Sabtu, 12 Juli 2025

Menyenangkan Hati Dan Perasaannya Allah, Tercatat Pada Kitab Kehidupan, Bukan Di Kitab Kebudayaan

Oleh: Toga Tambunan *

ALLAH itu, apakah memiliki hati dan berperasaan kaya’ manusia? Terlontar pertanyaan usil seorang yang sudah lama terbaptis. Dia menanyakannya tentang materi hati itu dalam konteks kalbu atau heart bukan daging atau lever, dengan polos. Dia bukan mengusilkan istilahnya, tapi makna serta esensi.

Dia tekun baca Alkitab, barangkali seorang aktivitas gereja yang menemukan fakta tak sekalipun Allah secara verbal dalam Alkitab menyebut diriNya berhati dan berperasaan. Temuannya itu memang benar!

Lebih dari secara verbal itu, bukti Allah itu berhati dan berperasaan sesungguhnya tampilan keberadaan manusia itu sendiri, berhati dan berperasaan. Bukankah pada kitab Kejadian 1:26 telah tertulis, keberadaan manusia itu duplikasi Allah? Sehingga terbentuk hati dan perasaan pada diri tiap orang, sbb: “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita , supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”

Hati dan perasaan Allah itu jika mistik atau fiktif tentu nihil duplikasiNya pada manusia. Hati dan perasaan manusia itu hidup, merasakan kontak relasi orang terhadapnya dan balik merespon berasal dari rangkaian duplikasi tatanan Allah kepada manusia. Adanya kepekaan manusia sedemikian itu memastikan pula keMaha-Sensitifan Allah berhati berperasaan, merasakan respon dari siapa saja terhadap diriNya.

Komunikasi impartasi transrasional klik on dari atas sehingga berfungsi aktif segenap transistor, atau semikonduktor sistim elektrik dan kimiawi instrumen syaraf, otak, indera, peristaltik pencernaan, gerakan ritmis jantung, paru-paru, ginjal, prostat, empedu, lever, pancreas, limpa, aliran darah, arus napas dan banyak lagi elemen lain dan tak terbilang jumlahnya sel tubuh pada manusia, yang tak tertandingi tehnik kesempurnaannya merupakan bio-ekosistim .

Bio-ekosistim tubuh seseorang ini tak tergantikan tehnologi canggih termutakhir Artificial Intelligence, seiring pula nilainya tak terukur meski pun dengan emas bersatuan ton yang panjang numeriknya tak terbatas.

Bukan hanya bio-ekosistim tubuh dicurahkan impartasi Allah. Justru yang terlebih utama istimewa lagi zoe-ekosistim yakni entitas roh ke dalam diri manusia, diantaranya kemauan, kesadaran, hati dan perasaan yang tadi disebut diatas.

Keserupaan Allah ini terproses pada diri tiap orang yang nilainya tak terukur dan tak tertandingi dengan tehnologi Artifisial Inteligensi tercanggih supermutakhir produksi kapan pun. Betapa pun super canggih, tehnologi Artifisial Inteligensi itu selamanya nir- hati nir-perasaan.

Zoe-ekosistim dan Bio-ekosistim hanya terbayar jika manusia menyenangkan hati dan perasaanNya Allah yang bersyukur kepadaNya di setiap saat beraktivitas apa pun. Tidak ada cara berterima kasih yang lain selain berbuat demikian: menyenangkan hati dan perasaanNya. Nama setiap orang yang menyenangkan hati dan perasaanNya, dipastikan semua akan tercatat dalam kitab kehidupan atas nama bersangkutan tiap orang per orang. “…..Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan “_ (Filipi 4:3b)

Pola dimensi senantiasa menyenangkan hati dan perasaanNya Allah setiap tempo itu berlanjut dinarasikan Allah secara praktis pada manusia berupa Hukum Ke-5, menuntun manusia membudayakan tehnis korelasinya anak – orangtua : “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12). Korelasi yang sama dikehendaki Allah dilakukan manusia terhadapNya.

Budaya menyenangkan hati dan perasaanNya Allah itu, apakah menjadi fokus pengajaran dalam peribadatan jemaat pengakui Yesus itu Tuhan sehingga nama jemaat tercatat dalam kitab kehidupan?

Lebih dari cukup diri manusia itu sendiri penyandang kombinasi bio-ekosistim dan zoe-ekosistim itu pembukti telak menyatakan Allah, Bapa Surgawi itu bukanlah dewa mistik fantastik atau artifisial tak berhati, tak berperasaan itu.

Kitab kehidupan pencatat aktivitas seseorang menyenangkan hati dan perasaanNy Allah, apa pun agamanya, ditegaskan dalam Wahyu 20:12,15, sbb:“12. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu…….15. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

Peradaban di negeri yang mencatatkan masyarakatnya mayoritas Kristen atau Katholik dan hampir semua orang beragama Kristen/Katholik di negri mana saja, terlebih lagi sebenarnya umumnya kebanyakan umat manusia di bumi ini membudayakan pandangan “hepeng do mangatur ngolu portibi on” (“cuan itulah pengatur hidup di bumi ini” ) melingkari tabiat keseharian manusia umumnya, pembangkit imperialisme maupun musuhnya.

Pengajaran yang katanya ilmiah tentang keberadaan asal muasal diri kita dari homo erektus menjadi homo sapiens setangkup dengan teori evolusi tentang keberadaan manusia itu seakan air diruahkan meracuni segala ruang di benak kita. Bergerak, berfikir, bernalar, berkreasi, berinovasi, pokoknya segala aktivitas kita dituntun mengakui argumentasi anthropofis/kedagingan tunduk membebek kesenangan Lucifer.

Manusia beragama yang menyebut nama Allah satu-satunya Tuhan terbelenggu pikiran berhibrid racun teorinya evolusi prakarsa tipu Lucifer.

Kini sudah saatnya manusia menyadari kejahatan tipu tehnikal Lucifer itu, sejak Adam & Hawa berlanjut terus hingga kini terhadap setiap orang sejak dini setelah lahir atau diciptakan Allah.

Kapasitas dahsyat perihal tehnikalnya berbuat sesuatu memang diberikan Allah padanya lebih dari pada ke makhluk sebangsanya malaikat. Tapi tingkah kemauannya substansif menjadi sombong, berasal sepenuhnya murni kreasinya mandiri. Allah memang memberi kemauan bebas pada makhluk ciptaanNya.

Meskipun dahsyat kapasitas tehnikal Lucifer, bisa menjiplak atau mencuri segala hibah Allah bagi manusia, seperti kesehatan, rezeki, keperluan manusia, sebagaimana ditawarkannya kepada Yesus sesaat selesai 40 hari puasa makan; tapi Pribadi Allah, Bapa Surgawi, yang Alfa-Omega itu tak bisa dijiplak apalagi dicuri.

Dalam Jehezkiel 28:2, dengan metafora raja Tirus diterangkan kapasitas tehnikal Lucifer itu: "Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah

_Selanjutnya dijelaskan dalam Yehezkiel 28:17-18 sbb:
“`”Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu
sampai terdapat kecurangan padamu.
Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu”“““

Rohkudus menginsyafkan dalam Efesus 2:2, demikian “Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka”“`

Kotbah rangkaian psychologi, temuan ilmiah tentu baik. Dilengkapi pula jurus ilmiah antropologi, jika dimaksud memperbaiki tabiat interaksi antar manusia, merestrukturisasi perilaku aktivitas nalar, akan sangkut di batok kepala atau mencapai ujung rambut saja, tidak akan dapat berfungsi mumpuni seirama petunjukNya Rohkudus yang bertujuan menginsyafkan manusia menyenangkan hati dan perasaan Allah, Bapa Surgawi dalam konteks melawan Lucifer dalam kekinian zaman Rohkudus dewasa ini.

Rohkudus diutus Tuhan Yesus menginsyafkan manusia agar menyenangkan hati Allah, Bapa Surgawi, membimbing manusia sanggup bertindak jadi anak sempurna tak bercacad tak bercela, yang berkenan bagiNya.

Selagi tercampak dibumi ini imbas dijerat tipu muslihat Lucifer adalah masa transisi manusia di bumi sebelum Lucifer binasa, Tuhan Yesus memahami obyektif pemerasan pemerintahan raja dunia terhadap manusia. Tuhan Yesus menetapkan solusi temporer: ” Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Matius 22:21b). Tindakan begitu menyenangkan hati dan perasaan Allah dalam masa transisi ini yang kemudian perlu penjabaran praktis berlanjut seiring tahapan tindakan Allah membuka meterainya terhadap Lucifer yang ditulis dalam Wahyu.

Bapa Surgawi melimpahkan berkat atau teguran, larangan kepada manusia, demi kebaikan bagi manusia bukan mempersulit kehidupan manusia.

Berbisnis rentenir yang dilarang Allah jika dilakukan seseorang pasti menyakitkan hati dan perasaan Allah.
Manusia itu sendiri berkemauan ironis menuju ke neraka, berkendara bisnis rentenir, atau terima uang sogok, memeras orang meski telah tegas dilarang Allah.

Satu perkara paling menyakitkan hati dan perasaan Bapa Surgawi, yaitu yang terkait perkara uang. Rohkudus merumuskan: Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang . _Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”.
(1 Timotius 6:10). Imperialisme, Sosialisme dan semua prakarsa sosial politik pengkonstruksi peradaban budaya manusia justru bersaing unggul mendinamisasi mobilisasi kapitalisasi cinta uang melebihi tingginya langit.

Ternyata tidak mudah menyenangkan hati dan perasaannya Allah. Jemaat pengakui Yesus itu Tuhan, Penebus dosa Juruselamatnya, ternyata lebih cendrung ikuti kesenangan Lucifer

Allah, Bapa Surgawi itu hidup Alfa – Omega, berhati berperasaan amat sangat peka sangat sayang pada ciptaanNya. Manusia itu ditetapkanNya, seperti biji mataNya.

Maha Sensitif Allah itu juga terhadap orang yang menyakiti hatinya.

Rohkudus tegas menyatakan esa pula Tuhan Yesus yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia. Hanya Yesus utusan Allah tempohari ke dan di dunia, tidak ada yang lain berposisi utusan. Mengakui Yesus adalah Tuhan, bukan formalistik beragama Kristen/Katolik, pasti menyenangkan hati Allah, Bapa Surgawi.

Camkan, keingananmu kelak masuk ke rumah Bapa, Langit Baru Bumi Baru yang kekal, menikmati hidup kekal pasti terkabul tercatat dalam kitab kehidupan, asalkan berjuang keras mengaplikasikan kerinduan menyenangkan hatiNya dan perasaanNya Bapa Surgawi.

Kemuliaan bagi Allah, Bapa Surgawi, Haleluya! Selamat hari minggu.

Bekasi, 08 September 2023.Pe

*Penulis Toga Tambunan, evangelis gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru