JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyatakan pihaknya terus memantau penanganan terhadap korban anak dan perempuan dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. sebanyak 33 anak meninggal jadi korban dalam peristiwa nahas itu.
Menteri PPPA menyatakan bahwa sudah ada penanganan yang baik terhadap para korban insiden yang terjadi selepas pertandingan Liga 1 Indonesia antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10).
“Sudah ditangani dengan baik, dari kami terus memantau bagaimana korban anak dan perempuannya,” kata Bintang kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/10).
Menteri PPPA juga menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak setempat untuk memastikan penanganan baik terhadap korban perempuan dan anak.
“Kami sudah ada pemantauan dan koordinasi dengan dinas pengampu perempuan dan anak. Alhamdulillah sekarang ini sudah penanganan yang sangat baik dilakukan Gubernur (Jawa Timur -red),” katanya.
33 Anak Meninggal
Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat ada 33 anak yang meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu.
“Tiga puluh tiga anak meninggal dunia (terdiri atas) delapan anak perempuan dan 25 anak laki-laki, dengan usia antara empat tahun sampai 17 tahun,” kata Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar di Jakarta, Senin (3/10).
Menurut Nahar, jumlah tersebut merupakan bagian dari 125 korban meninggal dunia berdasarkan data yang dirilis Polri.
Sementara untuk jumlah anak yang dirawat di rumah sakit setempat masih terus dikonfirmasi.
“Kami masih terus melengkapi datanya,” kata Nahar.
Pihaknya bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kabupaten/Kota Malang masih terus berkoordinasi dan berupaya menyediakan data khusus anak yang menjadi korban, sebagai bahan pihak-pihak terkait melakukan intervensi layanan.
Tragedi Kanjuruhan
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, tragedi Kanjuruhan terjadi selepas kericuhan yang pecah selepas Arema kalah 2-3 dari Persebaya pada Sabtu (1/10) malam, di mana sejumlah suporter tuan rumah merangsek masuk ke dalam lapangan setelah pertandingan.
Petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain, ofisial tim, maupun perangkat pertandingan. Kepolisian bertindak jauh dengan melepaskan tembakan gas air mata.
Berdasarkan data dari pihak kepolisian, hingga Minggu (2/10) malam tercatat 125 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut. Data Kementerian PPPA hingga Minggu (2/10 pagi menyatakan terdapat 17 anak berusia 12-17 tahun yang menjadi korban kejadian itu.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan turun memimpin tim investigasi yang dibentuk untuk mendalami peristiwa tersebut.
Sedangkan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyatakan akan mendalami penerapan prosedur tetap terkait penggunaan gas air mata dalam insiden tersebut. (Calvin G. Eben-Haezer)