkan dampak positip yang didapatkan Indonesia angka ini, menurut hemat saya dapat dipertanggung jawabkan.
$37.7 juta hanyalah sebesar 14sen $ per capita. Sebagai salah satu negara yang termasuk 15 ekonomi terbesar didunia, bahkan secara PPP, paritas Daya beli diatas Perancis, yang nota bena nomor7 7 didunia, angka ini sangat kecil. Memang kalau dilihat secara absolute tentunya angka ini besar, namun semua, menurutn saya, harus dilihat secara relatif.
Berlangsungnya perhelatan IMF-WORLD BANK yang ke 72 ini dengan sukses akan membawa nama Indonesia ke dalam kategori Negara Yang Berhasil.
Estimasi peserta luar negeri sebanyak 18.000 orang, dan dalam negeri 13.000 orang selama seminggu, diperkirakan akan memberi kontribusi sebesar $50 – $ 60juta juta pada peningkatan PDB Bali yang sudah berada di 5.9% menjadi 6.5%,– diatas rata rata Indonesia yang adalah 5.4%.
Belum lagi Kontrak dan peluang lain yang akan diciptakan dari pertemuan ini dengan hadirnya MDB’s (Multilateral Development Banks), seperti European Investment Bank, World Bank, Asian Development Bank, Inter-American Development Bank, European Bank for Reconstruction and Development – African Development Bank, Asian Infrastructure Investment Bank, Islamic Development dan lainnya akan membawa dampak yang begitu besar. Uang yang dibelanjakan juga akan diserap oleh ekonomi kita sendiri. bukan dibelanjakan keluar negeri.
Sebagai contoh, pertemuan “Singapura 2006”, pertemuan IMF-Bank Dunia selama seminggu adalah acara global terbesar yang pernah diselenggarakan Singapura pada waktu itu. Diperkirakan bahwa pertemuan tersebut menghasilkan pendapatan setidaknya S$ 170 juta untuk Singapura dalam bentuk kontrak, peluang bisnis, pariwisata dan penerimaan ritel, maupun pengeluaran oleh lembaga keuangan.
Mengapa kita selalu mau mengecilkan diri kita, dan selalu melihat segala sesuatu hanya dari satu sisi. Selalu kita mengeluh kita kalah dari Singapore dan Malaysia, tetapi kalau kita lakukan sesuatu yang besar kita selalu menjelekkan negara kita sendiri.
Kita selalu menghadapi tantangan tantangan berat, Kudeta 1965, Bencana Lombok, Bencana Palu Donggala, Tsunami Aceh, Krisis Keuangan 1998, dan 2008, dsb dsb nya. Tapi karena kerja sama, dan ketahanan Bangsa kita selalu kita mengatasi semuanya. Bangsa kita adaalah justru bangsa besar yang selalu bersatu menghadapi tantangan-tantangan besar, namun ada saja sekelompok orang yang selalu mencoba mematahkan semangat kita. Mengapa? Kita sebarkan energi positip.
Saya mengerti kalau selalu ada orang yang kritis, kita memerlukan mereka juga, supaya ada chek and balance, namun marilah kita bersama membuktikan bahwa mereka salah dengan bekerja sama. Namun kepada yang kritis kita juga mengharapkan mereka memperlihatkan data yang akurat dan objektip.
Kalau saya dianggap menyampaikn HOAX dengan data-data diatas, silahkan laporkan saya ke polisi. Tapi bagi mereka yang menyatakan trilyunan dsbnya, saya mohon objektivitasnya.
Mohon jangan marah dengan tulisan saya ini, Saya hanya bangga dan cinta Negara saya. Dan tentunya karena saya bagian dari panitia penyelenggaraan kegiatan IMF-WORLD BANK di Bali saya bias. Jadi mohon maaf.