Jumat, 12 September 2025

Merekatkan Keluarga Yang Hancur Dengan ‘Diamond Cutter’

JAKARTA- Setiap manusia punya masalah sendiri-sendiri.  Ada yang bisa mengatasi masalah, banyak juga yang masih terus dililit masalah. Ada masalah hubungan suami istri, anak-orang tua, masalah dengan orang lain, masalah kesulitan uang, bisnis dan lainnya. Hidup memang adalah soal menyelesaikan masalah. Ketidak mampuan menyelesaikan masalah dapat menimbulkan tekanan, stres bahkan depresi yang mengganggu kesehatan diri. Di bawah ini kesaksian seorang ibu kepada Bergelora.com,–setelah berhasil keluar dari lilitan berbagai persoalan hidup yang melilitnya.

Namaku Mawar. Aku berpisah dengan suami sudah lebih dari 15 tahun lalu. Tapi mantan suami masih bertanggung jawab pada ketiga anakku. Sehingga aku masih harus terus berhubungan dengannya. Pada awalnya, anak-anak malas ngomong sama papanya. Hubungan mereka saat itu kurang baik, sehingga aku harus menjadi pembawa pesan antara mereka. Memang kemauan anak-anak yang waktu itu masih ABG sering berbeda dengan papanya. Kadang kemauan anak berbeda dengan bapak. Kalau mereka berkonflik sering saya terjepit di tengah mereka.

Aku sudah merelakan perpisahan ini. Aku sudah mencoba menjalin hubungan dengan baik dengan mantan suami dan kuarganya yang baru. Diluar saat itu terlihat baik. Tapi, kalau ngomong lebih dari lima menit pasti ujungnya berantem. Ujungnya saya sakit hati.

Puncaknya itu sekitar dua tahun lalu. Tepat sebelum aku mengenal Diamond Cutter ini. Waktu itu anakku yang besar akan menikah. Aku sudah kenal dengan keluarga calon istri anak. Tapi papanya enggak. Setiap aku membicarakan rencana pernikahan anak, selalu kami bertengkar dan aku menangis. Karena kami enggak pernah ada kesepakatan bagaimana bikin resepsi. Sampai akhirnya kita sepakat gak perlu resepsi. Cuma akad nikah saja.

Pantesnya kan adalah keluarga laki melamar keluarga perempuan, tapi lamaran itupun tidak bisa terealisir. Karena waktunya gak pernah cocok. Setiap janjian selalu gak jadi. Untuk seserahan saja bapaknya gak mau. Padahal secara finansial dia jauh lebih baik dari saya. Jadi waktu akad nikah anakku hanya didampingi dari keluargaku sendiri. Sementara dari keluarga perempuan semua lengkap dan banyak. Saya malu karena gak punya kontribusi sama sekali.

Anak-anak tumbuh besar dan aku hidup sendirian. Mereka gak punya waktu untuk aku. Aku merasa sangat kesepian. Sampai kemudian aku diperkenalan dengan Diamond Cutter. Intinya waktu itu aku hanya ingin memperbaiki hubungan dengan anak-anak agar baik kembali. Diamond Cutter mengatakan kalau kita ingin menghilangkan rasa kesepian,  sebaiknya kita mencari dan membantu orang yang merasa kesepian. Diamond Cutter menganjurkan agar aku ke panti jompo. Karena panti jomp berisi orang-orang tua yang ‘terbuang’. Mereka punya saudara, anak tetapi mereka jarang dikunjungi. Ada yang berkunjung beberapa bulan sekali, padahal yang dibutuhkan oleh orang-orang tua bukan hanya cukup makan tapi mereka lebih butuh kasih sayang. Nah aku mulai sering mengunjungi panti jompi secara rutin, bersama teman-teman yang juga mengikuti Prinsip Diamond Cutter.

Biasanya kalau orang ke panti jompo hanya memberikan sumbangan terus pulang. Kami tidak. Selain membawa makanan, kami mencari oma dan opa dan ngobrol dengan mereka. Kadang-kadang kami harus siap dengan kebosanan karena mereka omong berulang-ulang tentang hal yang sama setiap kami datang. Tapi kami mencoba menjalin ikatan hati sehingga oma-dan opa itu tidak kesepian. Seorang Oma bernama Melly merasa aku sebagai pengganti anaknya. Setahun saya melakukan ini dan saya semakin dekat dengannya. Kalau saya tidak datang dia akan cari. Kalau saya gak datang Oma Melly gak mau makan. Setelah saya datang baru Oma Melly mau makan. Dia bawa aku ke kamarnya dan aku temani Oma makan.

Datangnya Perubahan

Sejak  4 bulan aku dekat dengan Oma Melly dan panti jompo itu, anak keduaku berencana akan menikah. Aku sering berdiskusi membicarakan rencana resepsi dengan anak dan mantan suami. Awalnya aku tidak menyadari,– tetapi diskusi dengan mantan berjalan sangat mulus. Sehingga dari perencanaan sampai ke acara pernikahan kami sudah tidak pernah berantem lagi.

Berbeda dengan yang pertama anak pertama yang isinya berantem terus dengan mantan. Pada anak yang kedua ini teman-temanku juga sampai kaget melihat aku dengan mantan suami bersama istrinya bisa duduk bersama-sama. Kami sudah seperti kawan lama saja. Aku juga merasa hubunganku dengan mantan menjadi lebih baik. Kalau ada apa-apa dia sudah bisa cerita. Kami bisa bicara masalah anak-anak. Yang lebih kaget lagi sekarang hubungan anak-anak dengan papanya sudah pulih menjadi baik. Dulu disuruh ketemu aja mereka gak mau.  Sekarang, kadang aku merasa cemburu, karena mereka sekarang dekat banget dengan papanya.

Datangnya perubahan ini tidak terlalu lama. Padahal niatku tadinya belajar Diamond Cutter hanya untuk memperbaiki hubungan dengan anak. Anakku tidak terlalu tahu banyak aktivitasku di panti jompo. Mantan juga tahu sedikit aja dari anak. Mereka tidak tahu saya pergi panti jompo untuk apa. Tetapi ternyata hasilnya luar biasa.

Sampai sekarang kami saling bisa komunikasi dan diskusi. Waktu cucuku lahir, kami bisa ketemu di rumah sakit bareng-bareng.  Mamaku yang tadinya sebel sama diapun sekarang hubungannya kembali baik. Pada hari raya, mantan suami bisa nitipin uang ke anak untuk di kasih ke omanya.

Diamond Cutter mengajarkan give what you want. Berikan apa yang kamu mau, pada orang lain terlebih dahulu. Saat itu keinginanku hanya untuk mengatasi kesepian. Di panti jompo aku memberikan Oma itu apa yang aku inginkan yaitu menemaninya di hari tuanya. Menurut Diamond Cutter, itulah bibit yang aku tanam agar oma tidak kesepian. Bibit itu tumbuh dan tidak lama kemudian berbuah lebat kemana-mana. Buahnya manis sehingga rasa kesepian itupun hilang. Hubunganku dengan anak-anak pulih membaik. Hubungan dengan mantan jadi baik kembali. Mamaku pun kini menjalin hubungan yang baik  dengan mantan suamiku. Keluarga besar yang telah tercerai berai disatukan kembali berkat Prinsip Diamond Cutter.

Aku merasakan pengalaman atas hukum alam. Bahkan Tuhan pun menjanjikan kalau kita berbuat baik pada orang lain maka Tuhan akan memberikan balasannya. Balasannya pasti lebih besar dari yang kita berikan. Semua agama mengajarkan hal ini. Aku menolong Oma Melly menghilangkan kesepiannya,– telah berbalas lebih besar dari yang aku berikan pada Oma itu. Awalnya kami hanya berempat ke panti jompo. Namun setelah semua masalah kami teratasi, semakin banyak orang ke panti jompo. Tentu setelah mereka ikut mempelajari Diamond Cutter.

Orang lain mungkin sudah cukup banyak melakukan perbuatan baik. Namun belum tentu bibit kebaikan itu disemai di lahan yang tepat dan subur. Mungkin juga bibit itu tidak dirawat sehingga tidak bisa tumbuh subur apalagi berbuah. Sehingga perbuatan baik menjadi sia-sia dalam hidupnya karena masalah tidak pernah teratasi.

Diamond Cutter mengajarkan cara menanam dan merawat bibit di lahan yang tepat dan subur. Sehingga dalam waktu singkat mukjijat akan mengatasi berbagai persoalan hidup. Bukan hanya mengatasi persoalan perkawinan. Tapi masalah-masalah sejak kita kecil ingin mendapat nilai yang baik di sekolah. Ketika remaja merasa orang tua tidak mengerti kemauannya. Ketika baru pertama lulus susah sekali mencari kerja. Setelah bekerja belum bisa menemukan pasangan yang cocok, bosan bekerja ingin sukses dalam bisnis sendiri, hingga masa tua yang ingin bahagia dalam keluarga. Prinsip ini bisa dipakai untuk segala usia.

Kini aku bersama teman-temanku bergabung dalam Diamond Cutter Indonesia. Kami ingin berbagi pengalaman kepada semua orang, tentang cara mengatasi masalah seperti yang diajarkan oleh Geshe Michael Roach lewat bukunya, Diamond Cutter dan Karma of Love. Untuk informasi lengkap bisa bergabung di : www.facebook.com/groups/diamonwisdomindo/      (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru