Rabu, 2 Juli 2025

Mereka Cuma Bisa Nyinyir Atas Keberhasilan Jokowi Membangun MRT

Presiden Jokowi sedang menumpang MRT beberapa waktu lalu. (Ist)

Seperti biasa,—dibalik sambutan antusias dan optimis masyarakat pada keberhasilan pembangunan MRT (Moda Raya Terpadu), selalu saja ada sekelompok otak kering yang nyinyir,–karena Jokowi lah yang menuntaskan pembangunan yang telah direncanakan puluhan tahun,–sejak abad sebelumnya. Retno Intani, mantan Dewan Pengawas TVRI bersaksi kejadian sebenarnya dari saat direncanakan sampai peresmian MRT oleh Presiden Jokowi minggu lalu. Bergelora.com mencatatnya. (Redaksi)

Oleh: Retno Intani

NYINYIRAN para gerombolan akal busuk nyaring terdengar  dalam dua hari ini, khususnya setelah Jokowi meresmikan pengoperasian Moda Raya Terpadu (MRT). Mereka berusaha sekuat pikiran  mereduksi dan mendelegitimasi peran Jokowi dan Ahok dalam proyek MRT.

Mereka ingin membelokkan sejarah seakan  MRT hanya dimulai dari Gubernur DKI ke 13 Fauzi Wibowo yang akrab dipanggil Foke. Saya pastikan kepada gerombolan akal busuk, saya sebagai saksi, bahwa setelah ide MRT di cetuskan Kepala BPPT, BJ. Habibie tahun 1985 yang elak menjadi Presiden ke 3,– Gubenur DKI Jakarta ke 9, R. Suprapto (1982-1987) lah yang mulai membicarakan dan merencanakan pembangunan MRT itu.

Demikian selanjutnya dengan gubernur-gubernur DKI Jakarta berikutnya, Wiyogo Atmodarminto (1987-1992), Suryadi Sudirja (1992-1997), Sutiyoso (1997-2007), hingga Gubenur DKI ke 13 Fauzi Bowo (2007-2012). Proyek MRT Jakarta hanya selalu dibicarakan dan direncanakan. Ya begitu terus.

Retno Intani. (Ist)

Benar bahwa di jaman Foke telah dibentuk badan hukum PT. MRT. Tapi proyek itu hanya ada di dalam rapat–rapat dan kertas  seperti  terjadi selama puluhan tahun.

Rakyat Jakarta dan Indonesia juga menjadi saksi, baru setelah Gubernur DKI ke 14, Jokowi Widodo bersama wakilnya Tjahaya Basuki Purnama (Ahok ) tahun 2012, Proyek itu sungguh 2 dibicarakan dan direncanakan hingga ke tingkat tehnis dan keuangan serta dieksekusi pada 2013.

Apakah gubernur-gubernur sebelum dan sesudah Jokowi berperan? Secara objektif pasti berperan. Tapi mereka pasti malu mengakui kinerja mereka dalam proyek MRT.  Gubenur-gubernur sebelum tahun 2012 bolehlah menceritakan peran mereka. Tapi saya yakin, isi ceritanya pastilah tentang kesulitan dan kegagalan, serta sejuta alasan lainnya kenapa proyek itu mangkrak puluhan tahun.

Saya percaya proyek MRT tertunda hingga puluhan tahun, bukan karena Gubernur sebelumnya tidak mampu merencanakan dan menghitung tehnis serta keuangan Proyek. Tapi para Gubenur pendahulu itu tidak berani mengambil keputusan politik dan bebas dari tekanan para pemburu rente proyek.

Gubernur-gubernur terdahulu merasa gamang dalam menghadapi  tarik ukur para pemburu rente proyek yang memiliki jaringan-jaringan politik dan kekuasaan masa itu. Praktek semacam inilah yang membuat banyak proyek mangkrak di Indonesia.

Ada kelompok pemburu rente proyek yang sesungguhnya hanya memiliki konsesi ijin tapi tidak memiliki atau tidak mau mengeluarkan uang untuk pelaksanaan proyek. Bahkan banyak ijin yang diperoleh sudah berpindah tangan sebelum proyeksi itu dimulai. Tapi Gubernur Jokowi dan wakilnya Ahok pada 2012, sungguh-sungguh terbebas dari kepentingan dan tekanan para pemburu rente proyek itu.

Itulah kenapa begitu cepat dari akhir 2012 Jokowi- Ahok dilantik memimpin Jakarta, awal 2013  batu pertama pembangunan sudah diletakkan,–dan terus berjalan hingga proyek selesai.

Jadi para gerombolan akal busuk tidak elok berusaha mereduksi dan mendelegitimasi peran Jokowi dan Ahok dalam mengeksekusi proyek MRT.

Apakah gubernur sebelumnya berperan? Ya pasti berperan,–paling tidak mempersiapkan blue print proyek sehingga telah ada dasar untuk membuat keputusan yang lebih akurat di masa kini.  Dan apakah gubernur setelah Jokowi seperti   Ahok, Djarot Syaiful Hidayat sampai Anis Baswedan berperan juga ? Ya pasti berperan mengawal keberlangsungan proyek hingga di resmikan kemarin Minggu, 23 Maret 2019.

Lalu apa yg harus kita banggakan dari seorang Jokowi dengan  proyek MRT? Bagi saya kebanggaannya adalah keberanian dan kekuatannya melawan dan melepaskan diri dan para pemburu rente yang menjerat proyek ini puluhan tahun.

Bagi saya itu mantul dan keren,– kata anak milenial. Badannya memang kerempeng. Tapi keberaniannya melebihi ekspektasi awam. Dan saya percaya dengan pernyataannya bahwa Jokowi hanya takut pada Tuhan.  Begitu kira-kira singkat ceritanya.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru